Daftar Isi
#3 Mengubah tarif malam seenaknya
Jam operasional BRT dan Damri di Bandung terbatas dan menyisakan angkot serta ojek sebagai pilihan transportasi umum. Akan tetapi nampaknya mood sopir angkot di Bandung setiap malam berubah sehingga mereka jadi senang meminta tambahan ongkos ke penumpang dengan alasan sudah malam.
Memang sih umumnya hanya tambah Rp1.000 atau Rp2.000, tapi situasi ini kan kurang lebih mirip kehadiran tukang parkir di ATM atau warung pecel lele. Bikin penumpang jadi nggak ikhlas dan merasa dipalak, kecuali mereka yang terjebak dalam mindset “yang penting sedekah”.
#4 Memaksa penumpang jarak dekat mengojek ketika larut malam
Jika kalian sampai di Bandung larut malam dan berniat naik angkot untuk menghemat ongkos, lupakan itu dan langsung order ojek online saja. Banyak angkot yang lebih suka penumpang dengan tujuan terakhir rute angkot itu alias langsungan. Ada juga rute-rute yang angkot tak bisa mengangkut penumpang jarak dekat karena larut malam sudah menjadi “jatah ojek”. Jadi, mending berinisiatif memesan ojek online duluan sebelum disuruh sopir angkot, kan?
#5 Oknum sopir mengadang transportasi publik lain
Kalian berpikir koridor BRT nggak kunjung berkembang pesat di Bandung semata-mata karena pemda nggak punya political will terhadap transportasi publik? Nggak dong, ada andil angkot di sini. Waktu ada kabar pengadangan Trans Metro Pasundan di Soreang oleh beberapa oknum sopir angkot, saya sudah nggak heran. Tahun 2009 lalu waktu TMB hadir saja sudah kena baledog dari sopir angkot. Kok kayaknya angkot konsisten memosisikan diri sebagai musuh kehadiran transportasi publik nyaman di Bandung dari era Aher sampai Kang Emil, ya?
Saya sangat berharap angkot di Bandung segera dikonversi. Entah jadi feeder BRT layaknya di Solo atau diganti jadi bus sedang dengan rasio satu bus sedang menggantikan tiga angkot kayak di Bogor juga oke, kok.
Penulis: Ahmad Radhitya Alam
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Pengguna Angkot Bandung Perlu Lebih Proaktif, Jangan Acuh Tak Acuh, dong!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.