Beberapa waktu lalu, ada artikel di Terminal Mojok tentang kuliner makan malam yang seharusnya jadi menu sarapan. Dalam artikel tersebut, nasi goreng menjadi salah satunya. Kalau diingat lagi memang benar bahwa pedagang nasi goreng paling banyak ditemui di sore hari.
Padahal nasi goreng kerap menjadi menu sarapan idaman di level rumah tangga, terutama dari sudut pandang anak. Sebab, makanan ini adalah comfort food yang gampang diterima segala usia. Ditambah penyajiannya di pagi hari tergolong jarang. Sehingga nasi goreng dianggap sebagai menu sarapan yang istimewa.
Saya adalah penggemar berat kuliner ini. Sejujurnya saya nggak mau terikat pada aturan waktu tertentu untuk menikmati makanan favorit saya ini. Mau pagi, siang, sore, malam, kalau menunya nasi goreng ya gas hajar aja. Sayangnya orang tua saya adalah tipikal orang yang percaya kalau sarapan nasi goreng bisa bikin badan lemas dan ngantuk. Pokoknya alamat nggak semangat menjalani hari yang berimbas pada terganggunya aktivitas di hari itu. Bahkan di rumah saya, menjadikan nasi goreng sebagai menu sahur hukumnya makruh. Kalau bisa dihindari, tapi kalau kepepet ya diperbolehkan sekali-sekali.
Barang kali saya bukan satu-satunya anak yang dibesarkan dengan kepercayaan semacam itu. Saya yakin banyak pembaca yang bisa relate. Kenapa sih kepercayaan itu bisa muncul? Apakah benar sarapan nasi goreng bisa bikin lesu dan cepat ngantuk? Atau jangan-jangan cuma mitos aja? Duh, saya jadi over thinking.
Sebagai menu sarapan, nasi goreng tergolong makanan berat yang berkalori tinggi. Udah bahan utamanya nasi, digoreng pula. Padahal nasi putihnya sendiri sudah ditakdirkan memiliki kadar glikemik yang tinggi sehingga terjadi lonjakan gula darah dalam tubuh. Kondisi ini direspons pankreas dengan mengaktifkan insulin. Masalahnya, aktivitas insulin diikuti dengan peningkatan triptofan di otak yang merangsang peningkatan hormon melatonin dan serotonin. Kedua hormon inilah yang menciptakan perasaan nyaman dan butuh bersantai (baca:tidur).
Kalau begitu ceritanya, berarti makan semua turunan nasi putih juga bikin ngantuk dong? Karbohidrat di nasi kuning malah lebih parah tuh. Udah pakai nasi, lauknya masih perkedel, sambal goreng kentang, belum lagi ada mi juga. Terus kenapa cuma sarapan nasi goreng yang dibilang bikin ngantuk?
Sabar, mari kita gali lagi. Semua turunan nasi punya peluang bikin kita cepet ngantuk. Tapi ada satu kondisi khusus yang berbeda. Yap betul, digoreng. Dibandingkan menu nasi lainnya, nasi goreng adalah yang paling kering. Apalagi kadar natrium yang berasal dari bumbu-bumbunya cukup tinggi.
Akibatnya kita jadi mudah haus. Kalau kita malas minum air, tubuh akan lebih cepat dehidrasi. Akibatnya kita akan merasa lesu, bahkan susah konsentrasi. Ingat, hampir 80 persen otak manusia tersusun oleh air maka memastikan tubuh tetap terhidrasi sangatlah penting. Mulanya susah konsentrasi, lanjut ke klangopan, suwe-suwe iso bablas turu.
Entah sugesti atau bukan, bagi saya makan nasi goreng perlu porsi lebih banyak untuk bisa kenyang. Padahal kalau makan nasi biasa, dengan porsi yang lebih sedikit saya sudah kenyang. Ada yang gitu juga nggak?
Saya menduga hal ini berkaitan dengan nutrisi di nasi goreng yang tidak lengkap. Kurang atau bahkan nihil serat. Jarang banget orang yang mau dengan sadar menambahkan sayuran dalam masakannya. Kalaupun ada, jumlah sayurnya juga sekedarnya aja yang penting ada. Padahal serat bikin kita cepat kenyang meskipun kalori yang kita konsumsi lebih rendah.
Apalagi cita rasa gurih asin itu memang nagih banget. Bikin kita pengin makan lebih banyak daripada porsi biasanya saat kita makan nasi putih dengan lauk dan sayur. Cara kerjanya mungkin serupa dengan mengemil keripik dan camilan asin. Nyandu aja gitu, tau-tau udah habis banyak. Porsi yang lebih besar ini turut memperparah jumlah kalori yang kita asup termasuk bikin lonjakan gula darah makin tinggi.
Nah, itu dia analisis amatir saya soal sarapan nasi goreng yang dianggap bikin ngantuk. Kenapa amatir ya karena saya bukan ahli gizi. Jadi jangan dianggap terlalu serius ya. Hehehe
Kalau Anda sepakat bahwa kuliner ini memang bikin ngantuk, barangkali pemaparan di atas bisa membantu menjawab rasa penasaran Anda. Tapi kalau kalian nggak sepakat, barangkali mitos tersebut sengaja diciptakan orang tua biar anak-anaknya mau sarapan dengan menu yang lebih sehat dan bernutrisi lengkap. Tau sendiri kan, kenikmatan nasi goreng memang susah banget ditolak. Ditambah anak kecil suka kepala batu kalau menginginkan dan menyukai sesuatu. Barang kali orang tua jaman dulu merasa perlu menempuh jalan doktrin untuk mengubah keinginan anak-anaknya. Suka-suka mau dianggap mitos maupun fakta, yang jelas jangan sarapan nasi goreng keseringan ya. Ingat, segala hal yang berlebihan itu nggak baik.
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Dosa Saat Masak Nasi Goreng yang Nggak Disadari Banyak Orang