Kehadiran Canva menjadi angin segar dalam dunia desain grafis. Aplikasi ini menjadi idola bagi orang awam yang mau coba-coba membuat desain. Misalnya bagi pelaku UMKM minim modal yang mau beriklan. Dengan adanya Canva, semua orang bisa membuat desain sendiri dengan mudah, cepat, dan hasilnya nggak ampas-ampas amat.
Canva memiliki aksesibilitas yang mudah. Nggak perlu nunggu punya PC spek dewa buat bikin desain. Cukup pakai HP pun jadi. Bisa diakses melalui web, sehingga nggak perlu install aplikasi secara khusus. Apalagi ada fitur gratisan dan instan. Nggak perlu lagi bikin template sendiri dan gambar dari awal. Ini kan yang bikin banyak orang makin jatuh cinta sama Canva.
Saya sendiri sempat beberapa kali menggunakan aplikasi ini untuk membuat presentasi. Hasilnya memang jauh lebih menarik daripada slide presentasi biasanya. Membuat pendengar tetap berminat untuk menyimak meskipun konten presentasinya berat.
Sayangnya, keberadaan Canva nggak lolos dari hujatan. Ada aja yang meremehkannya sebagai aplikasi desain grafis abal-abal lantaran pengguna tinggal tempel sana sini, nggak perlu bikin desain mentah dari nol banget. Padahal meskipun prosesnya lebih mudah, mendesain di canva juga punya kesulitannya tersendiri.
Daftar Isi
Canva kurang fleksibel
Aplikasi Canva punya kelebihan karena menyediakan banyak template dan gambar siap pakai. Fitur-fitur gratisnya juga sudah cukup proper untuk digunakan. Tinggal pilih saja dari berbagai pilihan yang tersedia, lalu atur setiap elemennya hingga sesuai dengan keinginan kita.
Tapi di sisi lain kondisi ini membuat Canva nggak fleksibel. Pengguna nggak bisa berkreasi dengan bebas di luar opsi yang sudah disediakan. Fitur gratisnya terbatas. Beberapa fitur yang kita inginkan mungkin hanya tersedia di Canva Pro yang berbayar. Kalau nggak mau bayar lebih, terpaksa harus berpuas diri dengan pilihan yang tersedia di fitur gratisan.
Selain itu kita nggak bisa berekspektasi tinggi untuk keunikan desain di Canva. Lantaran menggunakan template instan yang bisa diakses banyak orang. Cukup sulit membuat desain custom di aplikasi ini. Menemukan model desain yang mirip dengan orang lain akan sangat mungkin terjadi.
Sulit untuk meramu komposisi desain yang pas
Pengguna Canva sudah sangat dimanjakan dengan fitur drag and drop yang super simpel. Sayangnya bagi orang yang benar-benar awam, membuat desain di Canva tetap saja menantang. Nggak gampang lho meramu komposisi gambar dan tulisan yang tepat kalau nggak terbiasa. Bisa saja hasilnya masih jelek karena nggak pandai memilih dan mengatur proporsinya. Sekalipun aplikasi desain yang dipakai sudah sangat gampang.
Canva nggak suportif untuk membuat desasin yang rumit
Canva dibuat untuk memudahkan pembuatan desain sederhana. Aplikasi ini nggak menyediakan pengaturan yang sangat spesifik. Beberapa format file yang menghasilkan gambar resolusi tinggi juga nggak tersedia di sini. Jadi, hindari menggunakan aplikasi ini untuk pekerjaan yang rumit dan serius. Sebab aplikasi ini nggak terlalu cocok untuk membuat desain yang terlalu kompleks. Bisa-bisa gambarmu bermasalah dan pecah saat diperbesar. Kan sayang banget.
Ketergantungan pada koneksi internet
Penggunaan Canva sangat bergantung pada ketersediaan koneksi internet. Pengerjaan bisa memakan waktu lama saat koneksi internet sedang lambat. Bisa juga progress pekerjaanmu tidak tersimpan saat koneksi internet tiba-tiba terputus. Kecelakaan semacam ini memang bikin sebal.
Memang, sih, ada fitur auto save di Canva. Tapi untuk berjaga-jaga alangkah baiknya untuk senantiasa menyimpan pekerjaanmu secara berkala. Pastikan untuk mencari tempat dengan koneksi internet ngebut sebelum mulai bekerja dengan aplikasi satu ini.
Itulah beberapa kesulitan mendesain di Canva. Setiap aplikasi memang punya marketnya tersendiri. Canva memang digemari untuk membuat desain-desain sederhana. Tapi tetap butuh bantuan profesional untuk membuat desain yang advance. Lagi pula aplikasi satu ini akan tetap susah bagi orang awam yang nggak ngerti desain dan belum terbiasa mendesain mau segampang apa pun fitur yang disediakan.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Canva: Dibenci Desainer, Dipuja Masyarakat yang Nggak Ngerti Desain.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.