Punya wisata maritim, tapi kalah jauh dari Jepara dan Batang
Tidak cuma itu, Kendal juga punya wisata maritim/pantai. Kendal punya garis pantai yang panjang. Sayangnya, ia gagal meniru kesuksesan Jepara atau Batang. Kawasan pantai Kendal terkesan kumuh, minim sentuhan desain modern, dan sering kali terancam abrasi atau tergerus limbah.
Akibat final dari kegagalan branding terpadu ini membuat citra Kendal di mata publik nasional tidak lebih dari sebuah titik lewat di Jalur Pantura. Kendal cuma sebuah daerah yang wajib dilewati demi mencapai tujuan yang lebih menarik. Kendal seolah tak tahu harus menjual apa, sehingga kini, identitasnya dipaksa cuma menjadi lokasi bagi pabrik-pabrik Kawasan ekonomi Khusus (KEK), sebuah narasi autopilot yang minim kreativitas dan rawan konflik sosial-ekologis.
Inilah wujud paling nyata dari daerah medioker. Punya segalanya, tapi tak tahu cara membuatnya menjadi istimewa.
Integrasi tiga kekuatan dengan visi mandiri
Kendal cuma bisa keluar dari jebakan medioker dengan merumuskan ulang identitasnya dan mengintegrasikan tiga kekuatan utamanya, yaitu industri, spiritualitas, dan sumber daya alam. Kendal harus mengikat industri pada kesejahteraan lokal.
KIK harus diwajibkan untuk berkolaborasi dalam menyusun program vocational training yang spesifik. Selain itu, Kendal perlu memberikan insentif khusus bagi industri yang bersedia membangun rantai pasok lokal (local supply chain), khususnya di bidang pengolahan hasil laut dan pertanian. Ini memastikan adanya efek manfaat dari investasi asing ke dompet warga lokal.
Lalu, mewujudkan Kendal sebagai smart industrial city. Kendal tidak harus meniru Semarang, tetapi harus menjadi smart industrial city yang unik. Ini berarti infrastruktur perkotaan harus dibangun dengan standar tinggi yang sesuai dengan statusnya sebagai daerah industri, bukan lagi sebagai desa besar yang berada di pinggiran kota.
Kendal juga bisa menggunakan semangat Kota Santri sebagai nilai inti (core value) yang diterjemahkan menjadi keramahan, integritas, dan kebersihan dalam semua aspek pelayanan publik, pariwisata, dan etos kerja industri. Wisata alam dan religi harus dikemas dalam satu paket promosi yang cerdas. Membangun sebuah city branding yang fokus pada slogan: “Kendal Sebagai Pusat Industri dengan Hati Nurani Santri.”
Kendal harus punya identitas jelas
Kendal harus berjuang mendapatkan identitas yang jelas. Salah satu dari kategori atau bahkan jika perlu semua kategori itu digabungkan menjadi satu menjadi identitas daerah yang benar-benar baru karena memiliki semua sumber daya yang menunjang kemajuan peradaban dan ekonomi.
Itu kalau Kendalnya mau, kalau nggak ya, terserah kalian aja. Palingan juga kalian bakal jadi kayak Manchester United yang sekarang jadi tim medioker, punya segalanya tapi tetep jadi badut di liga Inggris. Kendal juga tetep bakal jadi daerah medioker kalau masalah ini nggak segera ditangani. Punya segalanya, tapi bakal tetep jadi badut pantura.
Penulis: Esha Mardhika
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kendal, Daerah Medioker yang Masih Punya Hal-hal Baik di Dalamnya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















