Pengalaman Dikejar Sapi saat Berkunjung ke Wonogiri – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Pengalaman Dikejar Sapi saat Berkunjung ke Wonogiri

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
2 Juni 2020
0
A A
pengalaman anak-anak dikejar sapi saat main ke wonogiri mojok.co

pengalaman anak-anak dikejar sapi saat main ke wonogiri mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sudah lama saya tidak pulang ke Wonogiri, tepatnya di kawasan Baturetno, kampung halaman Bapak. Biasanya saya dan keluarga mudik satu tahun sekali ke sana untuk melepas rindu juga bertemu sanak famili.

Tahun ini, karena ada larangan mudik dari pemerintah guna mencegah penyebaran virus corona, saya dan keluarga mengurungkan niat untuk bertandang ke Wonogiri. Menunda keberangkatan hingga situasi kembali kondusif.

Karena belum bisa bertegur sapa secara langsung dengan para saudara di Wonogiri, akhirnya percakapan berlangsung lewat video call. Kami ngobrol ngalor-ngidul. Lebih banyaknya bercanda sambil nostalgia. Sampai akhirnya salah satu saudara bertanya kepada saya.

“Mas Seto, inget nggak kamu pernah dikejar sapi waktu ke sini (Wonogiri) kelas 2 SD?”


Alamak. Betul, saya pernah dikejar sapi saat kelas 2 SD. Sialnya kok mereka masih ingat momen saya dikejar sapi. Betul-betul pengalaman mendebarkan sekaligus aib yang memalukan bagi saya. Ya, walaupun ada lucunya juga, sih.

Begini ceritanya.

Tiap kali berkunjung ke Wonogiri, saya hampir selalu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk eksplor sekitaran rumah simbok, panggilan saya kepada nenek. Tempatnya begitu sunyi dan banyak sekali tempat bermain. Entah ladang, bukit, atau berkunjung ke kebun. Meski terkenal panas dan gersang, minim curah hujan, tanah di Wonogiri terbilang subur. Karena cuaca yang terbilang panas dan di rumah simbok tidak ada kulkas, saya kesulitan untuk minum air dingin yang pasti terasa menyegarkan ketika melewati kerongkongan di cuaca panas Wonogiri.

Kala itu, akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke warung yang jaraknya ratusan meter dari rumah simbok untuk membeli es teh dan batu es. Saya pergi dengan dua saudara saya. Kami pergi menjelang magrib, sependek ingatan saya, sekira 17.45. Langit sudah berubah warna menjadi oren dan tampak cerah.

Ibu sempat mengingatkan kami untuk tidak pergi menjelang maghrib. Ibu bilang bahaya, pamali. Sering kali terjadi hal yang tidak diinginkan jika memaksa pergi menjelang magrib. Kami mengabaikan wejangan Ibu dan tetep kekeuh untuk pergi ke warung. Demi sebongkah batu es, juga jajanan lainnya.

Setibanya di warung, kami langsung membeli jajanan yang diinginkan. Tapi setelah itu, bukannya langsung pulang, kami malah berkunjung ke kandang sapi yang ada di sebelah warung. Karena ada beberapa pangan sapi, kami juga malah iseng memberi makan terlebih dahulu, padahal langit sudah semakin gelap. Bahkan, di beberapa musala, azan Magrib sudah berkumandang.

Terlihat beberapa warga masih berada di luar dan teras rumah masing-masing. Ada yang masih bersantai, ada pula yang bergegas salat Magrib.

Setelah merasa cukup, kami langsung membelakangi kandang sapi tersebut dan berjalan menuju ke rumah.

Tidak lama, saya mendengar seorang warga berteriak, “MAS! AWAS DI BELAKANGMU ADA SAPI!”

Ketika saya menengok ke arah belakang, sapi sedang lari ke arah saya. Dua saudara saya langsung menghindar, dalam keadaan panik, saya berlari di garis lurus. Secepat kilat, sebisa mungkin menghindar dari tandukan sapi. Saya dikejar cukup jauh. Bagi saya yang kala itu masih 2 SD, kejadian itu bikin takut setengah mampus.

Akhirnya, sapi yang mengejar saya menyerah. Lebih tepatnya berhasil ditangkap kembali oleh pemiliknya, yang ternyata lari dengan cepat mengejar sapi. Dua saudara saya tertawa terbahak-bahak lalu berkata, “Untuk anak kelas 2 SD, larimu cepet buanget!” setelah berkata demikian, mereka melanjutkan lagi tawa mereka. Bajingan, memang.

Beberapa warga yang ada di luar pun tertawa terbahak-bahak. Adegan saya yang dikejar sapi seakan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka. Saya masih ingat, sebagian dari mereka berteriak dari jauh, “Mangkanya, kalau mau main sapi, jangan pakai kaos merah, Mas! Sapinya jadi marah!”

Memang, waktu itu saya sedang memakai kaos berwarna merah. Meski saya masih kecil, tapi, saya tahu betul mana sapi dan mana banteng. Hewan mana yang akan agresif ketika melihat sesuatu berwarna merah.

Atau, mungkin betul mitos yang disampaikan oleh Ibu? Jangan keluar di waktu maghrib (kecuali ingin salat di musala/masjid), nanti bisa-bisa malah mengalami kejadian yang tidak diduga. Hadeeeh. Entahlah. Yang jelas saya kapok. Nggak mau lagi dikejar sapi. Capek, malu, dan bikin pegel kaki!


BACA JUGA Pengalaman Saya Menggembel: Dari Nyolong Gawai sampai Ditolong Pengamen dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Juni 2020 oleh

Tags: Anak-AnaksapiWonogiri
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

Artikel Lainnya

Stop Menakuti Anak dengan Bilang 'Nanti Disuntik Dokter', Nggak Bener Itu!

Stop Menakuti Anak dengan Bilang ‘Nanti Disuntik Dokter’, Nggak Bener Itu!

28 Januari 2022
bukit cumbri

Bukit Cumbri, Tempat Melepas Penat di Atas Awan Wonogiri

18 Desember 2021
Katanya, Anak-anak di Jepang Itu Sangat Mandiri terminal mojok.co

Katanya, Anak-anak di Jepang Itu Sangat Mandiri

21 November 2021
5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat terminal mojok

5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat

27 Oktober 2021
enid blyton lima sekawan mojok

Lima Sekawan, Buku yang Berjasa Memberi Warna Indah pada Dunia Anak

22 Agustus 2021
juliari batubara badut jalanan sedih tawa mojok

Mentertawakan Permohonan Bebas Juliari Batubara, si Paling Menderita

10 Agustus 2021
Pos Selanjutnya
khofifah indar parawansa gubernur jawa timur risma tri rismaharini wali kota surabaya sinetron konflik mobil tes pcr wabah corona mojok.co

Konflik Khofifah-Risma Adalah Contoh Sinetron yang Baik

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
pengalaman anak-anak dikejar sapi saat main ke wonogiri mojok.co

Pengalaman Dikejar Sapi saat Berkunjung ke Wonogiri

2 Juni 2020

Dari MOJOK

  • Dubes Palestina: Perjuangan Melawan Israel Dilanjutkan Anak-anak Muda
    by Arif Hernawan on 17 Mei 2022
  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In