Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kerja Keras Mungkin Nggak Bikin Kaya, tapi Proses Nggak Mengkhianati Hasil, Mbak!

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
27 Februari 2021
A A
Kerja Keras Mungkin Nggak Bikin Kaya, tapi Proses Nggak Mengkhianati Hasil, Mbak! Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kemarin saya membaca sebuah artikel yang berjudul Kerja Keras Nggak Bikin Kaya, yang Ada Malah Bikin Mati. Saya setuju kalau orang sudah ditakdirkan miskin, mau kerja keras bagai kuda siang dan malam tanpa henti pun yah tetap bakal miskin. Beda halnya dengan orang yang sudah digariskan jadi orang kaya, mau kerjaannya dari bayi hingga tua rebahan terus mah tetap bakalan jadi sultan sampai tujuh turunan.

Kesempatan Sukses itu Ada

Meski kelihatannya takdir memang kejam dan tak mengenal perasaan, tapi nyatanya kesempatan untuk sukses itu milik semua orang. Mau dia kaya atau miskin, semua punya peluang yang sama. Hanya saja yang miskin harus sadar diri juga, kesuksesan bagi si miskin itu murni dari kerja keras dan nggak ada privilege-privilege-an. Mau sukses ya kerja, kerja, kerja, dan nggak ada acara kemenyek-kemeyekan.

Jujur saja, saya ini juga dari kecil termasuk manusia yang sangat termotivasi dengan ungkapan Bill Gates tersebut. Sebagai anak petani yang hidupnya serba susah, tentu saat besar nanti saya kepingin hidup lebih baik dari zaman kecil saya. Lagi pula nggak ada yang salah dari ungkapan itu. Toh, Bill Gates nggak memberi patokan tentang definisi kaya di kalimat bijaknya itu. “Kaya” bagi setiap orang kan beda-beda. Ada orang yang terlahir di keluarga yang terlilit utang, lantas setelah dia besar dia bisa melunasi utang-utang orang tuanya. Memang mungkin dia nggak bisa beli rumah besar atau mobil mewah, tapi bagi orang yang hidupnya dikejar-kejar utang setiap hari, bisa lepas dari lilitan utang itu juga termasuk sebuah kekayaan. Tanpa kerja keras, yah gimana mau bayar utang kan, ya?

Definisi Miskin

Definisi miskin itu juga beraneka ragam, tergantung orangnya. Banyak kok teman-teman saya yang anak PNS dulu, sering ngeluh kalau keluarganya itu miskin. Lah, yang anak PNS, walau nggak tahu pangkatnya apalah, paling nggak ada gaji tetap. Lalu bagaimana dengan yang anak buruh tani? Makanya, definisi “miskin” ini nggak ada patokannya.

Untuk karyawan yang gajinya hanya berpatokan dengan UMK saja, lalu mengeluh kalau nggak bisa kaya meski sudah kerja dari Senin hingga Senin lagi, bahkan hingga lembur 12 jam setiap harinya. Coba tanya deh, kaya di benak mereka itu yang seperti apa, sih? Apakah kaya itu gajinya besar? Apakah punya rumah besar? atau kaya itu kalau HP-nya Iphone?

Bagi orang dari kalangan bawah, untuk tetap bertahan dan punya motivasi dalam menginginkan sesuatu itu yah harus kerja keras menurut saya. Apalagi yang kita punya tanpa kerja keras? Saya tahu, meski kerja keras nggak bakal membawa kita pada kata “kaya”, tapi kalau nggak kerja keras yah orang-orang miskin nggak bakalan punya kesempatan buat kaya. Bahkan, buat nikah sama orang kaya pun kan nggak serta merta langsung nikah gitu saja.

Kisah Inspirasi yang Memotivasi

Saya itu selalu senang membaca kisah-kisah inspirasi orang-orang sukses yang memulai semuanya dari bawah. Misalnya saja kisah Pak Dahlan Iskan, bukankah beliau ini lahir dari keluarga yang nggak punya? Tapi lihat sekarang. Oh iya, nggak usah jauh-jauh ceritanya sampai Pak Dahlan, ya. Saya cerita tentang orang terdekat saya saja. Jadi, saya itu punya kakak sepupu. Dia anak pakde saya. Dari kecil hidupnya itu susah sekali, nggak beda jauh dengan saya, tapi dia jauh lebih susah lagi. Dia itu delapan bersaudara dan dia yang paling bungsu. Ibunya meninggal sejak dia masih kecil.

Namun, kakak sepupu saya ini orang yang gigih dan rajin belajar dengan giat sejak kecil. Di saat kakak-kakaknya yang lain sudah puas dengan kepintaran standar, dia masih terus belajar dan belajar. Sejak kecil dia sudah terbiasa berjalan kaki dari SD sampai kuliah. Dia juga bekerja sendiri untuk membiayai kuliahnya. Setelah lulus dan bekerja, dia tak puas dengan gajinya. Lalu dia mulai mengelola uangnya untuk bisnis dengan kepintarannya itu. Akhirnya, kini kakak sepupu saya punya tambang batu bara di kalimantan, punya resort mewah di Jogja, punya peternakan kuda di Bantul, punya rumah mewah di mana-mana, serta punya karyawan ratusan orang.

Baca Juga:

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Kita Tidak Butuh Motivasi, yang Kita Butuh Itu Konsistensi!

Tentang Privilage

Kalau ada yang bilang dia punya privilege itu salah. Semua kekayaannya sekarang itu murni dari hasil kerja kerasnya. Kalau dia nggak mau kerja keras sehabis kuliah dulu dan memilih rebahan, apakah mungkin dia bisa mendapatkan hasil seperti itu? Dia sering cerita, “Bagi orang nggak punya kayak kita, hanya kerja keras modal utamanya. Nggak bisa mengandalkan orang lain. Kecuali kalau kita sudah sukses, orang nggak kenal pun bakalan ngaku-ngaku saudara.”

Lagi pula, orang-orang yang bekerja keras itu tentu punya tujuannya masing-masing. Mereka punya target yang ingin dicapai. Kalau orang sudah pasrah dengan gaji pokok, yah nggak usah ngoyo buat lembur segala. Tapi kalau keinginan kita bisa beli motor, bisa beli mobil, bisa bayar KPR, bisa jalan-jalan ke luar negeri, bisa beli PS5, yah gimana yah. Mungkin kalau gaji pokoknya menteri sih bisa, tapi kan buat jadi menteri harus kerja keras juga. Apalagi kalau nggak punya privilege.

“Kerja cerdas” itu hanya layak diucapkan bagi mereka yang sudah diporak-porandakan dan dibanting kegagalan berkali-kali. Kalau kita mau memulai segalanya dari awal, tapi berharap bisa sukses dengan kerja cerdas tanpa melalui proses kerja keras, yah gimana ya~

BACA JUGA Udah Kerja Keras Bagai Kuda, kok Tabungan Nggak Nambah-nambah? dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 November 2025 oleh

Tags: Kayakerja keras
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Udah Kerja Keras Bagai Kuda, Kok Tabungan Nggak Nambah-Nambah?

Udah Kerja Keras Bagai Kuda, Kok Tabungan Nggak Nambah-Nambah?

7 November 2019
radio mabuk kendaraan mojok.co

Mabuk Kendaraan: Sebuah Pertanda Seseorang Tidak Berbakat Jadi Orang Kaya

10 Agustus 2020
Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

21 Februari 2020
Paman Gober, Penjahat Kota Bebek yang Sesungguhnya terminal mojok.co

Paman Gober, Penjahat Kota Bebek yang Sesungguhnya

31 Januari 2022
Nyatanya, Bekerja di Jepang Tak Seindah yang di Angan

Kerja di Jepang Bikin Kaya? Ah, Nggak Juga

23 Maret 2022
Sambat Masalah Ekonomi, Solusinya Disuruh Jadi Kaya, Logikanya di Mana?

Sambat Masalah Ekonomi, Solusinya Disuruh Jadi Kaya, Logikanya di Mana?

1 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.