Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Kelas Memasak buat Anak Kecil, Kegiatan dengan Dalih Life Skill yang Ngadi-ngadi

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
3 Maret 2023
A A
Cooking Class buat Anak Kecil, Kegiatan dengan Dalih Life Skill yang Ngadi-ngadi

Cooking Class buat Anak Kecil, Kegiatan dengan Dalih Life Skill yang Ngadi-ngadi (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini, jagat Twitter kembali gaduh dengan adanya cuitan seorang ibu dengan username @belindch yang mengeluhkan kebijakan sekolah menggelar acara memasak bagi para siswanya. Mungkin hal ini nggak kedengaran aneh kalau kelas memasak atau cooking class tersebut ditujukan bagi siswa kelas 5 atau 6 SD yang sudah dirasa cukup memahami instruksi serta risiko berhadapan dengan kompor dan minyak panas.

Akan tetapi, yang menjadi perdebatan sekaligus pertanyaan banyak orang tua adalah ketika pihak sekolah mengadakan kelas memasak untuk anak-anak di bangku kelas 1 dan 2 SD, atau bahkan TK, lengkap dengan kegiatan memotong dengan pisau betulan atau menggoreng seperti yang dialami ibu tersebut. Sepenting itukah mengajari anak-anak memasak di usia yang terhitung dini?

EMOSI BATS GUE

Sekolahnya membiarkan anak-anak “menggoreng” dengan tinggi minyak dan kompor setinggi ini.
Itu kalo kejadian minyaknya numplek apa gak habis muka anak gue???

Udah gue tegur di grup, dibaca aja, ga ada minta maaf sama sekali.

STRESSS GUEEE
😡😡😡 pic.twitter.com/CaI8Asv8tP

— Uta Makan Selamat (@belindch) February 22, 2023

Oke, hampir semua orang setuju kalau memasak merupakan salah satu life skill atau keahlian dasar dalam bertahan hidup. Manusia mana yang nggak butuh makan? Akan tetapi, pelajaran mengenai basic life skill seharusnya diberikan secara bertahap dengan memperhatikan kesiapan serta usia anak. Terlebih apabila kelas memasak untuk usia dini tersebut dicetuskan oleh sekolah yang merupakan institusi pendidikan.

Saat memasak, orang dewasa juga banyak yang takut kecipratan minyak panas

Orang tua sudah mempercayakan sepenuhnya anak mereka sekian jam pada pihak sekolah untuk dibina menjadi pribadi yang baik. Kepercayaan itu tentu saja juga termasuk dalam segi keamanan anak, khususnya ketika murid masih berada di lingkungan sekolah.

Orang dewasa waras mana yang tega menghadapkan anak kecil dengan api dan minyak panas yang sangat berpotensi membahayakan diri mereka dengan dalih kelas memasak? Apalagi dengan ketinggian kompor yang nggak seimbang dengan tinggi badan anak. Kalau lagi sial, terus ada kecelakaan, apakah pihak sekolah mau bertanggungjawab sepenuhnya? Di sini kegusaran @belindch sangat dapat dimaklumi.

Perkara memasak, orang dewasa saja masih banyak yang takut kecipratan minyak panas. Saking takutnya, bahkan ada yang memakai helm sebagai pelindung kepala ketika menggoreng supaya nggak terkena letupan minyak panas. Pernah lihat, kan?

Selain sakit, luka yang ditimbulkan akibat terkena minyak panas juga akan membekas dan susah hilang. Kadang butuh bantuan dokter guna menanganinya. Tentu saja biayanya nggak murah. Lha, kok bisa ada anak kecil masih usia 7-8 tahun sudah disuruh menggoreng pakai alat dapur seadanya yang biasa digunakan orang dewasa plus tanpa mengenakan pelindung apa pun. Apa nggak ngadi-ngadi?

Baca Juga:

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Kantin Sekolah Adalah Penyelamat Guru yang Gajinya Rata dengan Tanah

Mengajari anak memasak bisa dimulai dengan tugas sederhana, tak langsung berhadapan dengan kompor dan minyak panas

Alasan didampingi orang dewasa selaku guru pun tak lantas membuat kelas memasak seperti itu diwajarkan. Anak kecil usia TK dan SD kelas 1-3 masih sangat aktif dan suka bercanda tanpa memperhitungkan bahaya yang mungkin terjadi. Apalagi kalau jumlah pendamping dan siswa nggak proporsional.

Yakin guru bisa mengawasi anak satu per satu dan menjamin nggak akan terjadi kecelakaan sekecil apa pun? Susah-susah orang tua mengajari anak buat nggak mainan api di rumah, eh, di sekolah malah dipaparkan langsung dengan bahaya api serta minyak panas, siapa yang nggak jengkel?

Metode pelajaran memasak yang diberikan sekolah terkait jelas-jelas kalah jauh dibandingkan kelas memasak yang diadakan oleh pihak di luar sekolah seperti event organizer untuk acara aktivitas anak. Para penyelenggara kelas memasak tersebut lebih berakal sehat dengan mengadakan pelajaran memasak yang relatif aman bagi anak kecil tanpa menyertakan benda tajam, api, dan minyak panas.

Misalnya, anak diajari bagaimana cara membuat roti lapis atau sandwich yang hanya membutuhkan pisau plastik untuk mengoles selai atau mayones. Contoh kelas memasak lain yang lebih sesuai untuk anak kecil adalah membuat salad sayur atau sop buah. Menyiapkan makanan nggak selalu harus yang digoreng, kan? Rasanya pelajaran memasak yang sederhana seperti ini sudah cukup bagi anak kecil tanpa harus menggadaikan keselamatan mereka.

Mengajari basic life skill bisa dimulai dengan hal sederhana

Mengajarkan soal life skill buat anak kecil itu nggak melulu soal menggoreng makanan, lho. Idealisme mengenalkan anak pada keahlian mengolah makanan mereka sendiri memang baik. Namun perlu diingat, sebelum jauh menuju ke titik tersebut, ada jenis life skill lain yang wajib dikuasai anak terlebih dahulu.

Kenapa nggak mengajarkan anak berlatih beberes seperti melipat selimut atau membuat simpul pada tali sepatu mereka sebelum berlagak mengadakan cooking class? Jangankan api dan minyak panas, membiarkan anak kecil menuang air mendidih sendiri saja sudah bikin orang tua ketar-ketir. Makanya sejumlah produk dispenser sekarang diberi alat pengaman pada saluran air panasnya supaya anak-anak nggak bisa mengucurkan air panas dengan mudah. Masa iya hal sepele kayak gini saja nggak dipahami?

Anehnya, merujuk pada utasan tersebut di Twitter, ternyata pihak sekolah masih merasa oke-oke saja dengan kegiatan memasak yang cenderung berbahaya tersebut dengan beralasan sudah ada pendampingan dan agar anak ada pengalaman menggoreng. Memang apa pentingnya pengalaman menggoreng bagi anak seusia paling besar kelas 2 SD? Gimana seandainya pengalaman yang didapat justru terbakar api atau ketumpahan minyak panas? Mungkin pihak sekolah yang mengusulkan acara cooking class tersebut belum pernah mendengar pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati”.

Mengusulkan orang tua untuk pindah sekolah yang sesuai dengan selera pengajaran orang tua juga bukan tindakan solutif. Masalah di atas nggak sebatas kurikulum. Ini soal keamanan, lho. Perusahaan yang mempekerjakan karyawan saja wajib menerapkan standar keselamatan kerja. Harusnya sekolah pun bersikap demikian. Bukan berlindung di balik kebijakan masing-masing sekolah tanpa mengindahkan keselamatan anak didiknya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Kesalahan yang Saya Lakukan Saat Belajar Masak, Jangan Ditiru!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2023 oleh

Tags: anak sekolahcooking classkelas memasakSekolah
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Membeli Sepatu Itu Nggak Selalu Mudah, Sering Rumitnya

Membeli Sepatu Itu Nggak Selalu Mudah, Sering Rumitnya

23 November 2019
Memahami Matematika Dasar Itu Wajib, Sekalipun Kalian Menganggap Matematika Nggak Berguna dalam Kehidupan Nyata

Memahami Matematika Dasar Itu Wajib, Sekalipun Kalian Menganggap Matematika Nggak Berguna dalam Kehidupan Nyata

3 November 2024
5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri (Visual Karsa, unspalsh.com) dukuh babakan

5 Cara Pengurus Pesantren Membangunkan Santri Menjelang Salat Subuh

5 Juni 2022
sonny boy anime musim panas 2021 mojok

Sonny Boy, Anime Buatan Sutradara One Punch Man yang Layak Ditonton Musim Ini

28 Juli 2021
Negara Panem The Hunger Games Adalah Contoh Baik bagi Sistem Pendidikan Indonesia terminal mojok

Sistem Pendidikan Negara Panem ‘The Hunger Games’ Adalah Contoh Baik bagi Indonesia

5 Juli 2021
belajar dan sekolah

Sekolah Tidak Lebih Penting dari Belajar

3 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.