Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kisah Cinta Tragis Ala Tan Malaka: Empat Kali Mencinta, Lima Kali Ditolak

Butoable oleh Butoable
25 November 2019
A A
Kisah Cinta Tragis Lainnya: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Ala Tan Malaka

Kisah Cinta Tragis Lainnya: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan Ala Tan Malaka

Share on FacebookShare on Twitter

Sakit memang rasanya, bila cinta ditolak. Banyak tragedi yang terjadi, gara-gara cinta bertepuk sebelah tangan. Tidak hanya kita-kita saja yang mengalami. Orang ‘besar’ pun pernah merasakan pahitnya sebuah penolakan. Tan Malaka adalah salah satunya.

Tan Malaka, dalam sepenggal kisah hidupnya memang pernah merasakan pahitnya ditolak cinta. Tapi, ia tak lantas merasa dunia kiamat karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

Dia tak seperti kita-kita yang cepat-cepat bikin thread sedih di twitter tatkala kisah cintanya runtas di tengah jalan. Walau saya juga tak tahu, apakah belio juga akan bikin thread, seandainya sudah ada di twitter ketika itu.

Saat muda, Tan Malaka pernah dihadapkan pada situasi tersulit dalam hidupnya. Ia ketika itu baru lulus dari sekolah raja (Kweekschool) di Bukittinggi. Syahdan, ketika itu, Tan yang masih berusia 17 tahun diputuskan dapat gelar datuk. Keputusan itu berdasarkan rapat tetua adat Nagari Pandan Gadang, Lima Puluhan Kota. Tan mati-matian menolak. Namun ancaman pun keluar, yang akhirnya membuat Tan ‘menyerah’. Ibunya memberi pilihan sulit, menerima gelar atau segera menikah.

Tan Malaka akhirnya menerima gelar datuk. Gelar yang merupakan gelar tertinggi dalam adat Minang. Gelar lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka. Namun di balik itu, ada kisah lain yang membuat Tan akhirnya menerima gelar tersebut. Ternyata, dia memendam rasa suka kepada seorang gadis. Dia mencintai gadis tersebut. Itu yang membuatnya memilih gelar datuk, gelar yang didebatnya dengan sengit, ketimbang harus kawin dengan perempuan pilihan ibunya.

Perempuan itu adalah Syarifah Nawawi. Mengutip Majalah Tempo, Edisi Khusus Kemerdekaan, “Bapak Republik yang Dilupakan”, yang terbit 17 Agustus 2008. Syarifah adalah anak keempat Nawawi Sutan Makmur, guru bahasa Melayu di Kweekeschool.

Image

Benih cinta Tan Malaka mulai tumbuh ketika pertama kali dia bertemu dengan Syarifah saat sama-sama sekolah di Kweek. Tan dan Syarifah tercatat sebagai siswa Kweek angkatan 1907. Ketika itu, siswi satu-satunya di angkatan itu adalah Syarifah. Kepada kembang kelas itu, cinta Tan mulai tumbuh.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah Jurusan Sejarah yang Terlanjur Melekat dan Dipercaya Banyak Orang

Dari Sekian Banyak Jurusan Pendidikan, Pendidikan Sejarah Adalah Jurusan yang Tidak Terlalu Berguna

Di Kweekschool, cintanya mulai menggeliat. Sampai akhirnya Tan harus pergi ke Belanda, melanjutkan studinya. Seperti lelaki muda lainnya, walau terpisah ribuan mil, Tan rajin berkirim surat kepada Syarifah. Bukan berkirim jagung dan gandum. Sampai kemudian ia coba melepaskan ‘panah asmaranya’. Lewat surat, ia mengungkapkan rasa cintanya kepada teman satu angkatannya itu.

Catat ya, lewat surat, bukan lewat status facebook, atau via pesan whatsapp. Apalagi lewat acara reality show tak penting itu di televisi. Tapi lewat surat, alat komunikasi pesan yang kini sudah dianggap usang.

Namun Apa daya, cinta Tan Malaka yang diungkapkan lewat surat itu tak berbalas alias bertepuk sebelah tangan. Syarifah si gadis pujaan menolaknya. Kecewa? Sudah pasti Tan kecewa. Tapi ditolak cinta, tidak lantas membuat Tan frustasi.

Beliau tidak mengambil langkah-langkah yang tak masuk akal. Misalnya meminta dukun untuk bertindak. Atau dengan konyol, memasukkan alat dapur ke leher korban dengan cara santet. Beliau pilih move on. Dalam rumus hidupnya, masih banyak yang bisa dikerjakan, ketimbang meratapinya. Bagi Tan Malaka, urusan ditolak cewek itu, urusan kecil. Urusan yang gampang diatasi.

Masa iya sekelas Tan Malaka tak bisa mengatasi itu. Wong, mengatasi intel saja dia mampu. Inget ya, intel yang dikangkangi Tan Malaka, bukan sekedar intel Melayu yang suka bangga nan sombong. Kecewakah Tan Malaka? Tentu saja, dia juga kan manusia biasa. Ia pun pasti punya rasa kecewa. Dia bukan Nabi, bukan pula wali. ia bukan super, ia bukan star, ia hanyalah orang yang ingin dicintai.

Cinta ditolak, tak membuat Tan Malaka merasa dunia akan kiamat. Dia tidak perlu mengeluarkan ancaman bakal pindah rumah, andai si pujaan hati naik pelaminan dengan orang lain. Beliau tidak secemen orang-orang halu gara-gara cintanya ditolak, lalu menindak dukun. Bagi Beliau, cinta ditolak, maka harus bertindak. bekerja lebih keras, lebih gigih dan revolusioner lagi, tidak usah memikirkan masalah kegagalan asmara, karena itu akan menghambat.

Begitulah kisah pahit cinta pertama Tan Malaka. Namun, berkat kegigihannya dan berpikir revolusioner, banyak perempuan keren yang kepincut sosok beliau. Ada beberapa nama perempuan lain yang kepincut beliau. Salah satunya dengan Fenny Struyvenberg, mahasiswa kedokteran berdarah Belanda. Menurut gosip sejarah, dengan Fenny, Tan Malaka menjalin hubungan serius. Sayang, tak jelas kemudian seperti apa hubungan kedua insan tersebut.

Perempuan lain yang juga disebut-sebut sempat singgah dalam kehidupan Tan adalah Nona Carmen, anak seorang rektor di Manila. Tan mengenal Carmen, dalam pelariannya di Filipina. Tapi kisahnya dengan Nona Carmen pun tak jelas juntrungnya.

Lalu muncul nama Paramita Rahayu Abdurrahman, keponakan Ahmad Soebarjo yang ketika itu menjadi Menteri Luar Negeri. Tan dikabarkan berhubungan intens dengan Paramita. Bahkan ada yang menyebut keduanya telah tunangan. Tapi, kisah Tan dengan Paramita pun tak jelas ujungnya.

Namun yang paling menarik adalah kisah Tan dengan Syarifah, cinta pertamanya. Setelah menolak Tan, Syarifah menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema Bupati Cianjur saat itu. Catat ya, Wiranatakoesoema adalah seorang bupati. Ketika menikahi Syarifah, Wiranatakoesoema sudah punya lima anak dari dua selirnya. Tapi ya itulah, dia bukan orang biasa. Dia seorang bupati. (((BUPATI))). Tahun 1924, Wiranatakoesoema, menceraikan Syarifah.

Image

Syahdan, Tan Malaka sempat mendatangi Syarifah untuk meminangnya. Lagi-lagi cinta Tan Malaka ditolak. Sungguh kisah cinta yang sangat pahit. Dua kali ditolak, oleh perempuan yang sama pula. Masyallah, kegigihanmu, Pak!

Pada Adam Malik, yang kelak jadi Wakil Presiden, Tan Malaka sempat mengatakan, setelah Syarifah, ada tiga perempuan yang sempat mengisi hidupnya. Kata Tan, satu di Belanda, satu di Filipina, satunya lagi di Belanda. Tapi dengan pahit pula Tan mengatakan, semuanya cinta yang tak sampai.

”Perhatian saya terlalu besar untuk perjuangan,” begitu kata Tan Malaka pada Adam Malik. Pengakuan Tan Malaka itu kemudian ditulis Adam Malik dalam bukunya, “Mengabdi Republik.”

Tapi memang cinta ditolak atau diputus cinta, sakitnya luar biasa. Hanya orang-orang hebat yang bisa mengatasi itu. Beliau adalah pejuang, revolusioner, sedang kita hanya remahan krupuk sagu. Dari beliau, kita mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, bagaimana move on dengan cepat.

Dengan apa?

Ya, dengan mengerjakan hal yang lebih penting. Perjuangan membebaskan republik dari penjajahan itu yang dikerjakan Tan Malaka.

BACA JUGA Kisah Cinta Paling Tragis Bukan Drama Cintamu, Tapi Kisah Kapten Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin atau tulisan Butoable lainnya. Follow Twitter Butoable.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 November 2019 oleh

Tags: cinta bertepuk sebelah tangankisah cintasejarahtan malaka
Butoable

Butoable

ArtikelTerkait

Historical Walking Tour, Upaya Membumikan Sejarah Kota lewat Trip Kekinian

Historical Walking Tour, Upaya Membumikan Sejarah Kota lewat Trip Kekinian

7 Juli 2022
Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Mitos Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki terminal mojok

Sejarah Gunung Gede Pangrango dan Makhluk Gaib Pengganggu Pendaki

8 Desember 2021
pedagang buku penjual buku online toko buku online Segalau-galaunya Hubungan Tanpa Status, Masih Lebih Galau Tak Kesampaian Beli Buku di Tanggal Tua

Segalau-galaunya Hubungan Tanpa Status, Masih Lebih Galau Tak Kesampaian Beli Buku di Tanggal Tua

15 Januari 2020
Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes mojok.co

Kisah Fakboi Ken Arok yang Mampu Taklukkan Hati Ken Dedes

26 Agustus 2020
Pengalaman Saya Saat Hendak Wawancara Polisi di Tengah Aksi terminal mojok.co

Mengenang Hoegeng, Polisi Jujur yang Pernah Disebut Gus Dur

14 Oktober 2020
Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

30 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional Mojok.co

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

30 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.