Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Alif Ilham Fajriadi oleh Alif Ilham Fajriadi
29 Januari 2024
A A
Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis

Kabar Buruk Hari Ini: Perjalanan Seorang Mawa Kresna Selama Menjadi Jurnalis (Buku Mojok)

Share on FacebookShare on Twitter

Kabar Buruk Hari Ini di Marketplace

  • Mojokstore
    Rp.78000 Lihat
  • Shopee
    Rp.62400 Lihat
  • Tokopedia
    Rp.62400 Lihat

Buku Kabar Buruk Hari Ini yang ditulis seorang Mawa Kresna sepertinya perlu dibaca semua jurnalis di Indonesia.

Sore yang cerah beberapa waktu lalu menemani diskusi kami dengan Mawa Kresna di Blooks Store, sebuah kedai buku progresif yang beralamat di Birah Raya, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Mawa Kresna yang kini menjadi Redaktur Pelaksana di Project Multatuli tampak semangat. Dia memandu diskusi bukunya yang berjudul Kabar Buruk Hari Ini.

Buku tersebut berisikan kumpulan berita Mawa Kresna yang pernah ia terbitkan selama menjadi jurnalis pada sejak 2016 lalu. Walau kumpulan berita, buku ini tidak terasa kering, sebab dikemas dengan bahasa yang renyah dan mengalir. Pada saat diskusi buku berlangsung, Mawa Kresna serta para peserta tampak antusias membahas buku tersebut.

Terlebih, Mawa Kresna juga mengaku nostalgia karena ia mengingat kembali cerita di perjalanan selama menggarap tiap tulisan di buku tersebut. Buku Kabar Buruk Hari Ini disajikan dengan 234 halaman, berisikan 25 berita pilihan yang pernah dibuat oleh Redaktur Pelaksana Project Multatuli itu. Buku tersebut juga diterbitkan oleh Buku Mojok pada Juli 2021 lalu.

Cerita di balik buku Kabar Buruk Hari Ini

Walau terbilang sukses di pasaran, Mawa Kresna mengaku jika ia tak berniat untuk menerbitkan buku ini. Pasalnya, ia memiliki ide dan gagasan lain yang ingin diterbitkan. Kendati demikian, ternyata takdir membawa dirinya untuk menerbitkan buku Kabar Buruk Hari Ini. Sebuah keajaiban yang mampu mengubah dan memberi pengetahuan baru kepada pembacanya, bahwa hidup di Indonesia tak seindah yang dibayangkan.

Terdapat banyak dusun hingga masyarakat yang dimarjinalkan, bahkan dirampas dari kehidupan mereka. Seluruh problematik ini dikemas lewat buku tersebut.

Mawa Kresna juga tampak masih ingat betul dengan nama narasumber yang ia muat di buku tersebut. Bahkan, dari beberapa narasumber yang ditemuinya pada 2016 lalu, mereka masih menjalin komunikasi baik. Hal inilah yang berbeda dari seorang Mawa Kresna, sebab mampu menjadi jurnalis yang tak hanya sekadar memberi kabar, namun juga memberi sebuah kemajuan dan dampak yang besar terhadap para korban yang dikriminalisasi oleh negara.

Kabar Buruk Hari Ini adalah sebuah autokritik untuk diri sendiri dan jurnalis lain di Indonesia

Buku Kabar Buruk Hari Ini, juga sebuah autokritik yang diciptakan oleh Mawa Kresna untuk dirinya sendiri dan para jurnalis lainnya di Indonesia. Sebab, tugas menjadi jurnalis tersebut berat dan punya beban moral yang harus mereka emban.

Baca Juga:

Enaknya Jadi Fresh Graduate di Jogja: Nggak Takut Dicap Pengangguran karena Sibuk Ikut Forum Diskusi

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

Mawa Kresna menyebut, dirinya pernah merasa berdosa kala menjadi jurnalis saat di Yogyakarta kala itu. Dosa yang dia lakukan ini akibat ketidaktahuan dan tekanan pekerjaan kala itu. Sebab, saat di Yogyakarta, dia kerap menulis berita-berita yang viral saja. Mengandalkan kunjungan pembaca ke website-nya supaya dapat gaji lebih. Tentunya, berita yang modal viral ini, sangat kering akan sebuah isu. Rata-rata bahkan juga mengkriminalisasi orang lain tergantung sudut pandang yang diambil medianya.

Selepas hijrah dari Yogyakarta dan menimba ilmu di Jakarta. Mawa Kresna bertemu orang-orang baru dengan obrolan yang lebih mendalam. Terutama tentang bagaimana seharusnya seorang jurnalis bekerja.

“Aku beruntung, ketika pindah ke Jakarta dan mendapat bekerja di Tirto, akibatnya ada banyak obrolan dan pengetahuan baru yang aku dapat,” kata Mawa Kresna saat diskusi di Blooks Store.

Kepindahan ke Jakarta itu juga yang menjadi cikal bakal terciptanya buku Kabar Buruk Hari Ini. Sebab, ketika Mawa Kresna beralih menjadi jurnalis yang paham akan tugas pokoknya, mampu menciptakan tulisan yang enak dibaca dan berisi fakta menarik dan jarang ditulis oleh kebanyakan media.

Mawa Kresna saja pernah khilaf saat jadi jurnalis

Manusia tempatnya khilaf, pernyataan inilah yang tepat untuk menggambarkan seorang Mawa Kresna yang kita kenal saat ini. Pada diskusi buku Kabar Buruk Hari Ini, Mawa Kresna menuturkan dirinya pernah menjadi jurnalis yang hanya sekadar memberi kabar saja. Tapi tidak ada andil untuk sebuah perubahan. Selama kurun waktu tiga tahun lamanya, ia terjerumus dalam sistem media yang mengejar page view, tidak memunculkan sebuah gagasan baru dan berita yang dihasilkan tak menjernihkan.

Akibat tuntutan pekerjaannya itu pula, Mawa Kresna merasa tak gairah dalam menjalani hidup. Selain itu, juga membawa dampak buruk akan ilmu jurnalistiknya, walau selama mahasiswa ia tergabung pula di Pers Mahasiswa. Kinerja yang menghamba kepada berita viral tersebut, membuatnya tak punya banyak waktu untuk memikirkan isu-isu yang perlu untuk digarap. Bahkan, tak ada waktu pula untuk membahas kaum termarjinalkan, sebab ia sendiri juga sedang berada di fase itu.

“Pernah aku usulkan isu yang menarik untuk dibahas. Tapi redaksi menolak, dan menyuruh ke kantor polisi saja, sebab ada banyak berita di sana (isu kriminal serupa pencurian celana dalam, dan lain-lain),” ungkap Mawa Kresna, mengingat perjalanannya sebagai jurnalis di Yogyakarta.

Perjalanan Mawa Kresna untuk bisa sampai di tahap seperti sekarang, ternyata juga tak lepas dari pertemuannya dengan Andreas Harsono. Dalam buku Kabar Buruk Hari Ini, cerita pertemuannya dengan Andreas Harsono itu juga ditampilkan di halaman awal buku tersebut. Bertujuan sebagai pencerahan bagi pembaca, sebab menjadi jurnalis adalah tugas yang berat dan besar.

Segera berbenah

Pertemuannya dengan Andreas Harsono itu berlangsung pada 13 Februari 2016 silam. Pada saat kegiatan diskusi publik di Yogyakarta dan dihadiri lebih dari ratusan orang.

“Anda salah satu yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Gafatar,” kata Mawa Kresna menirukan ucapan Andreas Harsono kepada dirinya kala itu.

Isu Gafatar kala itu merupakan sebuah berita menarik dan dilirik banyak jurnalis. Salah satunya juga Mawa Kresna. Sebab itu, ia juga ikut terjerumus untuk menulis tentang Gafatar dan tak menutup kemungkinan jadi penyumbang diskriminasi akan kelompok itu.

Mawa Kresna mengaku malu kala itu, tapi ia tak diam diri saja dan memilih untuk menemui Andreas Harsono seusai diskusi selesai. Andreas Harsono mengakibatkan tulisan Mawa Kresna terkait Gafatar tersebut seumpama membidik sarang tawon. Pasalnya, tulisan yang ia terbitkan dapat saja membawa dampak buruk, terutama untuk Gafatar sendiri yang sebenarnya hanya diam.

Selepas dialog dengan Andreas Harsono itu, Mawa Kresna kembali tersadar dan mengakui letak kesalahannya. Cukuplah dosanya di masa lampau hanya terjadi kala itu saja, ke depannya ia tak ingin mengulangi lagi.

Buku Kabar Buruk Hari Ini yang dibahas oleh Mawa Kresna di Blooks Store tersebut, tampaknya sangat perlu dibaca oleh para jurnalis di Indonesia. Tujuannya, selain untuk menjadi pedoman menulis berita panjang, juga bagian untuk refleksi diri. Sudah benarkah kita menjadi jurnalis selama ini?

Penulis: Alif Ilham Fajriadi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Wartawan Adalah Profesi yang Sering Disalahpahami Orang Desa Saya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Skor Review 5/5

Kabar Buruk Hari Ini

4.4 SKOR

Kumpulan berita pilihan yang pernah dibuat oleh Mawa Kresna selama menjadi jurnalis pada sejak 2016 lalu.

Kelebihan

  • Enak dibaca
  • Berisi fakta menarik dan jarang ditulis oleh kebanyakan media.

Detail Review

  • Cetakan
  • Cover
  • Layout

Kabar Buruk Hari Ini di Marketplace

Kami mengumpulkan informasi dari berbagai marketplace

Harga terbaik

Rp.62400
  • Mojokstore Mojokstore
    Rp.78000 Beli Sekarang
  • Shopee Shopee
    Rp.62400 Beli Sekarang
  • Tokopedia Tokopedia
    Rp.62400 Beli Sekarang

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2024 oleh

Tags: Baca BukuBuku Mojokdiskusi bukuJurnalisKabar Buruk Hari Inikomunitas bacakomunitas bukuMawa Kresnareview buku
Alif Ilham Fajriadi

Alif Ilham Fajriadi

ArtikelTerkait

Mindfulness Parenting (Buku Mojok)

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

30 Juli 2025
BookScape Reading Club Gelar Diskusi Buku “Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa” Karya Mila Alkhansah di Kota Kendari

BookScape Reading Club Gelar Diskusi Buku “Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa” Karya Mila Alkhansah di Kota Kendari

5 November 2023
Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

9 April 2024
Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi Terminal Mojok

Perjalanan Penuh Makna dan Misteri Bersama Oskar Belajar Pergi

13 Januari 2023
Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Semua Lelah yang Perlu Kita Rasakan Saat Dewasa oleh Mila Alkhansah: Belajar Bertumbuh Bersama Luka

Genealogi Hoaks Indonesia_ Catatan Padat Satu Dasawarsa terminal mojok

Genealogi Hoaks Indonesia: Melihat Hoaks Berlipat Ganda dalam Satu Dasawarsa

22 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.