Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

Affan Hasby Winurrahman oleh Affan Hasby Winurrahman
10 Januari 2023
A A
Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya lahir dan hidup di Mojokerto, salah satu kota di dekat Surabaya. Sebagai orang yang kesehariannya menggunakan bahasa Jawa, belajar bahasa Jawa adalah hal yang sulit bagi saya. Lha kok iso?

Tepatnya, saya menggunakan Bahasa Jawa Suroboyoan, cukup berbeda dengan bahasa Jawa yang diajarkan sekolah yang lebih ke-Jateng-Jatengan atau ke-Jogja-Jogjaan. Bahkan, saya tahu bahasa ini digunakan di daerah Jateng-Jogja karena saya frustrasi dan bertanya ke ibuk, kenapa harus belajar bahasa ini, memang dipakai ya? Waktu saya pertama kali membaca text book Bahasa Jawa, saya sempat mengira “sesok” artinya besok pagi dengan anggapan isuk + besok = sesok, padahal artinya hanya besok. Saya tahu kata ora dan yen dari lagu dangdut yang diputar radio. Tidak ada satu pun kata-kata di atas yang pernah saya dengar dari tetangga ataupun teman sekolah.

Sebagai gambaran, bahasa Jawa Suroboyoan memang tidak jauh berbeda dengan Jawa pada umumnya. Namun, banyak konteks yang bisa jadi salah paham karena perbedaan kecil tersebut. Sering kali orang meremehkan perbedaan itu karena menganggap Bahasa Jawa ya seputar itu-itu saja. Saya bisa membuktikan anggapan itu salah. Berikut adalah beberapa contoh kalimat sederhana Jawa Suroboyoan yang saya yakin orang Jawa non-Surabaya tidak paham.

“He rek, yoopo mene sidone”, “lapo se kok gak mben ae”, “kon ngunu iku lo cekne opoo”.

Secara berurutan, berikut translasinya

“Halo guys, besok jadinya gimana”, “kenapa kok nggak besok lusa aja”, “kamu itu ngapain sih”.

Kalau dilihat dari contoh di atas, Jawa Suroboyoan punya beberapa ciri khas yang membedakannya dengan Jawa textbook. Perbedaan itu cukup mendasar karena berhubungan dengan kata tanya, sapaan, kata hubung bahkan keterangan waktu. Penggunaan kata-kata itu adalah fondasi utama untuk berbahasa Jawa Suroboyoan. Sehingga, sering kali saya gagal memahami bahasa buku Pepak atau buku Kaweruh Basa Jawa.

Misalnya, Suroboyoan tidak menggunakan akhiran –ake, melainkan –no, bisa dilihat perbedaannya dalam kata ditukokake dan ditukokno. Perbedaan ini sering mengancam nilai saya terutama saat ujian membaca dan menulis.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Sebagai bocil SD yang sehari-hari hanya menggunakan bahasa itu, saya merasa belajar bahasa Jawa hanya sebagai pengetahuan textbook saja. Saya menempatkan bahasa Jawa seperti belajar bahasa Inggris yang tidak tau akan saya pakai kapan. Otomatis hal ini membuat saya cemas karena bisa mengancam nilai rapor. Saya selalu menelpon kakek dan meminta bantuan orang tua saat mengerjakan PR karena butuh effort yang banyak untuk memahami bahasanya. Kakek lah yang the real MVP karena kadang orang tua saya juga tidak mudeng membaca bacaannya.

Sebagian besar pelajaran bahasa Jawa memang berfokus pada sastra. Sayangnya, unsur kebahasaan yang berbeda ini membuat saya merasa asing dengan Jawa yang biasa saya ketahui. Padahal, di kebudayaan Jawa Suroboyoan ada sastra dan budaya yang bisa digali, misalnya ludruk. Ludruk adalah kesenian komedi tradisional yang biasa ditampilkan saat pesta rakyat. Salah satu artis ludruk populer di Jawa Timur adalah Supali. Bukan main, popularitasnya bisa menyaingi playlist album pop dan dangdut di bus pariwisata. Hal-hal seperti ini jarang dibahas di sekolah karena kurikulum Jawa textbook membuat budaya lokal kurang diperhatikan. Seharusnya pelajaran muatan lokal harusnya bersifat lokal dan membuat siswa semakin menghargai budaya lokal. Setidaknya untuk kelas SD, ambillah contoh sastra lokal yang memang relatable dengan keadaan siswa.

Satu hal yang saya ambil manfaat dari belajar bahasa Jawa adalah bahasa krama. Kebetulan orang tua saya mendisiplinkan anak-anaknya untuk menggunakan bahasa krama. Walaupun pada praktiknya, krama saya masih belepotan dan sering saya tambal dengan bahasa Indonesia, saya merasa lebih classy daripada anak-anak lain yang tidak pakai bahasa krama dengan orang tua.

Penulis: Affan Hasby Winurrahman
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bahasa Jawa Khas Orang Kudus yang Perlu Dipelajari Kalau Hendak Merantau ke Kota Kretek

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Januari 2023 oleh

Tags: Bahasa JawaBelajarSekolahsuroboyoan
Affan Hasby Winurrahman

Affan Hasby Winurrahman

Owner Rumah Makan di Mojokerto, lulusan Magister FISIP. Suka mengamati isu sosial-budaya, bisnis, dan perintilannya. Hobi menulis musik dan main game.

ArtikelTerkait

tata usaha

Misteri Pegawai Tata Usaha Sekolah yang Seringkali Judes

29 Agustus 2019
Tadika Mesra Harusnya Mengajarkan Upin Ipin dan Kawan-kawannya 5 Pelajaran Ini. Anak-anak Jangan Disuruh Menangkap Hewan dan Bikin Maket Terus!

Tadika Mesra Harusnya Mengajarkan Upin Ipin dan Kawan-kawannya 5 Pelajaran Ini. Anak-anak Jangan Disuruh Menangkap Hewan dan Bikin Maket Terus!

19 Juni 2024
Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa Terminal Mojok

Bahasa Indonesia, Mata Pelajaran yang Jadi Musuh para Siswa

11 November 2022
11 Istilah Bahasa Jawa yang Susah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia Mojok.co

11 Istilah Bahasa Jawa yang Susah Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

31 Oktober 2023
Tugas Guru Ternyata Banyak, Mengajar Murid Cuma Sampingan Mojok.co

Mengenal Macam-macam Tugas Guru, Mengajar Ternyata Cuma Sampingan

26 Oktober 2023
5 Kosakata Bahasa Tegal yang Bikin Orang Jogja Syok Berat Mojok.co

5 Kosakata Bahasa Tegal yang Bikin Orang Jogja Syok Berat

28 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional Mojok.co

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

30 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.