Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

Aliurridha oleh Aliurridha
28 Februari 2020
A A
dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

dunia kerja mental kerja Kalau Negara Gagal Nyediain Lapangan Kerja, Masak Buruh yang Bayar?

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah selesai membaca buku Robert Kiyosaki, Rich Dad Poor Dad dan Cashflow Quadrant saya mengerti bagaimana cara berfikir kapitalis sejati. Memang tidak terlalu salah jika ada orang yang mengatakan investor asing enggan menanamkan modalnya di Indonesia bukan karena upah buruh di Indonesia lebih tinggi daripada upah buruh di Vietnam atau negara lainnya. Tapi tentu saja itu bukanlah bukanlah alasan utama investor ragu menanamkan modal di Indonesia. Pasalnya, jika dilihat dari perspektif kapitalisme alasan utamanya selalu adalah adanya risiko bisnis.

Dunia bisnis di Indonesia sangatlah rapuh adalah alasan paling utama dari para investor tidak berani menginvestasikan modal di Indonesia, itu benar adanya. Rekam jejak kehancuran dunia usaha di Indonesia sangat berisiko bagi investor yang mengerti mana korporasi memiliki tata kelola yang baik dan mana yang memiliki tata kelola yang buruk. Seorang investor yang berpengalaman tentu saja akan melihat rekam jejak suatu korporasi untuk meminimalisir risiko. Seperti yang disampaikan Robert Kiyosaki, risiko itu selalu ada tapi dengan ilmu pengatahuan yang cukup risiko bisa diminimalisir. Lantas apakah iklim usaha di Indonesia sudah baik?

Seorang investor berpengalamaan akan berfikir berkali-kali untuk menanamkan modal di Indonesia. Lihat saja kasus Jiwasraya yang notabene adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang seharusnya adalah bisnis aman karena negara menjamin keberlangsungan usaha Jiwasraya. Tapi jika BUMN yang bergerak di bidang asuransi dan investasi seperti Jiwasraya saja bisa ambruk sampai gagal bayar klaim nasabah maka wajar saja investor menjadi ragu-ragu untuk berinvestasi di Indonesia.

Ambruknya Jiwasraya memperlihatkan tata kelola korporasi yang buruk bahkan sampai saat ini penyebab gagalnya Jiwasraya gagal membayar klaim masih saja belum ditemukan. Hal ini menimbulkan berbagai analisa spekulatif yang semakin memperlihat keburukan iklim investasi di Indonesia. Seorang kapitalis sejati menurut Robert Kiyosaki selalu memperhitungkan semua hal yang bisa menjadi risiko. Baginya risiko investor itu cuma satu yakni kurangnya pengetahuan. Jadi mereka terdidik untuk mengetahui mana korporasi yang memiliki tata kelola yang baik mana yang buruk adalah syarat utama menjadi investor.

Ada beberapa tahapan seseorang untuk menjadi kapitalis sejati seperti yang ditulis oleh Kiyosaki dalam kedua buku yang saya jelaskan sebelumnya. Mereka harus dan bisa menjadi pemilik bisnis bukan sekedar pebisnis. Beda antara seorang pemilik bisnis dengan pebisnis: Pemilik bisnis bisa meninggalkan bisnis mereka sampai satu tahun tapi tetap mendapatkan keuntungan, sedangkan pebisnis konvensional tidak akan bisa meninggalkan bisnisnya karena kegagalannya membangun sistem. Dengan menjadi pemilik bisnis seorang investor seorang akan bisa mengetahui di mana mereka harus menginvestasikan uang mereka karena mereka tahu mana sistem yang berjalan mana yang tidak.

Jadi bentuk pembelaan terhadap omnibus law adalah sebuah penyembunyian fakta bahwa iklim usaha di Indonesia itu amburadul dan rapuh. Orang-orang yang membela omnibus law yang katanya menguntungkan kelas pekerja karena mendorong masuknya investasi sehingga bisa menyiapkan lapangan pekerjaan itu adalah seorang yang sok tahu jika ia benar-benar tidak tahu dan pembohong jika ia tahu kebenarannya.

Jiwasraya hanya satu dari bentuk kegagalan dunia usaha di Indonesia. Masih ada kasus-kasus kegagalan usaha yang dicurigai terindikasi tindakan kriminal seperti BLBI, Bank Mawar yang dulu namanya Century, diganti agar orang lupa kasus ini ada. Belum lagi iklim korupsi yang begitu tinggi.

Jadi menyoroti upah buruh yang lebih tinggi dari negara-negara yang lebih otoriter adalah bentuk penyangkalan menjijikkan yang dilakukan buzzer-buzzer negara untuk menutupi kegagalan negara menyediakan lapangan pekerjaan. Lantas kalau negara gagal menyediakan lapangan pekerjaan kenapa buruh harus menanggungnya?

Baca Juga:

Trenggalek Rasa Menteng: Derita Sobat UMR Surabaya Mencari Tanah di Durenan Trenggalek

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

Kalau memang alasan negara menghadirkan omnibus law dengan berbagai peraturan yang ramah terhadap investor dan mencekik kelas pekerja adalah karena negara sayang pada kelas pekerja yang sedang mengalami kesusahan dengan sedikitnya lapangan pekerjaan, ya sudah bubarkan saja negara ini, cukup dirikan korporasi. Negara yang sudah gagal untuk mengikuti amanah konstitusinya sendiri tidak layak untuk eksis. Bukannya alasan negara ini didirikan awalnya adalah perasaan senasib karena penindasan? Mengapa sekarang membiarkan sesama warga negara (investor lokal) atau warga negara aseng (investor asing) diberikan keistimewaan untuk menjajah buruh yang notabene adalah warga negara yang seharusnya dilindungi?

Saya sadar kapitalis memang punya karakteristik untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran sekecil-kecilnya. Jadi untuk memancing para kapitalis untuk berinvestasi di Indonesia dibutuhkan peraturan yang memanjakan mereka dan mencekik kelas pekerja karena keuntungan yang besar adalah satu-satunya nilai jual bisa ditawarkan pemerintah Indonesia.

Pertanyaannya sebegitu pentingnya-kah negara memanjakan para kapitalis sehingga diberi akses untuk mendapatkan profit dengan memeras keringat dan darah para kelas pekerja yang seharusnya adalah warga negara yang dilindunginya?

BACA JUGA RUU Ketahanan Keluarga Bikin Mimpi Buruh Upah UMK untuk Nikah Ambyar atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2020 oleh

Tags: Buruhlapangan pekerjaanUMR
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik (Unsplash.com)

3 Sisi Gelap Profesi Buruh Pabrik

10 September 2022
Membayangkan Mogok Kerja Buruh Kereta Api di Inggris Terjadi di Indonesia

Membayangkan Mogok Kerja Buruh Kereta Api di Inggris Terjadi di Indonesia

24 Juni 2022
5 Alasan Meme Buruh Pabrik Karawang VS Karyawan SCBD di Twitter Jobstreet Pantas Digugat

5 Alasan Meme Buruh Pabrik Karawang vs Karyawan SCBD di Twitter Jobstreet Pantas Digugat

21 April 2022
5 Kelebihan Pekerja Cikarang Dibanding Pekerja SCBD Jakarta Terminal Mojok.co

5 Kelebihan Pekerja Cikarang Dibanding Pekerja SCBD Jakarta

20 April 2022
Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua Mojok.co

Saya Sepakat kalau Mojokerto Dianggap Kota Layak untuk Hidup Bahagia sampai Tua, asalkan…

21 Februari 2025
Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Gunungkidul Adalah Kawasan yang Menciptakan Romantisme Jogja

1 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.