Purbalingga, Bos, bukan Probolinggo
Pernah suatu saat ada teman yang enteng menjawab, “Oh, Jatim ya, mas.” Haduh ciloko. Itu Probolinggo. Purbalingga itu di Jawa Tengah, Mas/Mbak! Inget ya, Jawa Tengah. Selain itu, ada juga yang dengan polos bertanya, “Purbalingga di mana mas?” senjata saya yang paling ampun adalah dengan menjawab letak Purbalingga yang bersebelahan langsung dengan Purwokerto.
Ya mau gimana lagi, kota ini kalah saing dengan Purwokerto. Padahal, Purwokerto bukanlah sebuah kabupaten. Ujung-ujungnya, kalau saya lagi malas jelasin di mana letak kota saya, paling saya tinggal jawab, Purbalingga itu kampungnya Sudirman.
Setelah basa-basi soal asal daerah, hal lain yang sering ditanya perihal tim sepak bola yang ada di daerah tempat tinggal saya. Ya, Persibangga. Persibangga merupakan tim asal Kabupaten Purbalingga. Walaupun namanya Persi Bangga, tapi, saya sebagai warga Purbalingga nggak bangga-bangga amat. Hal ini karena prestasi sepak bolanya yang masih kurang. Persibangga masih kalah dengan tim-tim besar di Jawa Tengah seperti PSIS Semarang dan Persis Solo.
Desa wisata
Keluh kesah saya yang terakhir adalah tentang desa wisata. Akhir-akhir ini di Kabupaten Purbalingga banyak sekali desa wisata bermunculan. Bukan berarti saya tidak bangga dengan semakin banyaknya desa wisata, tapi, mohon maaf, bukankah jika sesuatu yang berlebihan itu nggak baik? Kalau semua desa dijadikan desa wisata, masyarakat akan bingung mana desa wisata yang asli dan mana desa wisata yang dipaksakan menjadi desa wisata. Padahal, setiap daerah punya potensinya masing-masing. Nggak semua desa bisa dijadikan desa wisata.
Bisanya, jika benar-benar punya potensi desa wisata “asli” akan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Tapi, kalau desa wisata “karbitan” pasti hanya ramai saat opening saja. Kalau udah sepi, pasti akan terlantar dan fasilitasnya terbengkalai. Jadi, mohon dengan sangat supaya diseleksi lagi, mana yang benar-benar berpotensi sebagai desa wisata dan mana yang “nggak layak” dijadikan desa wisata.
Sekian keluh kesah saya, semoga ada perbaikan yang signifikan setelah saya menulis artikel ini. Supaya nggak ada keluh kesah jilid dua. Haduhhhh.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain