Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kasus Alat Rapid Test Daur Ulang Harusnya Nggak Bikin Kita Kaget

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
29 April 2021
A A
alat rapid test daur ulang mojok

alat rapid test daur ulang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Geger geden di dunia per-covid-an kembali terjadi. Polisi menyerbu Bandara Internasional Kualanamu setelah mendapat laporan bahwa tes covid-19 di sana menggunakan alat bekas, alias menggunakan rapid test daur ulang. Hingga kini, polisi masih memeriksa petugas yang berwenang untuk dimintai keterangan.

Untuk sekarang, sebaiknya kita pegang dulu asas praduga tak bersalah. Hingga polisi menetapkan status mereka, kita lebih baik tak menghakimi dulu. Yaaa meski udah jadi trending di Twitter, bukan berarti kita harus ikut-ikutan.

Tapi, andaikan ternyata mereka ditetapkan bersalah yang berarti kejadian itu beneran, saya sih nggak kaget.

Lho, praktik culas kayak gitu sebenarnya sudah sering kita lihat. Kecurangan yang terjadi di depan mata kita itu banyak, cuman ya saking seringnya liat, kita jadi mikir itu normal-normal aja. Hanya saja, kejadian rapid test daur ulang di Bandara Kualanamu itu masuk kasus yang spesial, kalau tidak boleh dibilang ndlogok.

Mosok yo tega ngasih pengunjung alat rapid test daur ulang. Jahat ya jahat tapi nggak gitu juga kali.

Saya jelaskan dulu maksud saya perkara praktik culas itu. Kalian sering nggak liat sedotan basah di warung-warung makan gitu? Tahu nggak kalau beberapa warung sering nyuci sedotan untuk dipakai? Saya nemu praktik ini berkali-kali di warung berbeda. Apakah hal ini pernah jadi geger geden? Rasan-rasan, iya. Geger? Nggak juga tuh.

Selain itu, pernah nggak kalian diminta bayar parkir di minimarket yang jelas-jelas ngasih tulisan parkir gratis? Sering, saya tebak. Kalian pernah masalahin itu? Iya, tapi tetep bayar kan ujungnya? Ya iya, kan udah nggak ada pilihan lagi. Daftar ini bisa makin panjang, yang ujungnya membawa kita ke kesimpulan bahwa praktik busuk itu begitu lumrah di Indonesia.

Kebiasaan itu harusnya bikin kasus rapid test daur ulang di Bandara Kualanamu itu nggak begitu ngagetin. Hal macam itu memang tinggal menunggu waktu buat ketauan aja. Kalau praktik itu ternyata nggak hanya terjadi di Kualanamu, saya juga nggak kaget.

Baca Juga:

Deli Serdang, Daerah yang Sering Disangka Bagian dari Medan

Selama bisa diduitin, orang akan mengambil peluang itu meski menabrak etika dan moralitas. Kita udah tau kalau banyak orang nembak SIM, nggak sekali dua kali kita denger bikin KTP harus pakai pelicin, dan kita sudah bosan orang ditangkap gara-gara menyuap pihak berwenang untuk memuluskan langkahnya. Saking seringnya, kita udah nggak punya kepercayaan lagi terhadap hukum, lha wong kita tiap hari denger orang melanggar hukum segampang itu kok.

Tapi, kalian jangan lompat ke kesimpulan kalau hal buruk jangan diberitain lho, tak suling silitmu nek ngono. Maksudnya bukan itu.

Maksud saya adalah, hal ini menunjukkan bahwa nyatanya nggak ada yang berubah dari negara ini, meski pemerintah udah klaim bahwa mereka memperketat ini itu. Soalnya, praktik rapid test daur ulang ini adalah kasus yang benar-benar goblok.

Ya gimana nggak goblok, bisa-bisanya nggak ada yang tau kalau beberapa petugas itu ternyata main-main dengan alat rapid test. Artinya, pengawasan terhadap hal itu benar-benar kendor. Yo mosok seko pihak bandara, sekuriti, hingga pihak medis yang lain nggak tahu praktik itu.

Bisa jadi sih mainnya pelaku ini emang rapi. Tapi, nggak mungkin dong mereka bisa nemu celah kecuali memang celah itu nggak pernah ditutup. Kan hal kayak gitu harusnya dievaluasi terus-terusan dan sistemnya diawasi terus-terusan, mulai dari distribusi hingga dokumentasi. Berarti, kasus rapid test daur ulang ini bisa terjadi karena sistemnya yang memang bapuk atau sistemnya diakali.

Nah, kalau diakali, berarti yang main nggak cuman satu pihak dong ya? Hayo, hayo, hayooo.

Hal-hal brengsek yang merugikan kita macam korupsi bansos, rapid test daur ulang, dan kasus-kasus lain itu sebenarnya hanyalah keculasan dalam skala besar. Kita sudah melihat kasus tersebut setiap hari. Kita melihat hal tersebut jadi sebuah “norma”, dan untuk orang-orang yang punya akses dan kuasa, kasus besar tersebut juga norma.

Kalau kalian nanya solusi, ya jane gampang: jangan kompromi terhadap pelanggaran hukum, dan punya moral yang teguh. Tapi, hal itu sulit, karena hal ini sudah mendarah daging. Yang bisa kita lakukan sih ya sekadar nggak usah ikut-ikutan jadi brengsek saja. Syukur-syukur menginspirasi, kalau gagal ya biar jadi modal masuk surga.

Kok kesannya pesimis? Ya iyalah, mau optimis sama negara kek gini? Yaelah kek mahasiswa baru kelar baca Sophie’s World aja.

Kita baiknya sih siap-siap aja kalau ada kasus serupa dengan rapid test daur ulang ini terjadi di masa depan. Mungkin saja bakal ada kasus tentang jual beli antrean vaksin, atau alat tes yang ternyata proyekan individu, dan individu tersebut menyuap orang-orang penting agar produknya diterima dan dipakai dalam skala nasional.

Eh, bentar, bentar, kok mirip vaksin nusan…

BACA JUGA Korupsi Bansos dan Dana Haji, Mana yang Lebih Bajingan? dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 April 2021 oleh

Tags: alat rapid test daur ulangbandara kualanamu
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

deli serdang bandara kediri bandara adi soemarmo boyolali mojok

Deli Serdang, Daerah yang Sering Disangka Bagian dari Medan

1 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Ilustrasi Banjir Malang Naik 500% di 2025 Bukti Busuknya Pemerintah (Unsplash)

Kejadian Banjir Malang Naik 500% di 2025, Bukti Pemerintah Memang Nggak Becus Bekerja

6 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.