Ada momen dalam hidup ketika kita sadar bahwa sepatu itu bukan cuma soal gaya, tapi juga kenyamanan. Saya pernah jadi orang yang berpikir, “Sepatu ya sepatu, yang penting bisa dipakai jalan.” Tapi hidup mengajarkan banyak hal, termasuk bahwa kaki kita juga berhak diperlakukan dengan hormat. Lalu muncullah Kanky, sepatu lokal yang bikin saya berpikir ulang soal kenyamanan.
Memutuskan membeli Kanky adalah salah satu keputusan terbaik saya belakangan ini. Sejujurnya, alasan utama saya membeli sepatu Kanky ini karena sering banget melihat ulasan berseliweran di media sosial. Salah satu yang bikin tergoda, ya tentu saja review dari dr. Tirta, si dokter nyentrik yang terkenal doyan sepatu.
Ditambah beberapa testimoni dari teman dan influencer lain yang bilang kalau sepatu ini adalah kombinasi sempurna antara harga terjangkau dan kenyamanan maksimal. Akhirnya, saya merasa nggak punya alasan lagi untuk nggak mencobanya. Toh, siapa tahu ulasan-ulasan itu memang ada benarnya.
Saya sekalian beli yang full black biar bisa buat acara formal. Awalnya saya skeptis, “Apa iya, sepatu lokal harga mirip Ventela ini bisa senyaman Skechers?” Tapi setelah dicoba, jawaban saya cuma satu: Edyan, sih!
Yang menarik dari sepatu Kanky adalah variasi modelnya. Nggak cuma ada satu tipe, tapi banyak pilihan desain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya kita. Bahkan, beberapa modelnya punya warna netral yang cocok dipadukan sama outfit apa pun. Ini bikin Kanky terasa serbaguna, nggak cuma buat satu acara tapi bisa jadi pilihan di segala situasi.
Kanky, sepatu lokal dengan rasa internasional
Begini, buat kalian yang belum tahu, Kanky ini sering disebut-sebut sebagai “Skechers versi lokal”. Dan, sumpah, nggak berlebihan sama sekali. Harganya? Masih masuk akal buat kantong mahasiswa, tapi kenyamanannya? Serius, nggak jauh beda sama brand internasional.
Sepatu ini punya desain slim, jadi kalau mau beli, usahakan upsize. Kalau biasanya pakai ukuran 41, ya coba ambil 42 biar lebih lega. Nggak apa-apa, hitung-hitung buat ngasih ruang tambahan untuk kenyamanan ekstra kaki kita.
Yang bikin sepatu Kanky beda adalah perasaan “dipeluk” ketika dipakai. Iya, dipeluk. Bagian kanan, kiri, sampai dalam sepatu lokal ini punya foam yang empuk banget. Dari insole sampai outsole, semuanya kayak bantal untuk kaki. Ringan pula. Jadi nggak cuma nyaman buat jalan jauh, tapi juga bikin kaki nggak cepat capek.
Kalau bahannya? Jangan ditanya, lembut dan fleksibel banget. Jadi, memang enak banget dipakai buat jalan. Lebih enak lagi kalau jalannya sama kamu sih, xixixi.
Act of service ala Kanky
Ada hal kecil tapi ngena banget waktu pertama kali buka kotaknya: tali sepatunya sudah terpasang. Sederhana sih, tapi berasa kayak act of service gitu. Rasanya kayak ada yang bilang, “Tenang, kamu nggak perlu repot-repot lagi, semua sudah beres.”
Detail kecil ini mungkin nggak penting buat sebagian orang, tapi buat saya, ini menunjukkan perhatian. Because we care, begitu kata jargonnya. Dan, ya, memang terasa seperti itu.
Kalau bicara kualitas, sepatu Kanky ini benar-benar nggak main-main. Dengan harga yang affordable, kamu dapat sepatu dengan kenyamanan setara brand internasional. Bahannya nggak kaku, jadi enak banget dipakai buat jalan atau aktivitas sehari-hari. Dan enteng, serius, enteng banget.
Selain pengalaman pribadi, sepatu lokal ini juga sering dapat pujian dari orang-orang yang sudah pakai. Teman saya, misalnya, bilang kalau Kanky ini “hidden gem” di dunia sepatu lokal. Banyak yang merasa kaget waktu tahu sepatu ini buatan lokal karena kenyamanannya benar-benar mirip brand internasional.
Yah, kadang kita nggak perlu yang mahal untuk merasa nyaman. Jadi, kalau lagi cari sepatu yang nyaman, fleksibel, dan nggak bikin kantong bolong, coba deh lirik Kanky. Produk yang bukan cuma mengandalkan jargon “local pride“, tapi memang punya kualitas yang bisa diandalkan.
Penulis: M. Afiqul Adib
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Rekomendasi Sepatu Lokal yang Jarang Dilirik, padahal Murah dan Desainnya Mewah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.