Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Kita Perlu Belajar Dari Kasus SM dan Anjing Masuk Masjid

Novy Eko Permono oleh Novy Eko Permono
3 Juli 2019
A A
anjing masuk masjid

anjing masuk masjid

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tidak habis pikir ketika membaca sebuah berita. Seorang perempuan berinisial SM yang masuk Masjid Al Munawaroh Sentul City sambil membawa anjing dan tanpa melepas alas kaki viral di media sosial. Kini dilaporkan oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atas dugaan pensitaan agama ke Polres Bogor.

Yah, meskipun sudah sesuai dengan koridor hukum. Tidak pakai acara demo sampai berjilid-jilid. Pelaporan tersebut patut disayangkan. Soalnya menurut pengakuan keluarga, SM mempunyai riwayat gangguan kejiwaan.

Saya jadi heran. Logika seperti apa yang dipakai ketika melaporkan orang yang diduga mengalami gangguan jiwa atas dugaan penistaan agama. Kegilaan seperti apa lagi ini.

Kita akhir-akhir seperti mudah tersinggung. Ketika katakanlah simbol-simbol agama diusik. Padahal pemaknaan atas simbol-simbol agama masih debatable.

Lagipula agama tak harus selalu disimbolkan secara kaku berupa hukum syariat, ritus-ritus peribadatan dan tempat ibadah belaka. Tapi bisa juga kok dimaknai dengan senyum, gelak tawa dan kegembiraan. Kegembiraan dalam beragama penting dihadirkan untuk membawa kita menjadi lebih cair dan kembali menemukan watak-watak kemanusiaan yang alami.

Sebab dengan bergembira, kita sama-sama menjadi manusia yang sebenarnya. Yang membutuhkankan tawa, canda, aman, dan nyaman secara bersama.

Tapi anehnya, dengan akses infomasi yang sudah sedemikian terbuka. Masyarakat kita seolah menjadi semakin koservatif ketika menghadapi permasalahan yang berbau agama. Selalu mengkaitkannya dengan dugaan penistaan agama. Apa dengan itu kemudian kita semakin religius? Tidak.

Menjadi konservatif dalam agama tentu bukan sesuatu yang salah. Maksud saya, yang menjadi problem jika posisi ini membuat kita menegasikan orang atau kelompok lain sebagai salah, dan di luar golongannya.

Baca Juga:

Belajar Digital Marketing dari Blunder Holywings: Viral Bukan Berarti Cuan

Indonesia pun Patut Bersyukur karena Punya Privilese Edukasi Hukum dari ‘Sidang Kopi Sianida’

Beragama tidak perlu sepaneng—tegang. Yang santai-santai saja tapi tidak mengurangi esensi. Tengoklah akun-akun garis lucu itu seperti @NUgarislucu, @MuhammadiyahGL. Mungkin sekilas terkesan ‘receh’ dan menggelikan, tetapi punya peran besar terhadap dialog antariman dan melunturkan kecurigaan berbasis pandangan keagamaan.

Menghadirkan kegembiraan inilah yang seharusnya dilakukan setiap orang dan kelompok keagamaan. Sebab hadirnya agama bukanlah membawa ketakutan, tapi justru harus bergembira dan menggembirakan orang lain.

Dalam khazanah Islam, misalnya para sufi mengajarkan laku beragama dengan ilmu tasawuf melalui dzikir dan laku suluk. Untuk menjaga kelembutan hati dan mengolah kepekaan batin agar tidak mudah marah. Melalui laku tasawuf seseorang dilatih menaklukkan diri sendiri, mengendalikan nafsu amarah sehingga mampu bersikap tegas tanpa kekerasan, menaklukkan tanpa kebencian.

Selain itu, para sufi juga menggunakan cara humor untuk menjaga hati agar tidak mudah larut dalam kemarahan. Di dunia sufi, humor tidak saja berfungsi sebagai sarana menertawakan diri sendiri untuk mengikis kesombongan diri, tetapi juga sarana bercermin dan menanamkan nilai kearifan. Dalam hal ini kita bisa melihat kisah-kisah Nasrudin Hoja, Abu Nawas yang bernuansa humor tapi sarat makna.

Melalui laku dan nilai-nilai tasawuf ini ajaran Islam bisa diekspresikan secara arif dan penuh kesejukan tanpa kehilangan ketegasan. Tasawuf juga bisa menjaga muatan spritual dalam beragama sehingga tidak mudah terjebak dalam penjara  teks dan berhala simbol. Beragama tanpa kearifan inilah yang memunculkan sikap kering, keras dan kaku yang membuat pemeluk agama menjadi mudah marah, mudah memusuhi dan suka membenci.

Jika agama diekspresikan dengan kemarahan dan kebencian maka agama akan mengalami distorsi dan disfungsi. Bisa dikatakan orang-orang yang mengekspresikan agama dengan sikap marah dan membenci, menebar rasa permusuhan terus menerus dan selalu membuat keresahan itulah yang justru menista agama.

Tak ada agama yang baik kecuali yang dijalankan, diekspresikan secara baik oleh pemeluknya sehingga membawa kemaslahatan dalam kehidupan nyata. Sebaik apapun agama jika dijalankan secara culas, jahat, penuh amarah, dan kebencian, maka agama tersebut akan terlihat jahat dan culas.

Rasulullah pun dalam kisah yang mashyur tentang orang Baduy yang mengencingi pojokan masjid justru melarang reaksi sahabatnya yang berlebihan dan membiarkan si Baduy menuntaskan buang air kecilnya. Baru kemudian menasihatinya dengan bijak. Tanpa marah-marah.

Betapa teladan luar biasa sebenarnya telah diajarkan Rasulullah kepada kita. Maka mari kita berpandangan jernih, dan memecahkan persoalan dengan tanpa memberatkan. Kasus SM dan anjingnya yang masuk masjid, seharusnya sudah kelar di tingkat kekeluargaan dan tempat pencucian karpet terdekat. Tidak lebih dari itu. Yah, kecuali memang kita sudah benar-benar gila.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: anjing masuk masjidgangguan jiwakasus hukumpenistaan agamawanita bawa anjing ke masjid
Novy Eko Permono

Novy Eko Permono

ArtikelTerkait

anjing masuk masjid

Anjing Masuk Masjid: Takmir Melipat dan Mencuci Sajadah yang Terkena Najis itu Sudah Benar

4 Juli 2019

3 Kasus di Drama Korea ‘Law School’ yang Bisa Ditemukan di Indonesia

9 Juni 2021
Belajar Digital Marketing dari Blunder Holywings: Viral Bukan Berarti Cuan

Belajar Digital Marketing dari Blunder Holywings: Viral Bukan Berarti Cuan

28 Juni 2022
Indonesia pun Patut Bersyukur karena Punya Privilese Edukasi Hukum dari 'Sidang Kopi Sianida' terminal mojok.co

Indonesia pun Patut Bersyukur karena Punya Privilese Edukasi Hukum dari ‘Sidang Kopi Sianida’

17 Juli 2021
gangguan jiwa psikolog Depresi Itu (Nggak) Cuma Butuh Didengarkan

Karena ke Psikolog Mahal, Saya Mencoba Maklum pada Mereka yang Tingkahnya ‘Aneh’

11 Juli 2020
Law School dan Keirian Saya dengan Privilese Warga Korsel yang Dapat Edukasi Hukum via Drakor terminal mojok.co

Keirian Saya dengan Privilese Warga Korea Selatan yang Dapat Edukasi Hukum via Drakor

16 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.