Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Ekonomi

Kartu Kredit Tidak untuk Orang dengan Pendapatan Pas-pasan, Nggak Usah Sok-sokan

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
21 Juni 2024
A A
Orang dengan Pendapatan Pas-pasan Nggak Cocok Punya Kartu Kredit, Nggak Usah Sok-sokan Mojok.co

Orang dengan Pendapatan Pas-pasan Nggak Cocok Punya Kartu Kredit, Nggak Usah Sok-sokan (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah nggak sih kalian mencoba mengetik kata kunci di YouTube atau Google tentang “keuntungan” kartu kredit? Nah, biasanya hasil penelusuran akan menampilkan video atau artikel tentang strategi ampuh menggunakan fasilitas tersebut. Harapannya, seseorang bisa mendapat keuntungan yang maksimal setelah melihat dan menerapkan strategi itu. 

Sebenarnya, penjelasan di video atau artikel itu tidak sepenuhnya menyesatkan. Beberapa memang memberikan informasi yang baik mengenai pemanfaatan kartu kredit. Karena bagi saya pribadi pun, kartu kredit jadi salah satu medium transaksi kredit yang cukup membantu tanpa membebani. Tentu saja  dengan syarat dan ketentuan yang harus diperhatikan, terutama perihal kondisi keuangan pribadi. Dalam situasi tertentu, kartu kredit bisa menjadi kartu sakti ketika menghadapi kondisi darurat, misalnya bayar cicilan rumah, tagihan listrik dan air, atau biaya rumah sakit yang tidak tercover asuransi.

Dalam perspektif konsumen, kartu kredit itu sebenarnya punya dua pemaknaan. Pertama, mereka memaknainya sebagai alat bayar atau tunda bayar yang difasilitasi oleh pihak bank ketika membeli sesuatu. Prinsipnya, kartu ini membantu seseorang untuk memiliki barang tanpa harus berhutang dengan produsen. Kedua, kartu kredit dimaknai sebagai alat berhutang yang berbunga. Nah, perspektif yang kedua ini yang acapkali membuat fasilitas ini dipandang sedikit menakutkan. Kembali lagi, dua perspektif tersebut muncul bergantung dari mindset pemilik kartu kredit.

Pertanyaannya kemudian adalah, apakah kartu kredit selalu bisa dan benar-benar menguntungkan pengguna? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Kita bahas satu persatu berdasarkan karakteristik dari si pemilik kartu ini.

Dua tanggal sakti kartu kredit

Berbeda dengan transaksi kredit lainnya, kartu kredit punya dua tanggal “sakti” yang wajib diperhatikan oleh penggunanya: tanggal tagihan dan jatuh tempo. Pada tanggal tagihan, pemilik akan memperoleh catatan transaksi selama menggunakan kartu kredit. Misalnya, tanggal tagihan kalian 1 November, maka seluruh transaksi kalian dari sebelum tanggal 1 November akan masuk tagihan pada 1 November.

Kemudian tanggal jatuh tempo merupakan batas pembayaran tagihan yang harus dilakukan oleh pemilik kartu kredit, umumnya 15–20 hari setelah tanggal tagihan. Jadi, ketika tanggal tagihannya 1 November, tagihan kartu kreditnya harus dibayar paling lambat 16 November. Lebih dari tanggal itu maka pemilik kartu kredit akan dikenakan bunga dan denda. Umumnya di kisaran 2-4 persen dari limit kredit yang digunakan.

Kalau melihat dua tanggal sakti ini, maka kartu kredit sangat cocok bagi nasabah yang punya pendapatan tetap atau konsisten setiap bulannya. Umumnya ya karyawan swasta, BUMN, PNS (dengan catatan kalau gajinya nggak kepotongan KPR atau cicilan lain ya hahaha). Tanggal tagihan dan jatuh tempo yang pasti ini juga cocok untuk pengusaha dengan cash flow bisnisnya sudah stabil. Pengusaha biasanya melakukan transaksi bisnis yang nantinya tagihan tersebut akan dibayarkan dari keuntungan usahanya. Ini berarti mereka bisa mengestimasikan kemampuan bayar mereka saat tanggal tagihan datang, sehingga mampu membayar sebelum tanggal jatuh tempo.

Sebaliknya, bagi mereka yang freelance, pengusaha kecil mikro, PNS dengan cicilan bulanan menggunung malah bisa terjebak dengan kredit trap. Kartu kredit Mereka berpotensi mengalami gagal bayar karena pendapatan dan cash flownya tidak teratur. Bisa jadi ketika jatuh tempo, kondisi keuangan sedang dalam situasi mencekik. Kan repot, malah kena denda dan bunga.

Baca Juga:

8 Rekomendasi Tabungan dengan Biaya Admin Rendah, bahkan Gratis!

6 Alasan Orang Kaya Bayar Pakai Kartu Kredit padahal Bergelimang Duit

Skema pembayaran tagihan

Selanjutnya, untuk tahu apakah kartu kredit itu bisa bikin untung atau buntung, seorang konsumen atau debitur perlu tahu skema pembayaran tagihan dari kartu kredit. Setidaknya ada 3 jenis skema pembayaran tagihannya.

Pertama, full payment atau pembayaran penuh. Jenis skema ini digunakan bagi mereka yang ingin dan mampu membayar tagihan kartu kredit secara penuh, misalnya tagihan Rp10 juta dari tagihan kartu kreditnya ya dibayar senilai nominal tersebut sebelum tanggal jatuh tempo. Skema pembayaran ini menarik karena pengguna dikenai bunga 0 persen. Skema ini biasanya diberikan kepada nasabah yang punya rekam kredit yang bagus dan punya pendapatan yang stabil. Kembali lagi, ini soal kemampuan bayar dari si pengguna kartu kredit.

Kedua, cicilan tetap atau konversi. Jenis skema ini mirip dengan pinjaman bank dengan skema pada umumnya. Jadi total tagihan yang tercatat, oleh pihak bank akan dipecah tenor angsurannya umumnya selama 3, 6, atau 12 bulan. Sehingga total tagihannya misalnya Rp10 juta dapat dicicil selama 3, 6, atau 12 bulan dengan bunga 0 – 0,5 persen dari nominal tagihan. Itu tergantung kesepakatan nasabah dan pihak bank. 

Ketiga, minimum payment atau pembayaran dengan minimum. Skema ini terkesan memudahkan, tapi bagi saya paling menyiksa. Memang dalam pembayaran tagihan, pengguna bisa membayar minimum dari total tagihannya, biasanya di kisaran 10 persen dari total tagihan. Persoalannya, sisa dari tagihan tersebut akan dikenakan bunga, yaitu di kisaran 3-4 persen, bahkan ada yang lebih tinggi. Kesannya memudahkan, tapi malah boncos ketika pelunasan tagihan. Lah 3-4 persen kalau diakumulasikan dengan tagihan tiap bulannya kan banyak juga.

Nah, dari skema pembayaran tagihan saja, bisa disimpulkan kalau kartu kredit ini hanya cocok dan bermanfaat bagi nasabah yang punya pendapatan yang stabil. Nasabah yang modelnya kayak saya yang hanya mengandalkan honor dari tulisan Terminal Mojok, kok ya sok-sokan pakai kartu kredit, ya siap-siap mumet.

Limit tagihan

Terakhir yang perlu diketahui adalah soal limit kredit. Ini penting sekali. Biasanya tiap bank memberikan limit kredit dengan nominal setengah hingga dua kali lipat dari gaji. Contoh, gaji 3 juta, ya limitnya Rp1,5 juta (setengah gaji) atau Rp6 juta (dua kali gaji). Penentuan limit ini dilihat berdasarkan kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bisa dari rekam jejak kreditnya atau tagihan lainnya yang sedang ditanggung.

Kebanyakan nasabah terutama berpenghasilan rendah biasanya salah menafsirkan makna limit ini. Mereka kira limit itu bisa seenaknya dipakai hingga habis. Padahal tujuannya kartu kredit kan untuk menambal pembayaran yang belum mampu dibayar. Bukan untuk memenuhi nafsu keinginan kalian terhadap Iphone 15 Pro Max misalnya.

Beberapa kali saya mendengar dari para financial planner, langkah bijak menggunakan kartu kredit adalah dengan menggunakannya tidak lebih dari 70–80 persen dari total limitnya. Nah, persoalannya, nasabah berpendapatan rendah apalagi yang impulsif kerap mengabaikan hal itu. Akibatnya keteledoran mengatur keuangan, mereka masuk ke dalam kredit trap. Ujung-ujungnya, gali lobang tutup lobang lewat pinjol. Hadeeh, jadi repot, kan?

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami kalau kartu kredit itu bermanfaat dan menguntungkan, kalau nasabahnya punya pendapatan yang stabil, nominal gaji yang tinggi, dan tidak impulsif. Ketika berada di tangan yang tepat, kartu kredit bisa jadi solusi untuk talangi tagihan kebutuhan sehari-hari atau keperluan bisnis. Ingat kebutuhan ya, bukan keinginan. Selain itu, ketika mampu membayar tagihan dengan lancar, limitnya akan naik disertai bonus dan diskon tertentu. Intinya kalau ingin punya kartu kredit, jadi kaya duluuu !!!

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Alasan Saya Menolak Kredit Motor: Skema yang Merugikan Pembeli, tapi Nggak Banyak yang Menyadari

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2024 oleh

Tags: bankkartu kreditkreditNasabah
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

Susahnya Dianggap Kaya Hanya karena Punya Mobil Kreditan terminal mojok.co

Susahnya Dianggap Kaya Hanya karena Punya Mobil Kreditan

14 November 2020
Mewawancarai Satpam BCA soal Kenapa Pelayanan Mereka Dianggap Terbaik terminal mojok.co

Satpam BCA Dielu-elukan Netizen Tanda Profesi Ini Memang Krusial bagi Perusahaan

19 Mei 2020
tesla kredit bitcoin elon musk mojok

Beli Tesla Bisa Pakai Bitcoin mah Biasa, kalau Bisa Kredit Baru Top!

25 Maret 2021
5 Sisi Gelap Profesi Bankir Terminal Mojok

5 Sisi Gelap Profesi Bankir

24 Agustus 2022
citra debt collector jaket kulit tampang sangar kredit motor mobil menagih mojok.co

Persepsi Debt Collector terhadap Pekerjaan Mereka: Tampang Sangar Memang Bermanfaat

20 Juni 2020
Bukan Pelit, Memang Sudah Seharusnya Pulpen di Bank Diikat Tali Terminal Mojok

Bukan Pelit, Memang Sudah Seharusnya Pulpen di Bank Diikat Tali

17 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.