Kalau ngobrolin tentang Bukit Bintang Jogja, pasti kita akan bicara tentang pemandangan indah Jogja dari atas bukit. Tidak bisa dimungkiri, pemandangan malam hari di Bukit Bintang memang begitu indah. Tak jarang jika banyak orang yang merantau ke Jogja punya kenangan yang indah di sana, dan saat kembali untuk sekadar berkunjung pun, mereka akan menyempatkan waktu.
Tapi, sayangnya, keindahan lampu kota tersebut tercoreng oleh suara knalpot brong pengunjung. Hash, angel.
Masalah knalpot brong ini sebenarnya bukanlah hal baru. Di banyak tempat wisata lain, baik di dalam maupun di luar negeri, suara bising kendaraan sering kali menjadi sumber keluhan utama para wisatawan. Di Bukit Bintang Jogja, masalah ini tampaknya semakin parah, terutama pada malam-malam akhir pekan atau saat liburan panjang. Pada waktu-waktu tersebut, jumlah pengunjung meningkat drastis, begitu pula dengan jumlah sepeda motor yang melintas dengan knalpot brong.
Sebenarnya, knalpot brong tidak ada hubungannya dengan pemandangan. Masalahnya adalah, orang berkunjung ke Bukit Bintang itu untuk mencari ketenangan. Kalau terganggu suara knalpot, kan jadi aneh. Ketenangan macam apa yang mau didapat?
Coba bayangkan kalian sedang menikmati jagung bakar dan mi rebus di salah satu tempat nongkrong di Bukit Bintang. Suasana syahdu yang sesekali dihiasi angin dingin Patuk, tiba-tiba diganggu suara knalpot yang jelek saja belum. Wajar saja kalau kalian bete. Soalnya memang semenyebalkan itu suara knalpot brong.
Kita nggak perlulah ya bicara apa efek jelek knalpot brong. Tanpa harus mendalaminya pun, dari sekilas suaranya, kita sudah tahu efeknya apa.
Bukit Bintang Jogja harus dijaga
Masalah ini harusnya segera diatasi. Kenapa, karena, ya Bukit Bintang itu salah satu tujuan wisata. Tempat ini bener-bener ikonik, jadi proteksinya harus ditingkatkan.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya tindakan tegas dari pihak berwenang. Penegakan hukum terhadap penggunaan knalpot brong harus dilakukan dengan konsisten dan menyeluruh. Razia dan penindakan terhadap pengendara yang menggunakan knalpot tidak standar harus ditingkatkan, terutama di kawasan wisata seperti Bukit Bintang. Selain itu, perlu juga adanya edukasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif dari penggunaan knalpot brong, baik terhadap kesehatan, lingkungan, maupun kenyamanan orang lain.
Pemangku kebijakan wisata Jogja harus mulai peduli sama gangguan eksternal macam ini. Sebab, kalau kenyamanan pengunjung nggak dijaga, lalu siapa lagi? Masak ya kalah sama pemilik knalpot yang suaranya jelek saja belum.
Penulis: Muhammad Ijlal Sasakki Junaidi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bukit Bintang Patuk, Tempat Nongkrong Malam Terbaik di Jogja