Coki Pardede memenuhi linimasa media sosial. Bukan, bukan karena jokes-nya yang tidak pernah lucu itu menyinggung orang-orang, tapi karena kasus narkoba. Coki terjerat kasus narkoba, dan pada saat yang kurang lebih sama, negara ini sedang diguncang isu pegawai KPI yang melakukan bullying dan pelecehan seksual.
Apakah kasus Coki Pardede adalah pengalihan isu agar kasus KPI dilupakan publik? Biasanya kan, kalau ada lembaga atau orang penting di negara ini kena kasus, tiba-tiba ada artis terjerat narkoba atau ada kasus lain yang punya potensi menghebohkan.
Tapi, kok saya kurang yakin ya kalau kasus Coki ini adalah pengalihan isu.
Nanti dulu. Jangan mengira saya antek negara atau berpikiran positif terhadap negara. Saya sudah pernah bilang, husnuzan sama negara itu overrated. Di sini saya hanya berusaha memberi pandangan lain aja, bahwa kasus narkoba ini sebenarnya terlalu bagus untuk dibilang pengalihan isu. Sebab, dasarnya negara ini emang punya masalah yang terlalu banyak. Saking banyaknya, kita bisa bicara masalah baru hampir tiap hari.
Loh, ya bener kan, udah berapa kasus keluar minggu ini doang? Data PeduliLindungi yang bocor, Coki Pardede, KPI, kasus korupsi Bupati Probolinggo, lalu gagalnya transfer Mbappe ke Real Madrid. Coba, masalah sebanyak itu, padahal seminggu aja belum ada. Lalu bilang kasus Coki itu pengalihan isu? Dasarnya hobi bikin masalah aja ini mah.
IYA TAU, transfer Mbappe bukan masalah negara kita, tau. Biar lucu aja ini mah. By the way, fuck you PSG.
Kasus narkoba Coki ini terlalu bagus untuk disebut pengalihan isu. Orang masalah di negara kita udah terlalu banyak, dan akan beranak pinak. Ya gimana mau nggak penuh masalah, udah jadi kebiasaan kalau pemerintah lebih senang (mencoba) memperbaiki masalah, ketimbang mencegah masalah terjadi.
Pun ketika pemerintah (berusaha) mencegah masalah, pelaksanaannya setengah-setengah. Coba, liat berapa poin RUU PKS yang diakui Baleg DPR RI? Empat dari 15 poin! Kita liat PPKM. Bantuan nggak merata, sasarannya cuman pedagang kecil. Tuh kemarin ada bus pariwisata masuk ke Jogja, nyatanya oke-oke aja. Minta rakyat cepat-cepat vaksin, tapi jumlah vaksin dan penyuntik vaksinnya aja kurang. Sisanya silakan tambah sendiri. Ngasih gaji kagak, suruh ikutan mikir banyak.
Dari contoh kasus di atas, bisa disimpulkan kalau setiap saat bakal ada masalah baru yang melibatkan pemerintah atau pemerintah sebagai penyebabnya. Ha wong potensi masalahnya aja buanyak banget, kok ngarep bakal aman-aman saja.
Tapi, kenapa interval kasus pemerintah dan kasus narkoba artis selalu berdekatan?
Sudah banyak contoh artis yang terjerat narkoba. Dunia hiburan selalu dekat dengan barang ngeri tersebut. Coki Pardede bukan artis pertama yang terjerat narkoba, dan tak mungkin jadi yang terakhir. Kita tinggal menunggu saja giliran artis mana lagi yang kena. Terkadang, urip iku mung mampir urusan karo polisi.
Jadi nggak perlu kaget kalau ada dua kasus yang jaraknya begitu dekat. Kita juga nggak usah mengutuk dan mengira pihak mana yang bergerak di belakang isu-isu tersebut. Mending kawal aja kasusnya sampe selesai dan kritik terus jika prosesnya ngaco.
Memang siiih, ada potensi kalau kasus Coki Pardede dan kasus-kasus yang lain beneran pengalihan isu. Lagian kita nggak sekali-dua kali melihat pemerintah atau pihak yang punya kuasa menyelesaikan masalah dengan cara yang nggak masuk akal.
Cuman memang udah saatnya kita berusaha melihat dengan sudut yang lain, bahwa negara ini memang penuh potensi masalah yang tidak segera ditindaklanjuti. Yang perlu kita yakini ya memang negara ini tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja. Masalah baru akan muncul, mungkin dalam waktu dekat, dan makin lama kita tidak akan percaya lagi adanya pengalihan isu.
Sebab, kebobrokan sudah terpampang secara jelas, hingga tak ada satu pun kasus yang cukup besar untuk menutupinya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.