Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kayutangan Adalah Sumber Masalah Baru bagi Warga Kota Malang

Riki Ari Pradana oleh Riki Ari Pradana
30 Juli 2024
A A
Kayutangan Adalah Sumber Masalah Baru bagi Warga Kota Malang

Kayutangan Adalah Sumber Masalah Baru bagi Warga Kota Malang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Dua minggu lalu, saya pergi ke Kayutangan dalam rangka menemani teman untuk mengambil data lapangan untuk keperluan skripsi. Kami sekalian jalan-jalan mengelilingi kompleks Kayutangan Heritage di Kota Malang. Pemugaran bangunan zaman kolonial, pelebaran pedestrian, pertigaan dan perempatan jalan dari aspal diubah jadi batu andesit, hingga kilauan lampu vibes Malioboro Jogja menambah kesan cantik kota yang berhawa dingin ini.

Sayangnya, pemandangan elok itu nggak dibarengi dengan tata kelola wilayah yang baik. Kabel listrik yang bergelantungan sepanjang jalan merusak mata yang memandangnya. Tiang listrik jadi semacam pohon yang tumbuh di tengah-tengah pedestrian jalan yang telah dibangun.

Dari kabel dan tiang listrik saya sudah mendapat gambaran kalau pemerintah dan perusahaan listrik nggak bekerja sama secara baik agar kawasan ini lebih tertata dan lebih ramah pengunjung. Sudah lebih dari empat tahun sejak saya berkunjung pertama kali pada tahun 2020 kabel tak kunjung dibersihkan oleh pemerintah setempat. Bahkan ketika saya berkunjung ke Kayutangan Malang, saya melihat tupai yang memanfaatkan kabel listrik untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lain.

Bangun sana sini, tapi parkiran nggak disediain di Kayutangan Malang

Jangan datang ke Kayutangan Malang kalau mau cari ketenangan, apalagi saat weekend. Bukannya tenang malah jadi beban pikiran. Niatnya healing malah pusing cari parkiran.

Kalau bawa motor relatif mudah mencari ruang untuk parkir motor. Meskipun saya nggak tahu apakah lokasi parkir di Kayutangan ini legal atau ilegal. Tapi kalau kalian bawa mobil, jangan harap bisa mudah memarkirkan mobil. Yang ada kalian malah mumet mencari tempat parkiran.

Saya heran sama pemerintah setempat. Tiap minggu wisatawan membludak dari berbagai kota di sekitar Malang untuk berwisata ke Kayutangan. Tapi sampai sekarang lahan parkir tak kunjung disediakan. Pemkot banyak membangun landmark yang menurut saya nggak terlalu penting seperti miniatur kereta, bundaran di tengah jalan, hingga replika kotak telepon umum seperti di London.

Pengkajian enam lokasi parkir strategis awal tahun 2024 oleh Pemkot hanya wacana semata. Hingga saat ini, wisatawan yang berkunjung ke Kayutangan kebingungan untuk mencari tempat parkir. Apalagi bus yang membawa rombongan anak-anak sekolah dari luar kota. Wah, kasihan sekali sopir busnya bingung cari parkiran.

Saat ini parkir wisatawan ditempatkan di pinggiran jalan utama wisata Kayutangan Heritage. Menjadikan pemandangan estetis Kayutangan Malang terhalang keindahannya oleh banyaknya mobil dan motor yang berjejer di sepanjang jalan.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

Petugas parkir Kayutangan banyak yang nggak menggunakan rompi warna biru dari Dishub. Menampakkan kesan penjaga parkir selayaknya seorang preman yang sedang memungut iuran pada pengunjung untuk keperluan setoran kepada bos preman penguasa wilayah setempat.

Nego dengan oknum berseragam adalah jalan ninja pedagang asongan

Sebagai ruang terbuka umum, Kayutangan Malang menjadi tempat yang cocok bagi mereka yang memiliki usaha starling dan pedagang asongan lainnya. Penjual yang ada di sini bervariasi, mulai dari bapak-bapak dan ibu-ibu berusia 50 tahun ke atas, mahasiswa semester akhir, hingga anak-anak yang masih duduk di bangku SD.

Mereka yang menjajakan barang dagangan kepada para pengunjung selalu diselimuti rasa tak aman. Pemkot secara tegas melarang segala aktivitas penjualan yang tak berizin. Menyebabkan mereka yang berjualan di Kayutangan selalu merasa khawatir jika ada operasi ketertiban dari aparat pemerintah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, para pedagang nggak tinggal diam. Mereka menerapkan strategi bisnis dengan para oknum berseragam. Saat membeli kopi dari salah satu pedagang starling di Kayutangan Malang, saya sempat bertanya apakah mereka nggak takut digusur sewaktu-waktu.

Pedagang starling yang merupakan ibu berusia paruh baya tersebut mengatakan kalau mereka sudah negosiasi dengan dua orang pria berseragam biru dan cokelat. Beliau mengaku bahwa gadis perempuannya tengah menjalin hubungan asmara dengan oknum berseragam tersebut. Jalinan cinta segitiga itu menguntungkan usaha starling miliknya. Sebab, mereka akan mengetahui lebih dulu dibanding pedagang lain jika akan dilakukan operasi ketertiban.

Jogjanya teratur, Malangnya amburadul

Mencontoh daerah lain itu sah-sah saja. Saya paham bahwa Pemkot Malang ingin melestarikan warisan budaya di daerah Kayutangan dan menghiasi pedestrian dengan lampu-lampu kuno untuk menghadirkan suasana selayaknya Malioboro Jogja. Meskipun saat ini Malioboro bukanlah Malioboro yang dulu yang terkenal semrawut, saat ini Malioboro sudah tertata rapi dengan konsep perencanaan tata wilayah yang jelas.

Sementara itu di Malang tak demikian. Harus dilakukan pembenahan di daerah Kayutangan agar wisata umum ini dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi para wisatawan. Jika masalah kabel semrawut, tiang listrik, parkiran, dan maraknya pedagang asongan dibiarkan terus, maka dapat merugikan wisata ini ke depannya. Kesan yang didapatkan para wisatawan dari luar kota akan menjadi poin penentu untuk keberlanjutan wisata ini.

Sayang sekali jika wisata yang telah menelan anggaran 5,8 miliar dari APBD ini malah nggak dimanfaatkan secara maksimal.

Penulis: Riki Ari Pradana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Orang-orang yang Datang ke Kayutangan Malang Itu Sebenernya Mau Main atau Nyinyirin Kinerja Wali Kota Malang, sih?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Juli 2024 oleh

Tags: kayutangankayutangan heritagekayutangan malangMalangwisata malang
Riki Ari Pradana

Riki Ari Pradana

Social Researcher

ArtikelTerkait

Keripik Apel Adalah Oleh-oleh Malang Paling Aneh yang Pernah Saya Cicipi

Keripik Apel Adalah Oleh-oleh Malang Paling Aneh yang Pernah Saya Cicipi

3 September 2025
5 Hal Menarik di Malang yang Bikin Betah Nggak Mau Pulang

5 Hal Menarik di Malang yang Bikin Betah Nggak Mau Pulang

2 November 2025
Pare Nggak Akan (Bisa) Pisah dari Kediri kayak Batu yang Pisah dari Malang, Levelnya Beda, Bolo!

Pare Nggak Akan (Bisa) Pisah dari Kediri kayak Batu yang Pisah dari Malang, Levelnya Beda, Bolo!

19 Desember 2023
Jalur Kayutangan Jadi Satu Arah: Hobi Amat Bikin Kebijakan Aneh, Bos?

Jalur Kayutangan Malang Jadi Satu Arah: Hobi Amat Bikin Kebijakan Aneh, Bos?

18 Februari 2023
Songgoriti, Gang Macan, dan Stereotip Negatif yang Tak Kunjung Lepas terminal mojok.co

Songgoriti, Gang Macan, dan Stereotip Negatif yang Tak Kunjung Lepas

12 Januari 2022
Teh Naga Malang Cocok di Lidah Orang Jawa Timur yang Nggak Suka Manis dan Sepet, Nikmatnya Nggak Ada Obat! Mojok.co

Teh Naga Malang Cocok di Lidah Orang Jawa Timur yang Nggak Suka Manis dan Sepet, Nikmatnya Nggak Ada Obat!

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.