Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kisah Orang Indonesia yang Mengabdi Hingga ke Afrika

Benediktus Nama Koro Kaha oleh Benediktus Nama Koro Kaha
20 Juli 2019
A A
afrika

afrika

Share on FacebookShare on Twitter

Saya punya beberapa teman yang hidup, tinggal dan makan bersama dengan orang Afrika. Menurut mereka, orang Afrika itu hobinya pesta namun rajin belajar dan berpengetahuan luas. Waktu luang diisi dengan baca, baca dan terus baca buku. Kebetulan teman-teman saya yang dari Indonesia ini tinggal bersama dengan mereka dan kuliah di universitas yang sama di Filipina.

Jika ada konflik sedikit, maka akan diselesaikan dengan berdebat. Bahkan untuk menentukan siapa yang makan duluan pun harus lewat berdebat. Parahnya lagi, hal tersebut bukan terjadi sekali atau dua kali melainkan berulang-ulang kali.

Nah, itu adalah sedikit gambaran tentang orang Afrika yang tinggal di luar Afrika. Lantas, bagaimana dengan orang Afrika yang tinggal di negaranya? Jangan takut, saya pun punya beberapa teman yang bermisi (mereka ini dinamakan misionaris) di Afrika. Jika ingin dibandingkan dengan Indonesia, Afrika ketinggalan jauh dengan negara kita.

Menurut pengakuan teman saya yang kebetulan tinggal di Kamerun, di sana tak ada mall atau Alfamart, sekalipun itu adalah ibukota negaranya. Mungkin teman-teman pernah melihat foto atau membaca artikel tentang beberapa anak-anak Afrika yang bahagia karena mendapat parsel berisi buku serta mainan robot bekas yang tangan dan kakinya telah copot. Mereka bahagia, sekalipun mainan tersebut dianggap sampah oleh kita.

Mendengar cerita tentang menderitanya hidup di Afrika membuat rekan saya yang lainnya mengeluarkan pertanyaan menggelitik yang dijawab dengan jawaban yang tak kalah menggelitik juga bagi saya.

“Lalu, kira-kira apa hal positifnya hidup di Afrika di tengah hal-hal yang bisa dibilang masih terbelakang?” tanya rekan saya.

“Bahagia,” jawabnya singkat.

Ya, betul sekali jawabannya hanya satu kata yakni ‘bahagia’. Sekalipun tampak berkekurangan namun mereka hidup bahagia. Sayangnya, kebahagiaan itu tak berlaku ketika ada orang luar yang berusaha berbaur dengan mereka. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa menyatu dan ikut bahagia bersama mereka.

Baca Juga:

Pengalaman Nonton Langsung Sound Horeg: Bikin Pusing, Mual, dan Telinga Berdengung Berhari-Hari

Pengalaman Menjalani Operasi Otak Akibat Tak Sudi Pakai Helm, Sakitnya Luar Biasa, Hidup Serasa Dijilat Api Neraka

Singkat cerita, lantas apa hubungan semua cerita di atas dengan sebutan Cina bagi orang Indonesia? Baiklah, mari kita mulai. Kurang lebih ada 7 orang teman dari Indonesia yang bermisi di Kamerun dan Kongo. Sejak pertama tiba sampai dengan saat ini, mereka terus dipanggil Cina oleh masyarakat di Kongo, Kamerun dan Afrika pada umumnya. Entah berkulit hitam atau putih akan disebut Cina asalkan dia berasal dari Indonesia.

Sebagaimana orang kita yang terlihat sangat terpana dengan bule di Indonesia, hal yang sama pun terjadi di Afrika. Mereka jadi ‘bule’ di negeri orang. Tentunya ada hal positif dengan menjadi berbeda di antara orang-orang Afrika, namun kebanyakan tidak semenarik yang kita pikirkan. Berbaur dan ikut bahagia bersama mereka tak segampang membalikan telapak tangan.

Pemikiran bahwa orang Cina itu kaya dan memiliki banyak uang rupanya tertanam dalam pemikiran orang Afrika. Pernah suatu saat, 5 orang teman dari Indonesia coba menghirup udara malam di Afrika. Dalam perjalanan, tiba-tiba mereka dikepung oleh puluhan orang-orang berkulit hitam yang membawa senjata tajam.

Semua barang-barang yang mereka bawa saat itu dirampas. Bahkan salah satu dari mereka digores dengan pisau di bagian dada. Beruntungnya, tak ada hal lebih parah yang terjadi.

“Sejak saat itu saya trauma mau keluar rumah. Sering curiga ketika ada orang tak dikenal yang membuntuti ketika sedang jalan-jalan sama teman,” lanjutnya.

Ternyata pemikiran bahwa orang Cina itu kaya raya tidak hanya ada di Indonesia saja. Di Afrika pun kebanyakan orang berpikir demikian. Padahal kenyataannya tidak seperti yang terjadi. Banyak dari mereka yang hidup pas-pasan. Bedanya, mereka berpikir bagaimana menyimpan uang yang ada dengan baik sementara kebanyakan dari kita hanya berpikir tentang bagaimana menghabiskan uang yang ada dengan baik.

By the way, teman yang tadinya bermisi di Afrika kini harus pindah ke negara lain. Tentunya bukan karena masalah penodongan melainkan karena mendapat tempat tugas yang baru. Untuk semua teman-teman Indonesia, jangan berkecil hati jika kamu dianggap orang kampung, jangan kecewa ketika kamu tak mampu mendapat apa yang kamu inginkan saat ini. Karena di luar sana, ada yang lebih ‘kampung’ dari kamu dan ada yang lebih kecewa dari kita. Bahagialah menjadi orang Indonesia, tanpa perlu banyak mengeluh.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: afrikaorang indonesiaPengalaman
Benediktus Nama Koro Kaha

Benediktus Nama Koro Kaha

ArtikelTerkait

Kenapa Orang Indonesia Susah untuk Diajak Jalan Kaki Terminal Mojok

Kenapa Orang Indonesia Susah untuk Diajak Jalan Kaki?

10 Juni 2022
Orang Indonesia Nggak Butuh Lampu Sein! (Unsplash)

Orang Indonesia Nggak Butuh Lampu Sein! Copot Aja Goblok!

2 Desember 2022
Surat Jawab dari Pemeluk Ajaran Indomie buat Misionaris Mie Sedaap terminal mojok.co

Indomie: ‘Dalemannya’ dan Bukti Kuliner Laris Orang Kota

11 September 2019
Rasanya Jadi Petugas Pemasyarakatan yang Bergaul dengan Napi terminal mojok.co

Empat Malam Tidur di Penjara

27 Mei 2019
lupa nama

Aku Lupa Namamu, Tapi Inget Mukamu Kok

14 Agustus 2019
bung jebret coach justin UU ITE antikritik mojok

Gara-gara UU ITE, Saya Akhirnya Berteman dengan Pengacara

30 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.