Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ketintang, Neraka bagi Perantau Saat Ramadan Tiba

Akbar Mawlana oleh Akbar Mawlana
26 Maret 2023
A A
Ketintang, Neraka bagi Perantau Saat Ramadan Tiba

Ketintang, Neraka bagi Perantau Saat Ramadan Tiba (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya yakin masih banyak orang yang kurang familier dengan Ketintang. Ketintang ini bukan nama sejenis umbi-umbian, ya, kalau itu sih namanya kentang. Ketintang adalah nama sebuah kelurahan yang ada di Surabaya. Secara administrasi, Ketintang termasuk dalam Kecamatan Gayungan dan letaknya dekat dengan Wonokromo.

Kelurahan ini cukup unik, sebab di sini berdiri tiga kampus besar, yakni Universitas Negeri Surabaya, Institut Telkom Surabaya, dan Universitas Bhayangkara. Selain tiga kampus tersebut, di Ketintang juga berdiri kantor-kantor besar mulai dari Telkom hingga bank. Ditambah lagi banyak tempat usaha juga di sini. Maka nggak heran kalau di Ketintang banyak perantau yang mengais rezeki dan menimba ilmu pengetahuan.

Sebagai perantau di Ketintang, saya merasakan kalau hidup di kelurahan ini sebenarnya nyaman. Banyak fasilitas penunjang hidup di sini dan cukup lengkap. Ada tempat makan, kos, kontrakan, kafe, toko, warung kopi, angkringan, ATM, pom bensin, rumah ibadah, pokoknya semua ada di sini, deh. Bahkan daerah ini juga dekat dengan Royal Plaza Surabaya, sehingga warga Ketintang kalau butuh healing, nggak usah pergi jauh-jauh.

Kalau Ketintang selengkap itu, kenapa juga dong saya sematkan embel-embel “neraka” bagi perantau saat Ramadan seperti di judul tulisan ini? Padahal kan kelengkapan fasilitas yang saya sebutkan tadi harusnya memberi kemudahan bagi para perantau yang sedang berpuasa.

Kalau dipikir dengan akal sehat, Ketintang memang bisa jadi surga bagi perantau saat Ramadan tiba. Sayangnya, berbagai fasilitas lengkap yang ada di sini justru membuat pembangunan infrastruktur terjadi secara tinggi sehingga nggak ada ruang hijau terbuka di sini. Lantaran nggak ada ruang hijau, suhu udara di Ketintang saat siang hari panasnya bukan main. Sebagai perantau dari Madura yang terkenal panas itu, saya harus mengakui kalau Ketintang lebih panas daripada Madura!

Dengan suhu panas yang bukan main, tubuh kita otomatis cepat lelah dan mengalami dehidrasi. Apalagi di bulan Ramadan seperti sekarang ini. Wah, rasanya pengin cepat-cepat azan magrib biar bisa buka puasa.

Dulu waktu awal kuliah di Ketintang, saya nggak membawa motor ke sini, sehingga harus berjalan kaki dari kos ke kampus. Sebenarnya jarak dari kosan ke kampus nggak terlalu jauh. Tapi, saking panasnya suhu udara di Ketintang, saya merasa lelah bukan main. Meskipun katanya setan dikurung saat bulan Ramadan, tapi karena kelelahan, sering kali muncul godaan agar saya membatalkan puasa.

Cobaan membatalkan puasa ini makin berat saat tinggal di Ketintang. Meski Ramadan berlangsung, warung kopi dan tempat makan masih pada buka. Bukan cuma buka, warung makan di sini bahkan menyajikan makanan secara terang-terangan. Jadi siapa pun yang melintasi jalan raya bisa menyaksikan orang menyeruput minuman dingin atau melihat orang makan nasi dengan lahap. Dengan situasi suhu udara panas dan pemandangan tersebut, siapa yang nggak tergiur membatalkan puasa? Hehehe. Hidup di Ketintang berat, Kangmas.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

“Ayo, batalkan puasa aja, Bar,” salah satu teman rantau mengajak saya membatalkan puasa. Dia mengaku kalau sudah nggak tahan lagi berpuasa dengan kondisi panasnya Ketintang. Hal serupa juga pernah dilakukan teman kos saya. Dia berbisik kurang lebih begini, “Minum es teh jumbo di warung kopi enak, nih, apalagi cuacanya lagi panas, Bar!”

Mendengar ajakan untuk membatalkan puasa dari teman-teman saya itu, saya sih biasa saja. Wajar. Sebab, selama bulan Ramadan tentu ada perbedaan budaya ketika menjalankan tradisi puasa di kampung halaman dengan di Surabaya, khususnya di Ketintang ini.

Misalnya di kampung halaman saya, Madura, selama bulan Ramadan, nggak ada warung kopi dan tempat makan yang buka. Sehingga nggak ada tuh godaan untuk membatalkan puasa akibat melihat orang lain makan dan minum walau suhu udara Madura sedang panas-panasnya. Sekalipun ada warung makan yang buka, biasanya tempatnya akan ditutup rapat.

Hal ini berbeda dengan Surabaya. Orang Surabaya yang berpuasa biasanya juga nggak akan tergoda menyaksikan orang lain makan dan minum selama bulan Ramadan. Kebetulan teman kuliah saya banyak yang berasal dari Ketintang. “Udah biasa dari kecil, jadinya ya nggak tergoda juga lihat orang lain makan minum di tengah cuaca panas begini,” kata mereka.

Selain suhu udara yang panas menggoda iman untuk membatalkan puasa, nyatanya ketika mendekati waktu berbuka puasa di Ketintang pun muncul masalah baru. Sudah saya jelaskan ya di sini ada tiga kampus, berbagai macam kantor dan tempat usaha? Jadi tahu dong ya kalau menjelang waktu berbuka puasa yang berdekatan dengan jam orang pulang kerja, jalan raya di Ketintang biasanya macet parah. Kondisi jalan yang sempit nggak seimbang dengan kepadatan penduduknya.

Saya pernah lho pergi ke tempat makan dengan teman untuk bukber. Jika di hari normal cuma butuh waktu 5 menit dari kosan ke tempat makan, saking macetnya jalan di Ketintang saat bulan Ramadan, saya harus menempuh perjalanan hingga 30 menit.

Sungguh berat memang cobaan bagi para perantau di Ketintang saat Ramadan tiba. Namun, anggap saja semua cobaan tadi merupakan momen untuk memperbaiki keimanan. Bukankah puasa memang momen untuk memperbaiki diri?

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bakso Raos, Kuliner Endemik yang Wajib Diketahui Maba Unesa Ketintang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 Maret 2023 oleh

Tags: KetintangperantauRamadanSurabaya
Akbar Mawlana

Akbar Mawlana

Mahasiswa yang gemar gelisah dan menulis.

ArtikelTerkait

Pengalaman Pertama Mencoba Bus Trans Jatim Bangkalan-Surabaya, Bikin Saya Kapok dan Mikir Ulang kalau Mau Naik Lagi

Stop Meromantisasi Bus Trans Jatim, Nyatanya Naik Bus Ini Menguji Adrenalin!

9 Juni 2025
Surabaya di Mata Orang Sidoarjo Nikmat, tapi Bikin Baper (Unsplash)

Bagi Orang Sidoarjo, Surabaya Adalah Kota yang Penuh Kenikmatan, Asal Kamu Betah Panas dan Nggak Baperan

15 Maret 2024
Nyorog: Tradisi Masyarakat Betawi Jelang Ramadan yang Bikin Mertua Tambah Sayang

Nyorog: Tradisi Masyarakat Betawi Jelang Ramadan yang Bikin Mertua Tambah Sayang

26 Maret 2022
Haddad Alwi dan Sulis Tetap di Hati, Meski Lagu dan Album Religi Saban Ramadan Silih Berganti. #TakjilanTerminal27 terminal mojok.co

Haddad Alwi dan Sulis Tetap di Hati, Meski Lagu dan Album Religi Saban Ramadan Silih Berganti. #TakjilanTerminal27

26 April 2021
Tuban, Kota Elite Branding Sulit: Kabupaten yang Takdirnya Memang Sulit Terkenal, Diusahain pun Percuma lamongan

Tuban, Kota Elite Branding Sulit: Kabupaten yang Takdirnya Memang Sulit Terkenal, Diusahain pun Percuma

7 Juni 2025
Surat Terbuka untuk Pembenci Perantau di Jogja: Hanya Dhemit yang “Pribumi Jogja”, Kalian Bukan! konten kreator jogja

Jogja Bukan Hanya Milik Warga Lokal, Suara Perantau Juga Penting untuk Kemajuan Kota

16 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.