Kabupaten Tegal punya 18 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Talang. Secara geografis, kecamatan ini terletak di bagian timur Kabupaten Tegal. Wilayahnya cukup luas, sekitar 4.378 hektar, dengan bentang desa yang lumayan padat.
Sepintas, tak ada yang istimewa dari kecamatan ini. Sama lah seperti kecamatan pada umumnya yang punya pasar, sekolahan, puskesmas, dan lapangan. Tapi cobalah untuk tinggal di sana untuk beberapa waktu. Atau setidaknya, kalau lewat sini jangan cuma bablas. Berhentilah sejenak dan amati bagaimana dunia bekerja di Kecamatan Talang. Niscaya, kalian akan merasa bahwa irama kehidupan di sana begitu selaras.
Di Kecamatan Talang, ada ekonomi yang berdenyut aktif, tapi juga ada kegiatan keagamaan yang tak pernah henti. Dengan kata lain, Kecamatan Talang adalah kecamatan yang paling seimbang dunia-akhirat di Kabupaten Tegal.
Kesibukan duniawi di industri logam
Kesibukan duniawi di Kecamatan Talang ada banyak. Salah satu yang paling terkenal adalah industri logamnya. Di sini, suara mesin bubut, ketok palu, hingga suara las sudah terdengar seperti orkes yang terdengar hampir setiap hari. Berbagai produk yang dihasilkan dari industri ini di antaranya adalah komponen otomotif hingga peralatan rumah tangga.
Pangsa pasar industri logam Kecamatan Talang tidak main-main. Bermacam produk hasil tangan-tangan orang Talang sudah tembus hingga ke luar negeri. Maka tak heran jika Kecamatan Talang dijuluki sebagai “Jepangnya Indonesia”.
Tentang kepiawaian orang Talang dalam mengolah logam, semua bermula ketika zaman kolonial Jepang di Indonesia. Kala itu, Kecamatan Talang Kabupaten Tegal menjadi salah satu sentra produksi peralatan perang. Akibatnya, banyak warga yang dilibatkan dalam program kerja paksa (Romusha).
Meski awalnya tertekan, pada akhirnya banyak warga yang memiliki keterampilan mengolah logam. Keterampilan tersebut kemudian menjadi modal untuk memulai usaha industri logam melalui bengkel sederhana selepas masa penjajahan Jepang.
Kesibukan duniawi di sentra kuliner
Kesibukan duniawi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal juga tampak pada kegiatan kuliner mereka. Di sini, kamu akan melihat begitu banyak warung sauto berjejeran di pinggir jalan. Di antaranya yang paling terkenal, yaitu warung sauto Sedap Malam Amir dan warung sauto Daan Jenggot. Keduanya bukan cuma legendaris karena telah lama berdiri, tapi juga karena rasanya yang konsisten bikin kangen.
Di hari raya atau saat libur panjang, suasana di depan warung sauto ini akan berubah total. Deretan mobil berpelat luar kota akan memadati bahu jalan. Dilihat-lihat, sudah seperti showroom mobil saja. Ya nggak heran sih, sauto Talang memang jadi makanan wajib jika berkunjung ke Tegal.
Bagi yang clueless soal apa itu sauto, sauto ini mirip dengan soto, tapi diberi tambahan tauco (fermentasi dari biji kedelai yang dihaluskan bersama terigu). Berbeda dengan rasa soto yang cenderung ringan dan segar, rasa sauto lebih kaya dan memberikan sensasi rasa manis, asem, dan asin.
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal sibuk mengejar duniawi, tapi tak lupa akhirat
Nah, ini bagian yang bikin saya benar-benar yakin bahwa Talang itu seimbang secara dunia-akherat. Meski geliat duniawinya begitu terasa di industi logam dan juga kuliner, aktivitas keagamaan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal juga sangat hidup.
Di Talang, suara orang mengaji dari masjid ataupun rumah-rumah penduduk seringkali terdengar. Laki-laki berpakaian gamis panjang juga sudah jadi pemandangan yang umum. Itu di hari biasa ya, Gaes. Kalau ada hari besar keagamaan, gegap gempitanya makin terasa.
Tak percaya? Cobalah datang ke Talang saat ada perayaan Maulid Nabi. Niscaya, kamu akan melihat bagaimana masjid-masjid dihias sedemikian rupa, dan para laki-laki baik tua, muda ataupun anak-anak akan berbondong-bondong ke masjid untuk berselawat bersama.
Bukan hanya itu saja. Di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal juga ada haul (peringatan kematian) KH. Said bin Armia. Beliau merupakan ulama besar yang menjadi panutan umat Islam. Ketika acara ini digelar, ribuan jamaah yang terdiri atas para ulama, tokoh masyarakat, santri dan masyarakat umum akan hadir meramaikan.
See? Terbukti kan betapa di Kecamatan Talang Tegal, dunia dan akhirat berjalan dengan seimbang. Agak-agaknya, orang Talang telah secara total menerapkan prinsip “Kejarlah dunia seolah engkau akan hidup selamanya, dan kejarlah akhirat seolah engkau akan mati besok”.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Orang Tegal Sering Dianggap Ndeso dan Diolok-olok Logatnya, tapi Saya Tetap Bangga.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















