Kok Bisa Ada Orang Tua Bangga Anaknya Jadi Pelaku Bullying? – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Kok Bisa Ada Orang Tua Bangga Anaknya Jadi Pelaku Bullying?

Atanasius Rony Fernandez oleh Atanasius Rony Fernandez
28 Juli 2020
0
A A
bullying perundungan mojok

bullying perundungan mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Bagaimana perasaanmu ketika hampir setiap hari mendapatkan bullying, dipanggil dengan sebutan “gorila cokelat” dan tiba-tiba seseorang menaiki punggungmu saat kau berjalan? Dia cekikikan dan kau pasrah tidak bisa berbuat apa-apa? Sementara usiamu baru menginjak 10 tahun.

Itulah yang saya rasakan sebagai korban perundungan saat duduk di bangku sekolah dasar. Dunia pendidikan, sejujurnya, bukanlah tempat yang benar-benar aman untuk seorang anak yang sedang tumbuh dan masuk ke dalam lingkungan pertemanan. Sejatinya dunia pertemanan anak-anak dan remaja layaknya hutan belantara dan sungguhlah sangat brutal.

Perundungan, atau bullying, ternyata tidak hanya dialami oleh sebagian kecil anak. Perundungan nyata adanya, ribuan bahkan jutaan orang pernah menjadi korban di masa kecilnya. Ada yang berani melawan dan sangat banyak yang tidak bisa berbuat apa-apa. Kemudian aksi bullying itu bakal menyisakan lubang menganga di dada mereka. Dampaknya adalah mental mereka akan mudah jatuh dan rapuh. Kelak di kemudian hari ketika dewasa, lubang itu menghambat mereka dalam hal apapun.

Saya dulu hanya bisa pasrah menerima bullying. Bukan benar-benar tak berani melawan, hanya saja sudah kadung terdoktrin bahwa tidak boleh membalas perbuatan jahat.


Sialnya, tidak membalas bukan malah bikin perundungan lenyap. Perundungan tetap saja terjadi di tempat-tempat lain dan di waktu yang berbeda. Terbaru, Harian Kompas pada Senin, 27 Juli 2020 menurunkan berita berjudul Lagi, Pelajar di Kabupaten Bekasi Jadi Korban Perundungan. Tentu saja kasus itu hanya menambah panjang daftar kasus perundungan yang terungkap. Sekali lagi, yang terungkap. Yang tidak terungkap sangatlah banyak.

Cerpenis Dea Anugerah menulis di Twitter soal perundungan beberapa waktu lalu, banyak orang segera menyambutnya dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing ketika jadi korban bullying. Hal itu membuktikan bahwa perundungan dan para perundung memang ada di sekitar kita, mereka ada di dunia pendidikan. Di tweet itu, Dea memilih jalan kekerasan, yang kemudian sedikit menyadarkan saya, bullying memang seharusnya “dilawan” dengan memberi efek jera.

Udah betul pakai kekerasan kok. Dunia anak-anak SD itu brutal. Sy diejek tiap hari cuma karena nama bapak sy ga lazim. Jadilah hampir tiap hari berantem. Lebih sering kalah dan nangis drpd menang, tapi paling nggak anak-anak setan itu jadi belajar mikir dulu kalo mau ngejek. https://t.co/NBHkOjBAgS

— Dea Anugrah (@wildwestraven) July 11, 2020

Ribuan akun memberi tanda suka dan membalas atau meretweetnya. Rata-rata menceritakan diri mereka sebagai korban perundungan. Tweet itu bikin saya menyesali keputusan saya yang hanya diam saja ketika mengalamnya.

Saya kemudian mengingat-ingat, rata-rata kejadian bullying terjadi di sekolah. Ketika ada perkelahian karena bullying, dan misalnya bully itu kalah atau menangis, yang disalahkan oleh guru adalah anak yang menjadi korban karena bikin pelaku itu nangis. Saya ingat betul ucapan seorang guru saya saat SD, dia bilang: “Kalau diolok, balas dengan olok, jangan malah mukul.”

Padahal dampak ke korban perundungan itu bakal membekas selamanya. Okelah, guru di sekolah tidak bisa mengawasi ratusan atau ribuan siswanya. Masalahnya, perundungan tumbuh subur karena didukung orang tua mereka.

Tidak sedikit saya menemukan orang tua siswa yang malah bangga anaknya jadi anak nakal di sekolah. Mungkin mereka merasa anak mereka jadi makin gagah ketika berbuat nakal semacam itu.

Saya tidak sendirian merasakan kecenderungan seperti itu. Ketika saya coba tulis di status WhatsApp bahwa banyak orang tua yang bangga anaknya nakal atau menjadi perundung, ada beberapa teman yang menyepakati adanya kecenderungan seperti itu. Saya kutipkan utuh chat teman saya di sini:

“Betapa masih banyak yang lebih bangga anak-anaknya jadi brutal pem-bully ketimbang jadi anak yang baik-baik. Anak ‘baik-baik’ selalu identik dengan anak yang lemah,”

Orang-orang tua semacam itu jumlahnya tidak sedikit. Mereka tidak hanya dari kalangan dengan tingkat pendidikan rendah. Orang tua dari pendidikan cukup tinggi juga banyak yang memiliki pola pikir seperti itu. Padahal dampaknya sangat buruk ke anak. Ketika orang tua berseloroh membanggakan anaknya yang nakal, anaknya akan berpikir itulah tindakan yang benar.

Kemudian si anak perundung itu akan terus melakukan perbuatan yang sama ke anak yang lain. Akhirnya praktik perundungan tumbuh subur. Apalagi ketika korban tidak melawan dan hanya bisa pasrah. Orang-orang dewasa saat ini yang tidak pernah menjadi korban perundungan atau dulunya sebagai perundung, pasti akan bilang teman mereka tidak marah kok kalau cuma sekadar dibilang gemuk atau kerempeng atau olokan lainnya. Heiii, bukan tidak mempermasalahkannya. Tapi saat itu mereka tidak berani melawan dan tidak berani bersuara.

Orang tua sejatinya menjadi sekolah perdana anak. Orang tua adalah role model tumbuh kembang anak dalam hal sikap dan mental. Maka seharusnya sebagai orang tua menjadi teladan dan guru agar anak-anak tidak menjadi perundung. Jangan malah cuma ikutan bikin postingan menolak perundungan ketika ada kasus yang lagi heboh di media sosial. Padahal di kehidupan sehari-hari mendukung anaknya sendiri yang jadi perundung ke teman-temannya. Duh…

BACA JUGA Derita Jadi Cowok Kurus: Pakai Fashion Apa pun Tetep Aja Nggak Keren! dan tulisan Atanasius Rony Fernandez lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.


Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2020 oleh

Tags: Anak-AnakbullyingPerundungan
Atanasius Rony Fernandez

Atanasius Rony Fernandez

Artikel Lainnya

Mendukung Doxing, Merayakan Kebodohan

Mendukung Doxing, Merayakan Kebodohan

7 Mei 2022
4 Fakta tentang Ijime, Perenggut Kebahagiaan Anak-anak di Jepang

4 Fakta tentang Ijime, Perenggut Kebahagiaan Anak-anak di Jepang

21 Maret 2022
Stop Menakuti Anak dengan Bilang 'Nanti Disuntik Dokter', Nggak Bener Itu!

Stop Menakuti Anak dengan Bilang ‘Nanti Disuntik Dokter’, Nggak Bener Itu!

28 Januari 2022
Katanya, Anak-anak di Jepang Itu Sangat Mandiri terminal mojok.co

Katanya, Anak-anak di Jepang Itu Sangat Mandiri

21 November 2021
Kiwil glorifikasi pernikahan ketidaksetaraan

Jangan-jangan, yang Dinyinyirin Billie Eilish Selama Ini Adalah Kiwil

16 Oktober 2021
smart shaming

Smart Shaming, Perundungan terhadap Orang Pintar yang Blas Ra Mashok!

11 Oktober 2021
Pos Selanjutnya
nasi goreng di jogja pakem wonosari tegal jawa timur ciri khas mojok.co

Mengidentifikasi 3 Jenis Nasi Goreng di Jogja: Pakem Wonosari, Tegal, dan Jawa Timuran

Terpopuler Sepekan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

18 Mei 2022
4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja Terminal Mojok.co

4 Alasan Surabaya Nggak Bisa Diromantisasi Layaknya Jogja

19 Mei 2022
10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan Terminal Mojok

10 Lagu Bahasa Inggris dengan Lirik yang Mudah Dihafal dan Dinyanyikan

2 Januari 2022
Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini Terminal Mojok.co

Sebagai Orang Magelang, Saya Menuntut Adanya Malioboro di Kota Ini

16 Mei 2022
Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Makjang Terbaik Sepanjang Masa

17 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara Starbucks Membuat Orang Tertarik Beli meski Tahu Harganya Mahal

13 Mei 2022

Dari MOJOK

  • Sultan Lantik Pj Walikota Jogja dan Pj Bupati Kulon Progo
    by Yvesta Ayu on 22 Mei 2022
  • 46 Tahun PSS Sleman: Masuk Dunia Metaverse tapi Manajemen Masih Lelet 
    by Gusti Aditya on 22 Mei 2022
  • Mie Ayam Om Karman, Filosofi Meja Terisi, dan Semangat Perantau Wonogiri
    by Hammam Izzuddin on 22 Mei 2022
  • Jelang Pilpres 2024, Jokowi Minta Projo Jangan Kesusu Munculkan Nama
    by Yvesta Ayu on 21 Mei 2022
  • Rumah Hantu Malioboro dan Alasan Orang-orang Suka Sesuatu yang Horor 
    by Brigitta Adelia Dewandari on 21 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=GwazDvZPZ_Q&t=619s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In