Kelas menengah perlu banyak bersiasat tahun depan supaya bisa selamat.
Salah satu yang menyebalkan dari waktu adalah pergerakannya yang begitu cepat dan senyap. Semua bisa tiba-tiba terlewati begitu saja. Seperti halnya saat ini, tanpa terasa, 2024 dengan segala dinamika di dalamnya tersisa kurang dua bulan lagi. Tahun 2025 pun siap menyambut dengan berbagai atributnya yang menuntut kita sebagai manusia harus bersiap-siap dengan segala kemungkinan di dalamnya.
Satu hal yang jadi sorotan pada 2025 adalah kondisi saya, kita, dan kalian semua sebagai kelas menengah yang diprediksi akan makin berat. Kelas menengah akan berhadapan dengan tantangan multidimensi, mulai dari persaingan kerja, upah rendah, pajak atau retribusi yang kian bertambah. Tidak terkecuali beberapa komoditas penting yang subsidinya mulai dibatasi.
Tentu semua hal itu membutuhkan kesiapan dan kematangan diri dari aspek ekonomi. Saya punya beberapa pandangan terkait apa saja yang mungkin bisa si sebagai kelas menengah untuk setidaknya mampu bertahan atau bahkan berkembang meski dalam kondisi krisis sekalipun.
Daftar Isi
#1 Mengelola pendapatan dengan bijak
Mengelola pendapatan jadi aktivitas fundamental yang harus dilakukan oleh kelas menengah. Beruntungnya kelas menengah adalah mereka masih punya pendapatan, sehingga ada yang bisa dikelola. Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh harus dikelola dengan bijak, artinya setiap pendapatan sudah direncanakan untuk dialokasikan untuk apa saja. Dalam ekonomi perilaku, ini disebutkan dengan mental accounting. Pastikan alokasi minimal 20 persen dari pendapatan untuk diinvestasikan. Sementara 15 persen lainnya untuk dana darurat dari pendapatan yang sudah diperoleh.
#2 Kelas menengah perlu perbanyak keterampilan dan kompetensi
Saya selalu percaya bahwa investasi paling berdampak itu ya investasi kepada diri sendiri terutama otak, caranya ya dengan mengikuti berbagai pelatihan, bootcamp, workshop, atau assessment yang sesuai keinginan dan kemampuan kita. Hal itu juga akan menunjang masa depan seorang individu karena punya keterampilan yang bisa diakuinya sebagai nilai tambah.
Keterampilan yang diasah dan dikembangkan ini penting untuk membantu kita bertahan ketika amit-amit terkena PHK. Meski tentu sulit mencari pekerjaan baru, tapi jangkauan lowongan kerja yang kita cari jadi lebih luas karena kompetensi kita yang beragam. Misalnya kalau suka menulis, ya kembangkan kemampuan ini ke berbagai keterampilan yang diminati oleh industri, seperti copywriting, content writing, storyteller, digital marketing, atau sejenisnya. Keterampilan dasar tentu bisa kembangkan untuk berbagai sub keterampilan yang bisa bermanfaat bagi kita.
#3 Ciptakan pendapatan baru
Di kondisi krisis, masuk akal apabila kita mencari sub-pendapatan lain yang didasarkan pada keterampilan yang telah kita miliki. Diversifikasi sumber pendapatan ini membuat kita tidak hanya berpangku tangan hanya pada satu pendapatan. Selain itu, secara matematis pun, pendapatan yang kita terima pun jadi bertambah, sehingga alokasi untuk kebutuhan bulanan, tabungan, dan darurat jadi bisa terpenuhi.
Banyak portal luar negeri yang membutuhkan jasa freelance untuk berbagai jenis keterampilan. Ada banyak saluran untuk mendapat kesempatan itu, misal Upwork, Fiverr, Simplyhired, dan lain sebagainya. Selain melalui portal di internet, kesempatan freelance didapat melalui keikutsertaan kita di agensi. Agensi ini yang biasanya mengerjakan pekerjaan berdasarkan proyek yang diterima dari pihak ketiga.
#4 Kelas menengah ayo investasi dan beli asuransi
Ketika kita sudah mampu mendiversifikasi sumber pendapatan, agar lebih terarah, maka sebaiknya kita sudah mulai memilih instrumen keuangan. Ini perlu demi memproteksi harta kita di masa depan.
Pertama adalah investasi. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, alokasi investasi setidaknya 20 persen dari total pendapatan. Kita bisa memilih investasi yang fluktuasinya tidak ekstrem, bisa reksadana atau emas. Kedua adalah asuransi. Memiliki produk asuransi ini juga nggak kalah penting. Khususnya, asuransi jiwa atau kesehatan untuk melindungi risiko-risiko yang berpotensi dihadapi di masa depan.
Kedua instrumen ini setidaknya bisa mulai kita praktekkan di 2025 mendatang supaya pendapatan yang kita miliki tidak lari ke pembelanjaan yang nggak jelas.
#5 Banyak main dan berteman
Jaringan dan relasi itu penting. Makanya, di kondisi saat ini, jangan sungkan untuk membuka pembicaraan dengan siapa saja yang kita jumpai. Meski ya kita perlu selektif. Banyak ngobrol dan berkenalan tentu membuat kita setidaknya membuka pundi-pundi kesempatan lainnya, terutama terkait dengan kesempatan untuk pendapatan tambahan.
#6 Kelas menengah perlu belajar berkebun
Kemampuan berkebun menjadikan kita setidaknya bisa menciptakan kebutuhan makanan sendiri, tanpa harus membeli. Yah kalau ada sepetak tanah di belakang dan depan rumah atau kosan, bisa dimanfaatkan untuk menanam cabe, sayur-sayuran, atau buah-buahan seperti tomat. Kalau tidak ada sepetak tanah, bisa di poliback yang dapat diletakkan bagian depan rumah atau kos-kosan.
Keberadaan tanaman yang kita tanaman ini akan sangat membantu ketika kondisi keuangan benar-benar pailit. Amit-amit jangan sampai terjadi.
#7 Jadi TKI di luar negeri
Saat ini, ada program yang namanya Work Holiday Visa (WHV) yang bisa jadi salah satu opsi bagi kelas menengah yang sedang mencari pekerjaan. Program ini memberikan kesempatan bagi kita untuk tinggal di suatu negara dan bekerja dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 hingga 3 tahun. Selain bekerja, kita juga bisa menikmati wisata di negara tujuan dari WHV ini. Visa ini umumnya ditawarkan oleh negara seperti Australia, New Zealand, Kanada, dan Inggris.
WHV memungkinkan wisatawan untuk menambah penghasilan dan memperpanjang masa tinggal mereka di negara tersebut. WHV biasanya diperuntukkan bagi anak muda berusia 18–30 atau 35 tahun (tergantung negara). Program ini dirancang untuk memperkaya pengalaman internasional pemegangnya, memperkenalkan budaya negara tujuan, dan menambah keterampilan serta pengalaman kerja.
Nah itulah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kita kaum kelas menengah agar bisa tetap bertahan di tengah potensi krisis yang kabarnya akan tetap dihadapi pada tahun 2025.
Penulis: Muhammad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Sederhana, Fenomena yang Nggak Kalah Mengerikan dari Inflasi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.