Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

4 Skill Karang Taruna di Desa yang Sulit Disaingi oleh Warga Kota

Wulan Maulina oleh Wulan Maulina
25 Maret 2024
A A
4 Skill Karang Taruna di Desa yang Sulit Disaingi oleh Warga Kota Mojok.co

4 Skill Karang Taruna di Desa yang Sulit Disaingi oleh Warga Kota (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Membahas kehidupan di desa nggak bakal ada habisnya. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan di desa yang nggak relate dengan orang kota. Saya ambil contoh resepsi pernikahan atau hajatan orang desa. Hingga saat ini, sistem gotong royong masih berlaku ketika ada hajatan. Biasanya, karang taruna menjadi garda terdepan yang turun tangan. 

Itu mengapa, skill atau kemampuan karang taruna ketika membantu hajatan tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan, terkadang, muda-mudi karang taruna sudah memiliki spesialisasi kerja sendiri ketika dalam sebuah hajatan. Sebutannya cukup unik dan menggelitik dan di bawah ini beberapa di antaranya. 

#1 Matean, tugas karang taruna yang sepele, tapi dibutuhkan 

Saya nggak ngerti arti kata mantean, tapi di karang taruna desa, sebutan ini disematkan kepada mereka yang kerap kebagian tugas mencuci piring hajatan. Matean biasanya laki-laki, tapi beberapa waktu terakhir banyak juga perempuan yang diserahi tugas ini. 

Tidak hanya mencuci piring dan gelas, tugas dari matean juga mencakup merebus air untuk dijadikan teh. Menariknya lagi, dandang yang digunakan bukan sembarang dandang. Ukuran dandang begitu besar supaya cukup untuk seluruh tamu hajatan. 

Walau pekerjaan ini terlihat sepele, kontribusi mereka dalam acara begitu besar lho. Bayangkan kalau nggak ada mereka, bisa jadi hajatan nggak ada minuman. Alat makan hajatan pun terbatas karena nggak ada yang mencucinya hingga bersih. Tamu hajatan jadi nggak nyaman. 

#2 Karang taruna di desa nggak asing dengan banyu mili

Banyu mili bisa dibilang skill yang nggak istimewa. Hampir setiap anggota karang taruna desa pasti bisa melakukannya. Banyu mili adalah tugas untuk menjamu tamu. Biasanya ini dilakukan dengan karang taruna berjejer kemudian mendistribusikan jamuan dari tangan ke tangan. 

Secara filosofis, banyu mili berarti air yang mengalir. Semakin banyak orang ikut menyalurkan makanan dari tangan ke tangan, maka semakin cepat pula makanan yang sampai ke orang yang membutuhkan. Walau terlihat sepele, tugas ini juga punya risiko lho. Kalau tidak hati-hati, tangan bisa terkena panasnya makanan atau minuman. 

#3 Perlu jago menghitung isi kandhi

Hajatan di desa, khususnya di desa-desa Jawa, masih identik dengan sumbangan berupa bahan pokok. Sangat jarang orang desa yang memberi sumbangan dalam bentuk amplop. Bahan pokok yang dimaksud biasanya berupa beras, bihun, gula, telur, minyak, hingga kelapa.Semua bahan pokok itu dimasukkan ke dalam kandhi atau karung beras. Ada satuan tersendiri dalam menghitungnya, yakni bojog, setengah bojong, hingga satu sak. 

Baca Juga:

4 Hal yang Bikin Orang Kota seperti Saya Kagok Hidup di Desa

Realitas Pahit di Balik Hajatan: Meriah di Depan, Menumpuk Utang dan Derita di Belakang

Menghitung isi kandhi perlu kemampuan khusus apalagi ketika tamu hajatan membludak. Perlu seorang karang taruna yang sudah terbiasa karena hitungan hanya dilakukan dengan cara merabanya. Menghitung sumbangan yang diberikan para tamu diperlukan karena nantinya akan diganti dengan isian, biasanya roti atau makanan ringan khas desa seperti Roti Roma atau Bagelen.

#4 Menghitung tamu secara manual

Di berbagai hajatan di kota, sistem menghitung tamu suah terstruktur dan menggunakan teknologi. Berbeda dengan hajatan di desa yang menghitung tamu masih dengan cara manual. Biasanya, ada dua orangkarang taruna yang ditugasi di dekat pintu masuk untuk menghitung tamu. Mereka akan ditemani oleh seseorang yang berusia sepuh dan hafal wajah-wajah kerabat yang menikah. 

Tamu-tamu yang datang itu dicatat dalam buku Gelatik Kembar yang nantinya akan jadi arsip untuk keluarga. Tujuan dari pencatatan tamu ini untuk mengetahui kebutuhan yang akan diperlukan untuk menjamu tamu. 

Menarik bukan tugas-tugas karang taruna di desa. Tugas-tugas yang mereka jalankan mungkin terdengar sepele, tapi sulit dilakukan apalagi kalau tidak memiliki niat untuk srawung dan membantu sesama. Niat-niat seperti inilah yang kini mulai sulit dijumpai pada orang kota. Tidak heran kalau kebiasaan membantu hajatan semacam ini mulai pudar di perkotaan. Kalau di tempat kalian, masih ada nggak kebiasaan dan skill seperti di atas? 

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Jalan Magelang-Semarang Adalah Halang Rintang Berkedok Jalan Raya 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Maret 2024 oleh

Tags: DesaHajatankarang tarunaKondanganresepsi pernikahan
Wulan Maulina

Wulan Maulina

Lulusan Bahasa Indonesia Universitas Tidar. Suka menulis tentang kearifan lokal dan punya minat besar terhadap Pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing). Beranggapan memelihara kata ternyata lebih aman daripada memelihara harapan.

ArtikelTerkait

7 Spesies Operator Sound System yang Sering Muncul di Hajatan Kampung terminal mojok.co

7 Spesies Operator Sound System yang Sering Muncul di Hajatan Kampung

10 Desember 2020
Punya Halaman Rumah Luas di Desa Saat Musim Panen Padi Itu Nggak Enak!

Punya Halaman Rumah Luas di Desa Saat Musim Panen Padi Itu Nggak Enak!

20 Agustus 2023
5 Alasan Mengapa Saya Nggak Suka Jadi Bridesmaid di Desa

5 Alasan Mengapa Saya Nggak Suka Jadi Bridesmaid di Desa

4 Juli 2024
Kultur Menulis Nama di Amplop Sumbangan Sebaiknya Ditiadakan terminal mojok.co

Kultur Menulis Nama di Amplop Sumbangan Sebaiknya Ditiadakan

16 September 2020
karang taruna pentas agustusan bendera merah putih indonesia terminalmojok

4 Hiburan yang Hampir Pasti Ada Ketika Pentas Agustusan

15 Juli 2021
Disumbang Duit Gede Pas Hajatan Itu Nggak Selamanya Menyenangkan terminal mojok.co

Disumbang Duit Gede Pas Hajatan Itu Nggak Selamanya Menyenangkan

2 November 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.