Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Kawan yang Kini Merasa Menjadi Lawan, Kembalilah Seperti Dulu

Nick Bash oleh Nick Bash
26 Mei 2019
A A
kawan menjadi lawan
Share on FacebookShare on Twitter

Sudah hampir lima tahun ini aroma perpecahan di dunia maya begitu kental terasa. Kawan berubah jadi lawan. Bahkan yang tadinya keluarga bisa menjadi tak saling kenal.

Banyak teman sekampus yang dulu begitu hangat bercengkrama, kini bersikap dingin hingga membekukan hatinya. Tak ada lagi obrolan penuh canda di media sosial. Tak pernah lagi saling bertanya kabar—bahkan mulai tak saling bertegur sapa saat tak sengaja bertemu di dunia nyata.

(Si)apa yang telah memisahkan kami sampai seperti ini? Hingga kami seakan saling menggempur dan bertempur. Setiap hari yang kudengar hanya raungan penuh emosi menyerang ke segala arah. Kami tak lagi berteman. Kami menjadi lawan demi kalian—kalian yang bersembunyi di balik doktrin kepalsuan.

Media sosial menjadi ruang perdebatan kami saat ini. Gadget kesayangan menjadi pintu pembuka kesenangan (semu) itu. Kalian racuni ruang bersosialisasi kami. Kami pun rela mabuk di dalam pusaran kemarahan dan kebencian.

Kalian jelas tak pedulikan kami. Kalian hanya inginkan sesuatu yang kami sebenarnya tak mau. Kalian manfaatkan kealpaan kami akan pentingnya berkomunikasi secara fisik. Hingga kami semakin larut dalam tuntunan kalian. Merasuk ke alam bawah sadar melalui media sosial dan gadget kesayangan kami.

Kami tertipu—tapi kami tak tahu itu. Karena tipuan yang kalian gunakan terus-menerus meruntuhkan logika kami. Hingga tampak seakan fakta—hingga tampak seakan nyata. Kalian berhasil. Kami terbawa arus.

Kami memang salah. Kalian tentu lebih salah—meski belum tentu merasa bersalah. Karena ego tak mudah dibelenggu. Apalagi ketika ego bersekutu dengan nafsu.

Maka kami yang harus sadar—menyadarkan diri kami kembali. Pada masa ketika kami pernah bersama—meski saling berbeda—dengan penuh sikap yang beradab. Ya, kami perlu kembali menjadi manusia yang beradab.

Baca Juga:

Iklan Indomilk Gemas 2022: Iklan Cerdas yang Tampar Masyarakat Indonesia

Iklan Kritik Sosial Terbaik Jatuh kepada Sampoerna A Mild

Untuk kawanku yang dulu pernah sekampus denganku. Kutuliskan sebuah surat pendek untukmu. Bacalah sambil mengingat masa itu—ketika harga telur sekilo tak menarik untuk jadi topik bahasan bersama. Ketika agama tak dijadikan tameng untuk saling menyalahkan pendapat.

Teruntuk sahabatku,

Mungkin kita butuh istirahat dari panasnya gadget yang kita pegang terus-terusan ini, lalu kita bisa menonaktifkannya sementara agar dia beristirahat pula.

Mungkin kita bisa duduk santai di trotoar ditemani kopi hitam dalam gelas plastik bekas wadah air mineral, beberapa bakwan dan tahu goreng dalam kantong kresek, dan pemandangan lalu lalang pemuda-pemudi yg turun dari mobilnya bergegas masuk ke gerbang kampus kebanggaannya.

Mungkin kita bisa menyampaikan sesuatu yang selama ini mengusik perasaan dan nurani atau melontarkan berbagai pertanyaan yg selama ini belum mendapat jawaban yg memuaskan—dengan kedua tangan kita sibuk memegang gelas kopi dan gorengan hingga tak ada lagi ruang untuk gadget kesayangan.

Mungkin kita bisa berdebat dengan sengitnya—diselingi iringan suara knalpot kendaraan di jalanan, teriakan tukang parkir di belakang, kuda yg tiba-tiba lewat dengan suara tapak kakinya yang khas, sambil sibuk mengunyah gorengan plus cabe rawitnya dan sesekali menyeruput kopi selagi hangat.

Mungkin kita bisa tertawa saat melihat salah satu diantara kita bercucuran keringat karena pedasnya cabe rawit atau malah mengumpat karena begitu panasnya kopi yang terburu-buru kita seruput, lalu mengumpat lagi saat melihat si kuda dengan damainya buang hajat di seberang sana.

Mungkin kita sudah terlalu lama tak lagi berbicara sambil menatap gurat wajah lawan bicara kita, mendengar intonasi suaranya yang naik turun, melihat gerak-gerik anggota tubuhnya, yang pastinya semua menyiratkan sebagian karakter pribadinya.

Mungkin kita sudah terlalu kaku untuk berbicara sambil menatap mata lawan bicara kita, mendengar deru napas yang saling berpacu dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya, melihat air mata yg tak tahan untuk menetes di sudut matanya, yang pastinya semua menyiratkan sebagian isi hatinya.

Mungkin saya sudah terlalu banyak melontarkan kemungkinan.

Mungkin.

Surat ini mungkin memang terlalu pendek untuk bisa mengubah jalan pikiran yang terlanjur berseberangan. Tapi selalu ada harapan untuk merajut kembali persahabatan. Harapan yang disusun dari berbagai kemungkinan. Karena sekecil apapun kemungkinan itu, tetaplah sebuah kemungkinan yang pantas diperjuangkan.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Aksi 22 MeiKritik SosialPilpres 2019Politik Indonesia
Nick Bash

Nick Bash

Saya saat ini berprofesi sebagai pengusaha paruh waktu, di sela-sela kesibukan saya menemani istri dan anak saya.

ArtikelTerkait

peternak ikan

Apa Salahnya Punya Cita-Cita Sebagai Peternak Ikan?

11 Oktober 2019
moeldoko

Sudah Betul Kata Pak Moeldoko, Kabut Asap Itu Bencana dan Kita Harus Ikhlas Menerima

18 September 2019
selesai dari masalah

Kita Tidak Akan Pernah Selesai dari Masalah-Masalah

25 Mei 2019
pindah agama mualaf

Euforia Pindah Agama ke Islam, Bagaimana Kalau Sebaliknya?

22 Juni 2019
google

Google yang Serba Tahu dan Kemalasan Manusia Untuk Berpikir

10 Agustus 2019
outfit

Pertanyaan Berapa Harga Outfit Lu dan Alangkah Duniawinya Kita

7 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.