Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Sisi Gelap Kampung Durian Runtuh Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

Mohammad Maulana Iqbal oleh Mohammad Maulana Iqbal
1 Maret 2024
A A
Sisi Gelap Kampung Durian Runtuh Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton

Sisi Gelap Kampung Durian Runtuh Upin Ipin yang Nggak Disadari Penonton (Upin Ipin Fandom)

Share on FacebookShare on Twitter

Penggemar serial animasi Upin dan Ipin tentu sudah tahu bahwa masyarakat yang tinggal di Kampung Durian Runtuh cukup beragam. Ada orang-orang dari etnis India, Tionghoa, dan orang-orang Melayu. Sayangnya, kebanyakan penonton nggak sadar bahwa terdapat sisi gelap yang menyelimuti keberagaman kampungnya Tok Dalang Ranggi tersebut.

Sebagai penonton, saya kerap terlena dengan Upin dan Ipin. Saya bahkan turut mengagungkan sikap saling menghormati yang diciptakan masyarakat Kampung Durian Runtuh. Padahal di balik semua itu, ada berbagai problematika tersembunyi. Misalnya beberapa hal ini.

Di Kampung Durian Runtuh nggak ada rumah ibadah lain selain masjid

Sisi gelap pertama yang mungkin nggak disadari kebanyakan penonton adalah rumah ibadah. Sejujurnya, sejak saya menonton Upin Ipin, saya belum pernah melihat ada rumah ibadah dari agama lain di Kampung Durian Runtuh selain masjid. Kayaknya saya belum pernah lihat ada klenteng atau pura di sana.

Padahal kalau dipikir-pikir, di kampung itu kan ada Mei-Mei dan Uncle Ah Tong selaku penganut Konghucu. Ada pula Uncle Muthu, Jarjit, dan Devi yang menganut agama Hindu. Tapi kenapa nggak ada rumah ibadah bagi mereka? Apakah perizinan rumah ibadah di Kampung Durian Runtuh sesulit di negeri Wakanda?

Coba lihat perayaan Deepavali yang ada dalam episode Pesta Cahaya. Dalam episode tersebut, perayaan justru dirayakan di rumah Uncle Muthu, bukan rumah ibadah atau tempat khusus bagi penganut agama Hindu. Begitu pula dengan perayaan Imlek dalam episode Gong Xi Fa Cai yang diadakan di rumah Mei-Mei dan mentoknya di lapangan terbuka dalam bentuk pasar dan opera Cina.

Etnis India dimarginalisasi

Bukan hanya soal rumah ibadah, di tengah keberagaman masyarakat Kampung Durian Runtuh, entah kenapa saya melihat orang-orang dari etnis India sedikit terpinggirkan.

Misalnya Devi. Saya jarang melihat Devi bergaul dengan anak-anak Kampung Durian Runtuh lainnya. Mentok pol saya tahunya Devi bergaul dengan anak kampung ketika main bekel atau saat ada perayaan Deepavali. Selebihnya, saya hanya melihat mereka bertemu di Tadika Mesra. Ada apa dengan Devi? Apakah karena dia introvert makanya jarang bergaul? Atau karena etnisnya?

Hal serupa terjadi dengan Uncle Muthu. Meski kerap dianggap anggota trio bapak-bapak Kampung Durian Runtuh bersama Ah Tong dan Tok Dalang, nyatanya Uncle Muthu jarang bergaul dengan kedua kawannya itu. Saat Uncle Ah Tong dan Tok Dalang nyangkruk di kedainya, Uncle Muthu jarang nimbrung. Dia malah menyibukkan diri di gerobaknya padahal nggak ada pembeli.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Tok Dalang dalam Serial Upin Ipin: Sosok Lansia Produktif dan Berdaya yang Patut Kita Tiru

Sementara Jarjit, meskipun dia sering bergaul dengan Upin Ipin dan kawan-kawan, dia justru hadir sebagai tokoh yang “nggak nyambungan”. Misalnya di awal episode Gong Xi Fa Cai, ketika yang lain main sepak kenchi, eh, Jarjit malah memukul bolanya dengan raket badminton. Kan nggak jelas banget ya, sampai akhirnya dia kena omel Ehsan.

Setelah saya telusuri, ternyata kehadiran etnis India di Malaysia memiliki sejarah yang sedikit kelam. Mereka didatangkan oleh bangsa kolonial Inggris untuk dipekerjakan di Malaysia. Saat ini, etnis Tamil mendominasi masyarakat India di Malaysia. Sedangkan pada masa kolonial, orang-orang etnis Melayu merasa terkucilkan. Barangkali ini yang menjadikan mengapa etnis India di Kampung Durian Runtuh dihadirkan agak “berbeda” dengan etnis Melayu, bahkan Tionghoa.

Di Tadika Mesra, anak-anak nggak diajarkan soal multikultural

Sisi gelap terakhir dari keberagaman yang ada di Kampung Durian Runtuh adalah nggak adanya pendidikan multikultural di Tadika Mesra, tempat Upin Ipin, dkk., belajar. Sejak era Cikgu Jasmin hingga Cikgu Melati mengajar—bahkan sesekali Cikgu Besar turut mengajar—saya nggak pernahmelihat ada pengajaran tentang toleransi, hidup berdampingan dalam keberagaman, menghormati setiap perayaan agama lain, dan semacamnya.

Lantaran nggak ada pendidikan multikultural, anak-anak jadi kurang menghormati identitas temannya yang berbeda. Misalnya saja dalam episode Bulan Hantu, Upin dan Ipin hampir saja memakan buah-buahan sesembahan pada hantu yang diletakkan di pinggir jalan atau di depan rumah. Untung saja Mei-Mei langsung ngomelin Upin Ipin atas tindakan mereka yang nggak menghormati kepercayaan orang Tionghoa.

Selaku penonton, saya dan kalian mungkin nggak menyadari adegan itu dan hanya melihatnya sebagai bentuk kekanak-kanakan. Padahal kalau mau dicermati, hal tersebut adalah bentuk sisi gelap dari keberagaman yang ada di masyarakat Kampung Durian Runtuh. Iya, masyarakat di sana saling bergaul, namun dalam beberapa kasus terdapat sikap-sikap intoleran antarperbedaan.

Dari sini kita dapat melihat bahwa di tengah tawa anak-anak Kampung Durian Runtuh, di tengah kepemimpinan otoriter Tok Dalang yang tak pernah lengser, di tengah hiruk pikuk perayaan agama, kehidupan keberagaman masyarakat Kampung Durian Runtuh memiliki sisi kelam. Bahkan cukup problematis yang justru ditonton oleh generasi muda kita.

Penulis: Mohammad Maulana Iqbal
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kampung Durian Runtuh Serial Upin Ipin Adalah Tempat Pensiun Ideal, Pantas Aja Opah dan Tok Dalang Betah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2024 oleh

Tags: etnisKampung Durian Runtuhmelayuorang indiapilihan redaksisisi gelaptadika mesrationghoaUpin dan Ipinupin-ipin
Mohammad Maulana Iqbal

Mohammad Maulana Iqbal

Terkadang sedikit halu.

ArtikelTerkait

Lagu Sheila On 7 Nggak Semuanya Bagus, Ada Juga yang Cringe Mojok.co

Lagu Sheila On 7 Nggak Semuanya Bagus, Ada Juga yang Cringe

24 April 2024
Sawangan Depok Bikin Iri Warga Cinere. Diam-diam Lebih Maju!

Sawangan Depok Bikin Iri Warga Cinere. Diam-diam Lebih Maju!

18 Juni 2024
Meski Saya Arek Surabaya, tapi bagi Saya, Jalan Tunjungan Kalah Menarik ketimbang Kayutangan Malang. Aura Wisatanya Lebih Terasa!

Meski Saya Arek Surabaya, tapi bagi Saya, Jalan Tunjungan Kalah Menarik ketimbang Kayutangan Malang. Aura Wisatanya Lebih Terasa!

12 Maret 2024
5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

5 Tempat Horor di Jogja yang Underrated dan Bisa Jadi Opsi Wisata Ekstrem

23 Juli 2022
3 Keresahan Saya Selama 17 Tahun Menonton Serial Kartun Upin Ipin

3 Keresahan Saya Selama 17 Tahun Menonton Serial Kartun Upin Ipin

15 Mei 2024
Pengalaman Saya Terjebak Belasan Aplikasi Pinjol dan Cara Menyelesaikannya

Pengalaman Saya Terjebak Belasan Aplikasi Pinjol Sampai Rp60 Juta

2 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

28 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.