Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kata Sains, Ruh, Jin, dan Tuhan Itu Tidak Ada

Hasanudin Abdurakhman oleh Hasanudin Abdurakhman
30 November 2019
A A
Kata Sains Ruh, Jin, dan Tuhan Itu Tidak Ada

Kata Sains Ruh, Jin, dan Tuhan Itu Tidak Ada

Share on FacebookShare on Twitter

Saya tulis artikel tentang keberadaan atau eksistensi. Tulisan saya itu basisnya sains. Itu adalah konsep keberadaan menurut sains. Menurut sains ruh, jin, dan Tuhan itu tidak ada, karena tidak bisa diverifikasi dengan metode-metode sains.

Lalu berkerumunlah orang-orang beriman, mencoba membantahnya. “Itu kan karena kemampuan sains masih terbatas.” Oooo, jadi kalau nanti sains sudah tambah maju, ia akan bisa mendeteksi ruh, jin, dan Tuhan? Tidak, kan? Jadi ini bukan soal sains yang terbatas atau tidak. Ini soal ketiganya memang tidak ada menurut definisi sains.

Sebenarnya ini bukan cuma soal terdeteksi atau tidak. Ini justru sangat terkait dengan titik awal ketika sesuatu dirumuskan. Mari kita ambil contoh soal elektron. Bagaimana elektron ditemukan? Prosesnya tidak ujug-ujug dari karangan soal soal adanya benda kecil yang begini dan begitu. Mulainya tidak dari reka-reka.

Elektron ditemukan dari pengamatan manusia terhadap apa yang ada di hadapannya, yaitu benda-benda. Dari apa benda-benda ini terbuat? Lalu disusunlah teori awal, bahwa benda-benda itu terdiri dari benda-benda yang lebih kecil, lebih kecil lagi, lebih keciiiil lagi, sampai ke benda yang tidak bisa lebih kecil lagi, yang disebut atom. Ini pemikiran di ranah filsafat.

Kemudian dilakukanlah pengujian-pengujian terhadap model itu. Temuan dari pengujian memberi informasi, cocok atau tidaknya model tadi dengan kenyataan. Ketika tidak cocok, modelnya diubah, lalu diuji lagi. Model atom Dalton bisa dianggap sebagai yang paling awal dalam perkembangan teori atom. Lalu model itu diperbaiki oleh Thomson, kemudian diperbaiki oleh Rutherford, Bohr, dan seterusnya. Dalam proses pencarian dan pengujian itu orang menemukan elktron.

Ada hal menarik soal elektron. Elektron ini punya pasangan, yang massa dan besar muatannya sama. Tapi pasangan itu bermuatan positif, berbeda dengan elektron yang bermuatan negatif. Pasangan itu disebut positron, positive electron.

Positron digagas keberadaannya oleh Paul Dirac melalui rumusan matematika. Beberapa tahun kemudian dari eksperimen ditemukan keberadaannya. Hal itu membuat Dirac dianugerahi Hadiah Nobel.

Perhatikan bahwa di masa awal model atom dibuat dengan reka-reka filsafat. Itu diikuti dengan eksperimen. Dari eksperimen itu ditemukan pola perilakunya, yang kemudian dituangkan dalam rumusan matematis. Berdasarkan rumusan itu dikembangkan gagasan lebih lanjut. Tapi kali ini tidak memakai reka-reka filsafat lagi. Alat yang dipakai adalah matematika.

Baca Juga:

Curhatan Santri: Kami Juga Manusia, Jangan Memasang Ekspektasi Ketinggian

Jawa Tengah Kembali Gagal Juara Olimpiade Sains Nasional: Dulu Langganan Juara, Kini Langganan Melihat Daerah Lain Juara

Proses yang sama terjadi pada perumusan teori elektromagnetik. Orang mengamati gejala kelistrikan seperti petir, juga kemagnetan. Lalu dibuat reka-reka, kemudan diuji. Pengetahuan yang didapat dari pengujian itu dirumuskan dalam teori, yang diperkenalkan oleh James Clark Maxwell. Itu menjadi fondasi bagi teori selanjutnya, sampai sekarang.

Bagaimana dengan jin? Siapa yang pernah mengamati jin? Itu hanyalah reka-reka fantasi manusia. Tidak ada yang melakukan pengamatan atau pengujian. Kenapa? Karena memang tidak nyata. Artinya kita tidak melihat atau merasakan jin setiap hari dalam kehidupan kita. Jadi tidak mungkin ada teori tentang jin, dan tidak ada yang membuat eksperimen untuk mengukur keberadaannya.

Bagaimana dengan ruh? Konsep ruh adalah bagian dari usaha untuk memahami sosok manusia. Tadinya orang mengira ruh itu ada, bersama keberadaan jasad manusia. Lalu dilakukanlah berbagai pengamatan dan pengujian terhadap jasad dan perilaku manusia. Hasilnya, hal-hal yang tadinya dianggap sebagai tanda adanya ruh, ternyata ditemukan sebagai produk proses biologi-fisika-kimia dalam tubuh manusia. Maka sekarang dirumuskan bahwa ruh itu tidak ada.

Masih terlalu dini untuk mengatakan hal-hal besar soal tubuh manusia. Kesadaran adalah tema yang masih sangat misterius bagi sains. Tapi faktanya, arah sains modern sudah cukup jelas bahwa proses-proses terkait kesadaran manusia terjadi di dalam tubuh, yaitu di otak, bukan ada eksistensi lain.

Jadi saya kira sudah cukup jelas soal keberadaan menurut versi sains. Jin bukan tidak terdeteksi karena ketidakmampuan sains, tapi memang tidak ada.

Jadi bagaimana? Masih ada konsep-konsep keberadaan menurut versi lain, misalnya versi mistis atau versi iman. Nah, jin, ruh, dan Tuhan itu ADA, dalam konsep versi itu. Jangan paksakan ada dalam ranah sains.

BACA JUGA Patenkan Aja Nama Anak Kamu, Biar Malu Sendiri atau tulisan Hasanudin Abdurakhman lainnya. Follow Facebook Hasanudin Abdurakhman.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Desember 2019 oleh

Tags: agamakonsep keberadaansains
Hasanudin Abdurakhman

Hasanudin Abdurakhman

Pakar bukan-bukan. Buayawan. Berdiri di tengah. Tengahnya sering berdiri. Erotical physicist.

ArtikelTerkait

Majalah Kuark Adalah Alasan Saya Sempat Bercita-cita Jadi Dokter terminal mojok.co

Majalah Kuark Adalah Alasan Saya Sempat Bercita-cita Jadi Dokter

22 Juli 2021
Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi terminal mojok.co

Menghitung Berapa Kali Habib Rizieq Shihab Bisa Umrah Selama di Arab Saudi

8 November 2020
agama sebagai obat bius

Ketika Agama Dijadikan Obat Bius untuk Kasus Dosen Predator

21 Mei 2019
Memahami Politisasi Sains dan yang Ditakutkan dari Prahara BRIN

Memahami Politisasi Sains dan Hal-hal yang Ditakutkan dari Prahara BRIN

14 Januari 2022
Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya terminal mojok.co

Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya

27 Februari 2021
teologi

Tak Selamanya Teologi Menyebabkan Benturan Keras: Buktinya di Indonesia Teologi Malah Dijadikan Guyonan

12 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.