Saya suka heran, kenapa Kabupaten Klaten jarang masuk ke dalam daftar tempat pensiun paling ideal. Padahal menurut saya, salah satu kabupaten di Jawa Tengah ini lebih layak sebagai tempat menghabiskan masa tua daripada Jogja. Kota Pelajar yang mulai berkurang kenyamanannya itu selalu saja menduduki peringkat satu dalam survei tempat pensiun ideal.
Kalau kalian sepakat dengan kebanyakan hasil survei itu, saya sarankan untuk merenungkan ulang. Selain itu, saya sarankan juga agar kalian mampir ke Klaten. Jaraknya nggak jauh dari Jogja kok, hanya sekitar 40 km ke sisi timur Jogja.
Sedikit gambaran, Klaten adalah daerah kecil yang diapit oleh dua kota besar, yakni Jogja dan Solo. Jarak Klaten ke Jogja dan Jarak Klaten ke Solo, masing-masing kurang lebih sekitar 40 kilometer. Jarak itu bisa ditempuh dalam waktu sekitar satu jam perjalanan. Letaknya yang berada di tengah dua kota besar menjadikan Klaten punya nilai plus bagi para pensiunan. Kok bisa?
Daftar Isi
Klaten daerahnya asri, jauh dari hiruk-pikuk kota besar
Bayangkan saja, di Klaten para pensiunan bisa tinggal di daerah yang masih asri dengan suasana pedesaan, hamparan sawah luas, dan pepohonan. Bagi para pensiunan, daerah seperti ini adalah idaman. Ketika usia sudah tidak lagi muda, tempat tinggal dengan suasana pedesaan yang tenang dan damai menjadi salah satu pertimbangan.
Akan tetapi, itu bukan berarti para pensiunan tidak membutuhkan hiburan atau refreshing ke kota. Mereka tetap perlu sekali-kali merasakan hawa perkotaan entah untuk memenuhi kebutuhan atau mencari suasana lain. Nah, di sinilah letak keunggulan Klaten. Daerah ini tidak begitu jauh dari perkotaan, cukup menempuh maksimal satu jam untuk ke Jogja atau ke Solo. Akesenya pun mudah, bisa menggunakan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
Asal tahu saja, dari Klaten ke Solo dan Jogja bisa menggunakan KRL rute Solo Jogja. Di Klaten ada 5 stasiun yang aktif beroperasi yakni Stasiun Delanggu, Stasiun Ceper, Stasiun Klaten, Stasiun Srowot, dan Stasiun Brambanan (Prambanan). Keberadaan KRL dan stasiun-stasiun tersebut memudahkan warga Klaten pergi ke Solo atau Jogja, dan juga memudahkan warga luar menuju ke Klaten.
Tidak ada kemacetan di Klaten
Di Jogja, macet mungkin menjadi salah satu masalah yang mulai mengkhawatirkan. Kemacetan di beberapa titik jalan bahkan tidak hanya terjadi di akhir pekan, tapi juga di hari-hari biasa. Jalanan di Kota Pelajar itu memang mulai sesak, tampak tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang terus bertambah.
Saya rasa kondisi macet semacam itu bukanlah hal yang diinginkan para pensiunan. Bayangkan saja, pensiunan yang cenderung menyukai kedamaian harus berhimpitan, berbagi ruang dengan pengguna jalan yang lain. Kalau seperti itu, bukannya ketenangan yang didapat, tapi malah stres.
Kondisi semacam itu mungkin akan jarang kalian temui di Klaten. Bukannya di Klaten tidak ada macet sama sekali ya, tetap ada kemacetan kok di titik dan waktu tertentu. Apalagi kalau ada insiden-insiden tertentu seperti kecelakaan lalu lintas, perbaikan jalan dan lain-lain. Namun, itu semua tidak memakan waktu lama. Level kemacetannya tidak bisa mengalahkan Jogja.
Klaten minim klitih, jalanan jauh lebih aman
Keamanan menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang ketika memilih tempat pensiun. Saya rasa Jogja sudah nggak lagi memenuhi kriteria penting itu. Masih ingatkan bagaimana Klitih menjadi momok jalanan Jogja. Apalagi aksi kriminal ini semakin tidak pandang bulu, siapa saja bisa jadi korbannya.
Nah, kalau pensiun di Klaten, kalian akan terbebas dari bayang-bayang klitih. Jalanan dan lingkungan di Klaten relatif lebih aman. Kalaupun ada tindak kriminalitas, kasusnya sangat minim. Itu mengapa warganya merasa aman-aman saja ketika meninggalkan rumahnya dalam keadaan kosong baik di siang maupun malam hari.
Baca halaman selanjutnya: Hidup lebih hemat, harga …
Hidup lebih hemat, harga bahan makanan murah
Harga makanan di Klaten cenderung lebih murah kalau dibandingkan dengan Jogja. Asal tahu saja, Klaten adalah daerah pemasok bahan pangan. Sebut saja beras, Klaten punya beras Delanggu yang kualitasnya sudah nggak diragukan lagi. Luas dan suburnya lahan pertanian pertanian di sana menjadikan Klaten sebagai lumbung bagi daerah-daerah di sekitarnya.
Selain bahan makanan yang relatif murah dan berkualitas, kuliner di Klaten sangatlah terjangkau. Kalau memang sedang malas mengolah makanan sendiri, kalian bisa jajan kuliner yang ramah di kantong dan tetap nikmat di lidah. Misal, Sop Ayam Pak Min, Garang Asem di RM. Bu Salamah, Sate Kambing Pak Kamto Jatinom, Nasi Trancam dan Ayam Goreng di RM. Bu Mayar, serta Soto Mbok Dele.
Jangan lupa mancing dan makan ikan di kawasan pemancingan Janti. Semuanya wajib kalian cicipi, rasanya tidak akan mengecewakan. Dan semua harganya ramah di kantong. Pokonya, warga Klaten tidak perlu perlu jauh demi memanjakan lidah dan perut.
Tidak perlu jauh-jauh untuk berwisata
Ketika sudah berumur, berpergian jauh menjadi tantangan. Kondisi tubuh yang tidak lagi fit seperti masa muda menjadikan perjalanan jauh perlu lebih banyak persiapan. Itu mengapa banyak pensiunan lebih memilih untuk bepergian di dalam kota saja.
Nah, kalau tinggal di Klaten, para pensiunan tidak perlu menempuh perjalan jauh demi healing. Ingat, Klaten punya sebutan Kota Seribu Mata Air dan Kota Seribu Candi. Ini bukan sekadar julukan, nyatanya daerah itu memang punya banyak spot mata air dan candi.
Ini saya sebutkan beberapa wisata mata air dan candi yang ada di Klaten ya: Candi Plaosan, Candi Sewu,Candi Sojiwan dan lain-lain. Untuk Objek wisata air ada Umbul Ponggok, Umbul Manten, Objek Wisata Mata Air Cokro dan lain-lain.
Ada juga objek wisata Rowo Jombor, di mana kita bisa naik perahu rakit mengelilingi rawa. Selain itu kita juga bisa melihat sunset dari lokasi rawa ala anak-anak kekinian. Bagus sekali pemandangannya. Masih banyak objek wisata lainnya di Klaten yang layak dijadikan sebagai tempat piknik, healing, dan melepaskan penat dari rutinitas sehari-hari.
Klaten tidak banyak pendatang, nggak seperti Jogja
Banyak yang mengandaikan Jogja adalah miniaturnya Indonesia. Itu karena daerah ini menjadi tujuan warga dari berbagai daerah untuk melanjutkan pendidikan dan berwisata. Sudah menjadi rahasia umum kalau daerah ini punya banyak sekolah dan perguruan tinggi berkualitas. Selain itu, Jogja juga punya beragam wisata yang menarik.
Banyaknya pendatang bak pisau bermata dua. Di satu sisi menguntungkan karena bisa menggerakkan roda perekonomian. Di sisi lain, pendatang menimbulkan kepadatan dan rentan terjadi konflik sosial.
Kondisinya jelas berbeda dengan Klaten. Kota dengan slogan Klaten Bersinar ini tidak didatangi banyak orang seperti Jogja. Klaten lebih banyak dihuni oleh penduduk lokal yang ramah dan masih mempunyai kepedulian yang tinggi antar sesama penduduknya. Itu mengapa daerah mungil ini lebih memungkinkan terhindar dari beberapa masalah khas perkotaan seperti kepadatan penduduk dan konflik sosial.
Di atas beberapa alasan yang membuat Klaten lebih ideal menjadi tempat pensiun daripada Jogja. Sekarang, saatnya kembali menyemangati diri mempertebal pundi-pundi dana pensiun. Mari kita sama-sama semangat untuk mengusahakan Klaten itu.
Penulis: Fitri Handayani
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.