Bagi para penggemar olahraga basket, terutama basket nasional, nama Denny Sumargo tentu sudah tidak asing di telinga. Mantan pemain profesional yang namanya moncer di awal 2000-an hingga medio 2008 ini memang patut diperhitungkan sebagai pemain basket terbaik di Indonesia. Kalau melihat aksinya saat itu di lapangan, hanya akan ada rasa kagum yang diakhiri dengan tepuk tangan sembari geleng kepala. Determinasi dan visi bermain yang ciamik memang terlihat dalam diri Denny Sumargo sebagai pemain basket profesional.
Setelah pensiun dari dunia basket profesional, nama Denny Sumargo bisa dibilang semakin terkenal. Mungkin anak muda sekarang mengenalnya sebagai pembawa acara My Trip My Adventure atau sebagai aktor, bukan pebasket. Ya, wajar, toh dia juga sudah lama pensiunnya.
Beberapa tahun terakhir ini, ia juga merambah YouTube, dengan membuat konten main basket. Dia menjuluki dirinya dengan “pebasket sombong” karena mengacu pada gaya bermainnya yang memang agak sombong.
Konten pebasket sombong ini bisa dibilang sebagai konten basket terbaik di Indonesia saat ini. Mungkin ada yang menganggap ini penilaian subjektif, tetapi kenyataannya memang begitu. Belum ada konten basket lain yang menandingi kualitas konten basket Denny Sumargo.
Sebenarnya saya punya alasan kenapa menobatkan konten tersebut menjadi konten basket terbaik. Pertama, tidak hanya asal main, tetapi konten ini seakan mengalir. Ada script-nya, ada alur ceritanya. Cobalah tonton beberapa videonya, pasti akan paham apa yang saya maksud.
Alasan kedua adalah bintang tamu yang dihadirkan. Sebagai mantan pemain basket profesional, tidak jarang Denny Sumargo mengajak pemain basket profesional, entah yang masih aktif atau yang sudah pensiun untuk tanding satu lawan satu.
Ada Abraham Wenas, Kelly Purwanto, Xaverius Prawiro, Riko Hantono, dan Daniel Wenas. Tentu ini menjadi salah satu hiburan, apalagi di kondisi saat ini, ketika liga basket nasional sedang berhenti. Tidak hanya pemain basket, para figur publik juga pernah ada di konten pebasket sombong. Pandji Pragiwaksono, Uus, Babe Cabita, dan Gilang Dirga pun pernah menjajal satu lawan satu.
Alasan ketiga adalah sosok Denny Sumargo itu sendiri. Sebagai orang yang beruntung pernah menyaksikan si atlet beraksi di lapangan ketika masa jayanya, tentu tidak ada keraguan dalam diri saya ketika mengeluarkan alasan terakhir ini. Mungkin banyak orang yang sepakat dengan pendapat saya. Melihat ia bermain basket lagi, walaupun hanya fun games saja, rasanya seperti nostalgia era IBL/NBL beberapa tahun lalu. Wajar sih, karena dulu dia pensiunnya terlalu cepat, jadi kurang puas saja.
Terbesit pula sedikit harapan dari dalam diri saya bahwa Denny Sumargo akan kembali lagi ke liga profesional. Mungkin satu musim, atau dua musim lagi saja sudah cukup. Ya, meskipun usianya sudah tidak muda lagi untuk ukuran pemain basket, tetapi boleh lah.
Coba saja tonton betapa ngototnya Denny Sumargo ketika melawan Abraham Wenas di konten pebasket sombong. Ketika menonton itu, saya seperti merasa bahwa inilah pebasket yang saya kenal dulu. Ngotot, keras, dan punya determinasi tinggi. Padahal yang dilawan adalah Abraham Wenas, salah satu pemain muda masa depan Indonesia.
Namun harapan hanyalah harapan. Tidak apa-apa, itu juga hanya harapan egois saya sebagai penggemar olahraga basket dan penggemar sosoknya. Setidaknya, ia sudah membuat konten basket terbaik di Indonesia. Tentu tanpa mendiskreditkan pembuat konten basket lainnya. Terima kasih untuk Denny Sumargo sudah memberikan asupan basket yang menyenangkan untuk saya dan banyak orang.
Sumber gambar: YouTube Denny Sumargo
BACA JUGA Nasi Goreng Jadi Menu Sarapan Itu Aturan dari Mana, sih? dan tulisan Iqbal AR lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.