Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kita Tak Butuh Ucapan Turut Berduka Cita dari Pejabat, Kita Butuh Aksi Nyata Mereka!

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
3 Oktober 2022
A A
Kita Tak Butuh Ucapan Turut Berduka Cita dari Pejabat, Kita Butuh Aksi Nyata Mereka!

Kita Tak Butuh Ucapan Turut Berduka Cita dari Pejabat, Kita Butuh Aksi Nyata Mereka! (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam tiap duka, ada yang mencari celah untuk bersuka cita. Begitulah yang saya lihat dari bertebarnya ucapan turut berduka cita dari para pejabat untuk merespons Tragedi Kanjuruhan. Saya tahu niat mereka baik, mereka ikut berduka. Tapi, saya juga tahu, bahwa niat baik mereka juga diikuti oleh niat yang kita semua tahu: menaikkan elektabilitas.

Semua berlomba-lomba menunjukkan dukanya. Lewat gestur, lewat kata, semua disampaikan dalam postingan-postingan. Padahal, mereka punya kekuatan untuk mendesak pemangku jabatan yang berwenang untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya, sebaik-baiknya.

Saya bisa dibilang meragukan ketulusan mereka. Sebab, pola tersebut selalu berulang. Tragedi terjadi, ucapan turut berduka cita bertebaran, sudah. Tak ada follow up yang jelas, tak pernah ada tekanan berarti ke pihak-pihak yang (sebenarnya) bertanggung jawab.

Jujur saja, ucapan turut berduka cita dari pejabat itu nggak perlu-perlu amat. Duka itu keharusan. Maksudnya adalah, manusia normal pasti berduka, bersimpati, dan berempati saat ada tragedi kemanusiaan yang terjadi. Tak perlu diucapkan, semua orang merasakan pedih yang sama. Harusnya.

Yang dibutuhkan justru adalah penyelesaian yang benar. Benar dalam arti, prosedurnya benar, hasilnya pun benar. Nah, inilah yang diminta banget dari pejabat-pejabat tersebut: bukan ucapan turut berduka cita, tapi tekanan ke pihak-pihak yang berkaitan.

Mereka itu pejabat, jelas punya jalur ke pejabat-pejabat lain. Diskusi tentang isu-isu yang ada itu penting. Selain jalur, mereka punya kekuatan dan pengaruh. Dengan menekan pejabat-pejabat tersebut, penyelesaian bisa lebih cepat, dan harapannya, tepat.

Ucapan turut berduka cita itu penting, saya tahu itu. Cuman, untuk apa ikut berduka jika tak ada follow-up yang jelas. Hanya berduka, lalu selesai. Apa gunanya?

Kalau orang-orang, akhirnya nyinyir dengan ucapan tersebut, ya nggak kaget. Sebab, nyatanya, sampai sekarang, kita nggak melihat sama sekali adanya tindakan lanjutan. Ucapan turut berduka cita selalu muncul dari orang yang belakangan ngebet menang pemilu (mengingat tahun pemilu makin dekat), plus orang yang sedang memangku posisi penting. Tapi, hanya berhenti di ucapan. Setelah itu, ya nggak ada. Mereka fokus kampanye lagi, atau nggak bantu apa-apa.

Baca Juga:

Mobil Dinas Pejabat Itu Memang Harus Mahal, kalau Bisa, Pilih yang Paling Mahal Sekalian

Negara Bisa Hemat Lebih dari Rp2 Triliun kalau Mobil Dinas Pejabat Ditiadakan

Saya sebenarnya malas membahas template ucapan duka cita. Namun, sepertinya kurang jika nggak dibahas.

Ucapan turut berduka cita yang lebih kerap dipenuhi foto pejabat yang besar. Itu saja sudah jelas menunjukkan bahwa mereka kepedulian mereka akan tragedi lebih kecil ketimbang keperluan mereka menarik massa. Kalau memang berduka, tak perlu sebenarnya memasang wajah mereka. Nggak nyambung, plus nggak peka. Kalau akhirnya orang-orang nggak peduli dengan ucapan tersebut, nggak kaget. Ya apa yang mau dipedulikan dari foto pejabat?

Saya pikir, ucapan-ucapan dari pejabat ini, kalau memang nggak bisa menahan diri, baiknya tahu diri saja. Ya kalau masih pengin masang foto, coba pasang tapi kecil aja. Orang tetap ngeh kok. Pasti ngeh, pasti.

Jadi, ketimbang dimaki orang dan malah tanpa sadar menurunkan elektabilitas diri sendiri, saya pikir lebih baik menahan diri. Atau, kalau perlu, kalian sewa orang yang paham betul untuk membangun citra di dunia maya. Biar kalian tahu, kalau apa yang kalian lakukan selama ini, alih-alih membangun nama, justru mengubur citra diri kalian, terbenam ke tanah, dan tak bisa dipandang baik.

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Selamat Datang di Kolam, Prabowo, Raja Cebong Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Oktober 2022 oleh

Tags: duka citaPejabatpolitisiucapan
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

Terima Kasih Pak Jokowi Telah Melarang Pejabat dan ASN Buka Puasa Bersama

Terima Kasih Pak Jokowi Telah Melarang Pejabat dan ASN Buka Puasa Bersama

26 Maret 2023
Cara Cepat Jadi Pejabat Adalah dengan Jualan Martabak MOJOK.CO

Cara Cepat Jadi Pejabat Adalah dengan Jualan Martabak

19 Juli 2020
Bisakah Kita Menikmati Musik Tanpa Peduli Pilihan Politik sang Musisi? (Pixabay.com)

Nggak Ada Masalah Musisi Terjun ke Dunia Politik, asalkan…

4 Maret 2023
‘Before The Flood’, Film Perubahan Iklim yang Wajib Ditonton Politisi Indonesia terminal mojok.co

‘Before The Flood’, Film Perubahan Iklim yang Wajib Ditonton Politisi Indonesia

25 Februari 2021
Hari Ibu, Perayaan Penuh Cinta yang Harusnya Jadi Ajang Introspeksi Seorang Anak

Hari Ibu, Perayaan Penuh Cinta yang Harusnya Jadi Ajang Introspeksi Seorang Anak

22 Desember 2023
Cerita Lain Evakuasi Banjir yang Dijadikan Sarana Cari Muka Pejabat

Satu Cerita dari Evakuasi Banjir Tangerang

4 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.