Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih?

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
21 Desember 2022
A A
Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih?

Kenapa Kita Selalu Lupa Caleg yang Kita Pilih? (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

The world is finally healed. Buzzer mulai menyerang, hoax mulai tersebar, akun pengkritik pemerintah mulai diserbu, baliho caleg mulai bermunculan. Inilah dunia yang kita tinggali, dunia yang mulai sembuh, dan mulai berperang melawan sesama.

Fenomena ini tentu saja tak boleh saya lewatkan. Dalam artikel ini, saya mau bahas caleg yang dilupakan pemilihnya di edisi pemilu yang lalu. Entah caleg tersebut akhirnya terpilih atau tidak, banyak dari kita yang tidak peduli. What happened in election booth, stays in election booth.

Tapi, apa sih yang jadi alasan kita dengan mudahnya melupakan keberadaan mereka?

#1 Memang kita nggak kenal sama mereka

Menurut saya, caleg di tingkatan kabupaten/kota dan provinsi itu nggak begitu populer sosoknya. Kadang pun yang kenal cuman kita, atau malah kita nggak kenal sama sekali, asal coblos saja.

Lagi pula, caleg ini rata-rata “bersolek” saat menuju pemilu saja. Kalau pemilu telah selesai dan dia nggak dapet kursi. Biasanya, caleg tersebut, kembali ke kehidupannya masing-masing, sudah nggak pura-pura peduli rakyat lagi. Dan yang kayak gitu emang patutnya dilupakan kan?

#2 Money politics

Saya amat yakin, orang yang memilih caleg dengan alasan uang, pasti hanya ingat nama dan nomor urut caleg ketika mencoblos di bilik suara. Selepas itu, kemungkinan besar dia lupa caleg yang ia pilih. Bahkan, dia juga nggak peduli kinerja dari caleg yang ia pilih, ketika sudah masuk ke parlemen.

Meskipun dilarang keras, politik uang tetap ada dan berlipat ganda. Selalu ada orang yang ingin memberi uang. Dan masih banyak orang yang siap untuk menerima uang tersebut.

Ngomong-ngomong, apa mereka nggak mikir risikonya ya? Bukan ketangkep KPU sih, lebih ke, gimana kalau mereka ngasih duit, tapi ujung-ujungnya nggak dipilih? Nggak tahu juga kan?

Baca Juga:

“Satu Desa Satu Gym” Bukan Sekadar Lelucon, Itu Ide Bagus untuk Kesehatan Warga Jawa Tengah!

Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

#3 Fanatik terhadap partai tapi nggak tau calegnya

Fanatisme masyarakat Indonesia, bukan cuma di sepak bola atau agama saja. Ada jenis fanatisme lain, yaitu fanatik terhadap partai. Ada segelintir orang yang nggak begitu tau caleg yang dia pilih, asal partainya dia cintai, pasti akan dipilih. Saya mengkategorikan ini sebagai fanatisme buta.

#4 Nggak peduli

Begini, banyak orang yang sebenarnya nggak peduli amat sama caleg. Mereka mikirnya yang penting ya milih partai dan presidennya aja. Ngapain mikir yang lain?

Padahal ya, ini keliru. Justru caleg inilah yang penting, soalnya aspirasi rakyat akar rumput yang (harusnya) menerima ya orang-orang ini. Kalau nggak peduli, ya agak susah juga. Coblos dan lupakan, sebenarnya ya kurang bagus.

Fenomena ini menurut saya adalah PR besar bagi pemerintah. Kayaknya negara ini perlu belajar ke Kuba, tentang partisipasi rakyat kepada pemilu. Biar yang terpilih benar-benar kompeten dan bisa dimintai pertanggungjawaban,

Begitu sekiranya, hasil terkaan saya terkait kebiasaan orang yang kerap lupa sosok caleg yang dia pilih saat pemilu periode sebelumnya. Ke depannya, semoga kita lebih selektif lagi dalam memilih, supaya kita nggak lupa sosoknya dan kita bisa menagih janji politiknya ketika terpilih.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Berapa Sih Biaya yang Harus Dikeluarkan Untuk Jadi Caleg? Hah, 2 Miliar?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Desember 2022 oleh

Tags: CalegPemilu
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Zulkifli Hasan Adalah Sebaik-baiknya Seorang Ayah Terminal Mojok

Zulkifli Hasan Adalah Sebaik-baiknya Seorang Ayah

14 Juli 2022
Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut tempat parkir ilegal tukang parkir atm, capres surabaya bogor, kota malang polisi cepek qris parkir indomaret

Kalau Ada Capres yang Berani Berjanji untuk Memberantas Tukang Parkir ATM, Pasti Akan Saya Pilih, Aku Bocahmu, Pak!

21 Januari 2024
Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

29 Mei 2023
surveyor politik pilkada pemilu mojok

Pengalaman Saya Jadi Surveyor Politik di Masa Pemilu yang Panas

10 November 2020
Perbandingan (biaya) Pemilu 2019 dan Pemilu “Stik Es Krim” Ketua RW di Kampung Saya Terminal Mojok_

Murahnya Biaya Pemilu ‘Stik Es Krim’ di Kampung Saya

28 Januari 2021
Dinasti Politik Cuma Tema Basi yang Dilempar oleh Calon Kering Imajinasi terminal mojok.co

Kami Tidak Berniat untuk Golput, tapi Kami Bingung Mau Memilih yang Mana

27 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.