Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kisah Tragis Ki Ageng Mangir, Korban Kelicikan Panembahan Senopati demi Memuluskan Ambisi

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
8 Maret 2024
A A
Kisah Tragis Ki Ageng Mangir, Korban Kelicikan Panembahan Senopati demi Memuluskan Ambisi mataram

Kisah Tragis Ki Ageng Mangir, Korban Kelicikan Panembahan Senopati demi Memuluskan Ambisi (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ki Ageng Mangir meregang nyawa dengan tragis, di tangan Panembahan Senopati, mertuanya sendiri. Mataram berdarah, bahkan sejak ia berdiri

Tak habis-habisnya saya mengagumi sejarah berdirinya Kerajaan Mataram. Kekaguman saya terletak pada intrik berdarah yang menyelimuti kemegahan kerajaan yang akhirnya pecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Bahkan, saat awal berdirinya Mataram juga berlumuran darah. Darah tersebut milik Ki Ageng Mangir.

Ketertarikan saya dengan kisah beliau juga punya alasan. Kebetulan, eyang buyut saya adalah warga asli Mangiran, area kekuasaan beliau. Karena warga desa di sana dianggap berkerabat dengan Ki Ageng Mangir, maka saya juga merasa beliau adalah salah satu leluhur saya. Dan kisah blio selalu membuat saya yang punya darah Mangiran baper.

Sebelumnya, Ki Ageng Mangir adalah gelar kebangsawanan. Gelar ini diberikan pada penguasa Mangiran, tanah perdikan sejak masa Majapahit. Tanah ini dianugerahkan kepada Raden Megatsari yang akhirnya bergelar Ki Ageng Mangir I. Nah, keturunan blio menggunakan gelar yang sama. Dalam kisah ini saya akan membahas Ki Ageng Mangir Wanabaya. Dan saya menyebut blio sebagai Ki Ageng Mangir saja.

Mendapatkan validitas tentang kisah beliau juga bukan perkara mudah. Kisah blio telah tercampur aduk dengan berbagai sejarah lisan para penduduk Mataram. Maka saya akan mengisahkan tragedi ini berdasarkan isi dari Babad Tanah Jawi, Babad Mangir, dan sejarah lisan yang saya peroleh dari eyang saya sebagai keturunan Mangiran.

Ki Ageng Mangir, rintangan yang perlu dilenyapkan

Pada awal berdirinya Mataram, Panembahan Senopati berusaha untuk menaklukkan seluruh wilayah di sekitar kerajaan baru ini. Namun usaha ini tidak mudah. Alasan utama adalah kesetiaan banyak penguasa perdikan pada Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, para penguasa perdikan ini merasa kerajaan Demak, Pajang, serta Mataram bukanlah pemerintahan yang sah.

Salah satu penguasa ini adalah Ki Ageng Mangir. Blio enggan tunduk pada pemerintahan Senopati. Banyak kisah beredar perihal keengganan blio tunduk. Mulai dari perkara corak agama sampai status kebangsawanan Senopati. Namun saya lebih percaya alasan pertama. Apalagi, alasan itu juga dituturkan eyang saya yang keturunan Mangiran.

Senopati juga enggan menyerang langsung Mangiran. Alasan utama blio adalah takut menghadapi Ki Ageng Mangir yang terkenal tangguh. Pusaka beliau juga bukan kaleng-kaleng. Tombak Kyai Baru Klinting adalah senjata mythic yang setara dengan pusaka Senopati dengan MMR 13K itu. Selain kalah perkara senjata, Senopati juga tidak memiliki cukup daya untuk menyerang Mangiran.

Baca Juga:

Saya Semakin Muak dengan Orang yang Bilang Jogja itu Nggak Berubah Padahal Nyatanya Bullshit!

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Cara terbaik menghadapi musuh yang amat kuat, salah satunya adalah dengan muslihat. Maka Senopati meminta pendapat Juru Mertani. Juru Mertani telah terbukti kecerdasan saat menaklukkan Arya Penangsang serta Sultan Hadiwijaya. Juru Mertani punya rencana brilian, namun mahal harganya. Harganya adalah putri Senopati sendiri, Retna Pembayun.

Tak ada rantai sekuat cinta

Juru Mertani paham, tidak ada rantai yang kuat mengikat Ki Ageng Mangir selain rantai cinta. Kebetulan, beliau juga masih lajang. Maka Juru Mertani mengusulkan untuk mengikat beliau dengan pernikahan. Dan pernikahan yang dimaksud adalah dengan Retna Pembayun.

Namun, mempersilakan beliau untuk menikahi Retna Pembayun secara terang-terangan bukanlah ide yang tepat. Ki Ageng Mangir menolak segala komunikasi dengan Kerajaan Mataram. Maka Retna Pembayun harus dinikahi tanpa diketahui identitas sesungguhnya. Retna Pembayun harus menyamar sebagai barang ledhek atau mengamen dengan menari Tayub.

Untuk meningkatkan kecantikan Retna Pembayun, maka blio menggunakan skincare terbaik pada masa itu. Skincare itu adalah air sendang Kasihan. Karena memakai skincare air sendang Kasihan, Retna Pembayun menggunakan nama samaran Lara Kasihan.

Setelah melakukan perjalanan sambil mengamen bersama rombongan dari Mataram, sampailah Lara Kasihan di wilayah Mangiran. Lara Kasihan segera mengamen dengan mempesona di depan warga Mangiran. Kecantikan Lara Kasihan yang sudah di-touch up air Sendang Kasihan membuat pemuda Mangiran baper. Salah satu pemuda itu adalah Ki Ageng Mangir.

Dikritisi oleh Pram

Ki Ageng Mangir mempersilakan Lara Kasihan untuk menari di Ndalem Mangiran. Di pendapa pusat pemerintahan Mangiran tersebut, beliau jatuh cinta karena kemolekan Lara Kasihan. Jatuh cinta ini berakhir dengan pinangannya kepada Lara Kasihan. Perkara kisah ini, banyak dugaan bahwa salah satu anggota rombongan mengaku sebagai ayah dari Lara Kasihan. Toh, adat pernikahan menuntut lamaran ke ayah pengantin putri.

Kisah ini dikritisi oleh Pramoedya Ananta Toer dalam drama tiga babak Mangir (1976). Ki Ageng Mangir digambarkan sebagai pemimpin yang lemah dan lengah karena kehadiran wanita. Ada juga beda pengisahan tentang pernikahan ini. Beberapa menyebut Lara Kasihan mengandung anak beliau. Namun, beberapa warga Mangiran menganggap beliau tidak memiliki putra kandung.

Yang kita tahu pasti, Lara Kasihan mengungkap jati dirinya setelah pernikahan. Blio mengakui sebagai putri Panembahan Senopati. Pengakuan ini menimbulkan konsekuensi berat bagi beliau. Suka tidak suka, beliau harus menghadap Panembahan Senopati untuk memohon restu. Menghadap kepada musuh yang tiba-tiba menjadi mertua gara-gara menikah dengan sistem gacha.

Maka berangkatlah rombongan Mangiran menuju Istana Mataram di Kotagede. Meskipun tidak membawa pasukan, beliau tetap membawa tombak Kyai Baru Klinting. Namun, pusaka ini tetap harus ditinggalkan di depan ruang singgasana Mataram. Alasannya, membawa senjata di depan mertua itu saru, tidak pantas. Pusaka itu disenderkan pada dinding luar bangunan. Konon, dinding bata tersebut meleleh karena panasnya Kyai Baru Klinting

Masuklah beliau ke dalam ruang singgasana Mataram. Untuk menunjukkan itikad baik, beliau segera sungkem mencium kaki Panembahan Senopati. Sebuah adat yang lumrah dilakukan seorang menantu kepada mertua. Namun sang mertua melihat kesempatan untuk menyudahi perlawanan Mangiran.

Hal yang selanjutnya terjadi sudah bisa ditebak.

Akhir hidup Ki Ageng Mangir

Ada beberapa teori tentang terbunuhnya Ki Ageng Mangir. Namun teori paling umum adalah kepala blio diinjak saat hendak mencium kaki Panembahan Senopati. Injakan tersebut membunuh beliau. Namun, Watu Gilang sebagai singgasana Panembahan Senopati ikut rusak. Dasar singgasana batu itu pecah karena terbentur kepala beliau. Sebuah simbol beliau yang keras kepala.

Kematian Ki Ageng Mangir belum memuaskan Panembahan Senopati. Blio memerintahkan makam beliau untuk dibangun separuh-separuh. Separuh makam ada di dalam dinding Cungkup Senopaten, wilayah makam keluarga raja. Separuh lagi berada di luar dinding.

Makam unik ini menyimbolkan bahwa Ki Ageng Mangir adalah separuh menantu dan separuh musuh. Makam ini masih dapat dilihat di area Kotagede. Menjadi prasasti yang mengenang cinta dan darah yang membasahi singgasana Mataram, bahkan sejak awal berdirinya.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menelusuri Sejarah Seturan Yogya: Kuda Sembrani di Makam Mbah Setur

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Maret 2024 oleh

Tags: ki ageng mangirmatarampanembahan senopatisejarahYogyakarta
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

30 Agustus 2022
Miskin, Gagal Masuk Kampus Impian, Kini Gaji 4 Kali UMR Jogja (Unsplash)

Batal Kuliah di Kampus Impian karena Miskin, Bersyukur karena Sekarang Bisa Bekerja dengan Nyaman dan Dapat Gaji 4 Kali UMR Jogja

12 Juni 2025
thomas stamford raffles perampasan keraton jogja geger spehi perang spehi sepoy mojok.co

Ketika Raffles Merampas Harta Pusaka Keraton Yogyakarta

25 September 2020
Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Mitos Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki terminal mojok

Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki

8 Desember 2021
Menjaga Kualitas Shockbreaker dengan Meminimalisir Penggunaan Standar Samping terminal mojok.co

Jenis Pengendara Kendaraan Bermotor di Jalanan Jogja

3 Agustus 2019
Terima Kasih Umbu Landu Paranggi Telah Membuat Malioboro Romantis terminal mojok.co

Terima Kasih Umbu Landu Paranggi Telah Membuat Malioboro Romantis

7 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.