Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Kelakuan Fans Inggris yang Memuakkan dan Sikap Tahu Diri yang Langka

Radja Sinaga oleh Radja Sinaga
13 Juli 2021
A A
fans inggris yang memuakkan football is coming home gareth southgate timnas inggris overrated mojok

gareth southgate timnas inggris overrated mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Perhelatan Euro 2020 sudah berakhir dengan kemenangan Italia atas Inggris dalam drama adu penalti dalam partai final yang berlangsung Senin 12 Juli 2021 dini hari. Saya ucapkan selamat atas tim nasional Italia. Dari awal penyisihan grup, Italia memang tampil sangat ciamik dengan squad yang dimilikinya. Namun, drama Euro 2020 belum berakhir, MyLove. Drama apalagi kalau bukan tentang fans Inggris yang rasis?

Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka adalah tiga anggota tim nasional Inggris yang gagal menendang eksekusi penalti pada partai final. Setelah kegagalan mereka, saya lihat akun media sosial mereka dipenuhi oleh hujatan oleh warga Inggris yang kesal dengan kegagalan mereka sehingga mereka kalah di partai final. Bukan hujatan biasa, tapi hujatan yang dilemparkan pada mereka bernada rasis karena mereka bertiga berkulit hitam. Gila!

Hujatan dengan nada candaan seperti “Rashford, Sancho, dan Saka itu pemain MU dan Arsenal, nggak usah diharapkan!”, atau, “Kekalahan timnas Inggris ini salah MU dan Arsenal. Dua klub itu bawa sial,” masih bisa saya toleransi. Tapi, kalau hujatannya sudah mengarah tindak rasisme, saya benar-benar nggak bisa terima

Bayangin, negara dengan industri sepak bola semaju itu punya fans yang sepandir itu. Jangankan mereka yang berkulit hitam, David Beckham yang jelas-jelas berkulit putih saja dihujat habis-habisan oleh warga Inggris saat jadi biang kekalahan Inggris saat World Cup 1998 setelah diganjar kartu merah oleh wasit. Tapi, kita tidak melihat Beckham dihujat sekeras itu setelah gagal mengeksekusi penalti di Euro 2004. Kegagalan demi kegagalan Beckham pun disikapi dengan tenang. Sebaliknya, sedikit saja kesalahan dibuat oleh pemain berkulit hitam, pemain tersebut tak dibiarkan hidup dengan tenang.

Padahal Inggris seharusnya berterima kasih pada para imigran yang kini jadi andalan tim nasional Inggris. Dilansir dari Migration Museum UK, tim nasional Inggris hanya akan menyisakan Luke Shaw, Mason Mount, John Stones, dan Jordan Pickford jika skuat hanya berisi pemain berdarah Inggris murni. Bahkan 13 di antara 26 punggawa timnas Inggris yang berlaga di pentas Euro 2020 hitungannya bukan “orang Inggris asli” karena salah satu orang tua atau kakeknya adalah imigran.

Kelakuan fans Inggris yang rasis ini mengingatkan saya akan kasus serupa yang terjadi pada Mesut Özil yang pernah berkata, “Saat saya menang, saya diakui jadi warga negara Jerman, tapi saat saya kalah, saya disebut imigran.” Padahal jasa Mesut Özil bagi timnas Jerman ini sangat banyak.

Tidak usah jauh-jauh ke Eropa, Susi Susanti dan Alan Budikusuma yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan meraih medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992 saja terkena isu rasial karena mereka merupakan keturunan Tionghoa. Pada masa itu, keturunan Tionghoa tidak dianggap pribumi. Padahal banyak warga negara Indonesia keturunan Tionghoa yang telah mengharumkan nama Indonesia.

Kelakuan fans Inggris yang rasis memberi kita bukti bahwa fans sering bertindak kelewat batas. Mereka seakan punya pengetahuan yang lebih-lebih ketimbang pemain. Mereka seakan-akan punya kapabilitas untuk menanggung beban yang tak akan pernah mereka rasakan.

Baca Juga:

Sisi Gelap Kerja di Korea Selatan: Gaji Besar tapi Hak-hak Lain Tergadaikan  

Marcus Rashford Pemain Malas yang Tidak Cocok untuk Arsenal

Padahal, kalau mereka ada dalam posisi Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka yang menendang penalti, saya jamin mereka akan geumpeur juga! Lutut mereka akan gemetar sebelum menendang bola karena tekanan, dan tendangan mereka juga sama-sama tidak akan masuk. Gimana bisa nendang penalti kalau kerjaannya cuma bisa nonton sepak bola doang tanpa olahraga sama sekali? Bisanya cuma menghujat ketika timnya kalah.

Saya paham sih, fans itu pasti selalu menuntut. Mulai dari fans musik, fans film, sampai fans sepak bola. Tapi, harusnya yang dikritik itu permainannya, bukan rasnya, bukan pribadi orangnya. Kita harus bisa membedakan, antara kritik dengan hujatan. Apalagi, hujatan yang dilakukan adalah hujatan bernada rasial. Ini abad 21, sudah tidak elok untuk melakukan hujatan bernada rasial semacam itu.

Tindakan fans Inggris yang rasis adalah contoh terbaik bagi kita, umat manusia, untuk tidak berevolusi ke belakang. Perbedaan warna kulit dan ras adalah hal yang tak terhindarkan. Sebagai manusia, kita harusnya bisa memahami bahwa perbedaan bukanlah hal yang perlu diributkan.

Untungnya, ketika saya memeriksa laman media sosial Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, kolom komentar mereka sudah tertutupi oleh komentar senior timnas Inggris yang memberi mereka semangat seperti Steven Gerrard dan David Beckham. Mereka berdua paham akan hal tersebut. Gerrard pernah melakukan kesalahan fatal yang membuat Liverpool gagal meraih gelar juara Liga Premier Inggris. Sedangkan David Beckham pernah melakukan kesalahan saat World Cup 1998 setelah diganjar kartu merah oleh wasit.

Seharusnya, sikap kita sebagai fans sepak bola itu mencontoh Gerrard dan Beckham. Mereka mendukung dan menyemangati pemain yang melakukan kesalahan agar ke depannya mereka bisa bermain dengan lebih bagus.

BACA JUGA ‘Sleeping Dogs’, Gim Underrated yang Lebih Bagus ketimbang GTA V dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2021 oleh

Tags: euro 2020fans inggrisHiburan Terminalpenaltirashfordrasismesakasanchotimnas inggris
Radja Sinaga

Radja Sinaga

Mahasiswa PBSI, yang gak akan pernah jadi atlet bulutangkis

ArtikelTerkait

Marcus Rashford Pemain Malas yang Tidak Cocok untuk Arsenal (Pexels)

Marcus Rashford Pemain Malas yang Tidak Cocok untuk Arsenal

11 Januari 2025
Belajar Geografi sambil Nonton Film 'Harry Potter', Mengapa Tidak? terminal mojok.co

Belajar Geografi sambil Nonton Film ‘Harry Potter’, Mengapa Tidak?

11 Juni 2021
Ferry Kombo dan Fathur, Dua Mantan Ketua BEM yang Beda Nasib mas fathur

Ferry Kombo dan Fathur, Dua Mantan Ketua BEM yang Beda Nasib

8 Juni 2020
4 Rekomendasi Film Korea Klasik Bergenre Romance yang Tak Lekang Zaman terminal mojok.co

4 Rekomendasi Film Korea Klasik Bergenre Romance yang Tak Lekang Zaman

23 Juli 2021
Mari Bersepakat Cinderella Adalah Dongeng yang Sangat Menyesatkan terminal mojok

Mari Bersepakat Cinderella Adalah Dongeng yang Sangat Menyesatkan

28 Juli 2021
conor mcgregor youtube mojok

Kekalahan Conor McGregor Adalah Bukti Kasih Sayang Tuhan

14 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.