Setiap kali musim NBA berakhir, perbincangan tentang siapa Greatest of All Time (GOAT) atau pemain terbaik sepanjang masa di NBA akan muncul kembali ke permukaan. Perdebatan ini akan makin panjang karena baru saja LeBron James kembali memenangkan gelar juara NBA keempatnya bersama Los Angeles Lakers setelah menghabisi Miami Heat di final NBA dengan skor 4-2. Beberapa tahun terakhir ketika membicarakan siapa pemain terbaik sepanjang masa di NBA, maka subjeknya tidak akan jauh dari tiga nama: Michael Jordan, Kobe Bryant, dan LeBron James.
Untuk orang-orang yang hidup di era 1990-an, jelas menganggap Michael Jordan, pemenang enam cincin NBA di Chicago Bulls adalah yang terbaik. Orang-orang yang tumbuh ketika Lakers berkuasa di awal milenium baru pasti menganggap Kobe Bryant adalah yang terbaik. Begitupun yang melihat kebesaran LeBron James di masa sekarang. Padahal kalau boleh jujur LeBron James itu lebih banyak kalah di final dibanding menangnya. Perdebatan ini tidak akan ada habisnya. Entah apakah di waktu-waktu berikutnya akan muncul lagi nama lain yang masuk ke perdebatan ini.
Anak-anak zaman sekarang yang baru mengikuti NBA bisa saja menganggap Steph Curry adalah pemain terbaik sepanjang masa karena mereka sering melihat Steph melakukan tembakan tiga poin yang kadang tidak masuk akal. Meskipun mereka mungkin lebih sering melihat highlight-nya saja di YouTube. Bisa juga misalnya ada yang menganggap James Harden adalah yang terbaik karena setiap musimnya di Houston Rockets, doi selalu konsisten jadi pencetak poin terbanyak di musim reguler NBA. Walaupun mereka yang mengatakan Harden adalah GOAT itu harus sadar kalau James Harden itu belum pernah masuk final NBA dan sepertinya tidak akan pernah.
Sebenarnya ada satu pemain yang kelewat jago tapi jarang atau tidak pernah masuk dalam perbincangan ini. Padahal doi ini memenuhi banyak kriteria pemain terbaik sepanjang masa. Pemain itu adalah Kareem Abdul-Jabbar. Pemain yang terkenal dengan teknik skyhook dan selalu tampil kece dengan kacamata goggles. Kenapa Kareem Abdul-Jabbar tidak pernah masuk dalam perbincangan ini bisa disebabkan berbagi faktor. Mulai dari persoalan bahwa ketika Kareem bermain, NBA belum seketat era sekarang, kemudian kehebatan-kehebatannya yang jarang di angkat oleh media karena hubungan Kareem Abdul-Jabbar dengan media memang tidak terlalu baik. Atau mungkin karena dia beragama Islam? Entahlah.
Berbicara tentang siapa pemain terbaik di NBA, tidak lepas dari statistik. Mari tengok angka-angkanya. Soal cincin juara NBA, Kareem Abdul-Jabbar punya enam cincin bersama Milwaukee Bucks dan Los Angeles Lakers. Kemudian beliau ini punya enam gelar MVP musim reguler. Tidak ada pemain NBA yang punya lebih dari Kareem. Kareem Abdul-Jabbar 19 kali masuk jajaran All-Star NBA. Dari statistik ini saja Kareem layak setidaknya masuk dalam perbincangan siapa pemain terbaik sepanjang masa.
Masih butuh lebih banyak statistik lagi? Kareem yang selalu kece dengan kacamata goglesnya ini empat kali menjadi pemain terbaik dalam urusan blok memblok bola. Sekali pernah juga jadi yang terbaik dalam urusan rebound. Kemudian Kareem menjadi pemain yang paling banyak menit bermainnya di NBA, selama 1,560 menit. Terakhir yang paling ngeri tentu saja total poinnya yang gila yakni 38,387. Sampai sekarang belum ada yang bisa menggapai rekor itu. LeBron James mungkin bisa tapi kalau mau dia harus bisa main sekitar empat-lima musim lagi dengan konsisten. Sampai waktu itu datang, yah tetap Kareem yang terbaik soal ngegolin.
Jika masih kurang, lihatlah lagi dalam urusan perjalanan karirnya. Kareem mendapat cincin terakhirnya di NBA di usia 40 tahun bersama Lakers. Kareem Abdul-Jabbar masih sanggup bermain di semua game di sesi play-off, dan masih bisa cetak rata-rata 14 poin. Sekali lagi waktu itu usianya sudah 40 tahun! Pemain macam Vince Carter saja yang masih kuat main di usia 42 tahun, tidak pernah dapat juara NBA sama sekali. Buat apa karir panjang tapi tidak pernah juara?
Jika masih ada yang ngeyel kalau Kareem ini hanya jago di dalam lapangan, bacalah lagi sejarah. Di luar lapangan, Kareem juga sebenarnya tidak kalah dengan popularitas Michael Jordan yang sekarang lebih dikenal sebagai merk sepatu atau LeBron James yang sangat aktif di media sosial. Beliau ini cukup aktif juga sebagai aktivis anti rasisme di masa mudanya dulu. Jangan lupa juga dia pernah melawan Bruce Lee di film terakhir Bruce yaitu Game of Death.
Jadi, Anda yang ingin ikut dalam perbincangan terkait siapa pemain terbaik sepanjang masa dan tidak punya opsi lain dibanding Michael Jordan, Kobe Bryant atau LeBron James, cobalah agak melenceng dengan menjadikan Kareem Abdul-Jabbar sebagai pilihan utama kalian. Bacakan statistik-statistiknya dan ceritakan hikayat tentang betapa hebatnya dia menghadapi Bruce Lee di film Game of Death.
Sumber gambar: Akun Twitter @jkubatko
BACA JUGA Manchester United Layak Lolos Liga Champions, Pemain Terbaik Mereka Adalah VAR dan Mike Riley, Selamat!
dan tulisan Muh. Iskandar Zulkarnaen Tajuddin lainnya di Terminal Mojok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.