Cobalah naik KA Argo Wilis, kamu pasti tak akan pernah menyesali naik kereta eksekutif ini.
Suasana dingin mulai menusuk kala kereta dengan roda-roda besinya mulai meninggalkan Stasiun Gubeng Surabaya. Saya duduk dengan tenang di atas kursi empuk berwarna tosca dan putih. Kaki berselonjor sambil menarik selimut supaya tubuh tetap hangat. Penumpang lain pun mulai merebahkan sandaran kursinya. Beberapa lainnya terlihat sibuk berbicara, ada yang membuka handphone dan menyumpal telingannya dengan benda putih yang kecil.
Saya menoleh ke jendela, melihat bagaimana rumah-rumah berdempet dan kumuh dilewati satu per satu. Kereta makin cepat melaju, membawa waktu yang seakan melambat bersamaan dengan orang-orang yang mulai nyaman di kursinya masing-masing. Saya pun bergumam, “Memang nyaman betul naik kereta eksekutif.”
Ngomongin soal kereta api eksekutif, saya beruntung, kantor saya waktu itu sangat menghargai yang namanya kenyamanan dalam perjalanan. Itu membuat saya jadi merasakan nyamannya naik kereta api eksekutif. Karena berpredikat eksekutif, saya awalnya cuma tahunya ya Argo Bromo, Argo Parahyangan, dan Argo Semeru (karena perhentian terakhirnya di Gambir, Jakarta).
Padahal ada kereta api eksekutif lain yang menurut saya nggak kalah dengan kereta api eksekutif lainnya dengan jalur atau rute yang cukup panjang. Kereta api itu adalah KA Argo Wilis.
KA Argo Wilis menduduki kasta tertinggi kereta api penumpang di Indonesia
KA Argo Wilis menjadi kereta api eksekutif yang rutenya meliputi Bandung, Yogyakarta, Solo, Madiun, dan Surabaya Gubeng. Tentu selain kelima daerah yang saya sebutkan, kereta ini juga berhenti di daerah seperti Tasikmalaya, Ciamis, Jombang, Mojokerto, dan daerah lain yang berada di selatan Pulau Jawa. Kereta ini termasuk Argo Series, kasta tertinggi kereta penumpang di Indonesia, setara dengan Argo Bromo Anggrek dan Argo Parahyangan.
Kereta api ini pertama kali beroperasi pada tahun 1998. Nama Argo Wilis sendiri mengacu dari nama Gunung Wilis, sebuah gunung yang letaknya di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Tulungagung, dan Nganjuk. Sejak pertama kali beroperasi, kereta api ini memang dikhususkan untuk layanan premium, fasilitas eksekutif penuh, dan waktu tempuh yang cepat karena menghindari perhentian di stasiun-stasiun kecil.
KA Argo Wilis hanya beroperasi sekali dalam sehari. Melihat rutenya yang strategis karena menghubungkan dua kota besar, yaitu Bandung dan Surabaya, tanpa harus transit di Jakarta, posisi ini menjadikannya salah satu kereta favorit bagi pebisnis, wisatawan, dan keluarga.
Memberikan fasilitas dan pelayanan terbaik
Soal fasilitas tentu nggak perlu ditanyakan lagi. Dengan biaya Rp680 ribu (Rute Surabaya-Bandung), kalian sudah mendapatkan banyak fasilitas premium yang nggak didapat ketika naik kelas ekonomi. Yah, sebut saja kursi lega yang bisa direbahkan, leg rest yang empuk, colokan di tiap kursi, TV di beberapa titik di gerbong, kabin hening dan full AC, dan interior kereta yang modern dan bersih.
Hal lain yang membuat seseorang makin nyaman ketika naik kereta ini adalah rute yang dilaluinya. KA Argo Wilis melintasi jalur selatan yang punya pemandangan yang sangat indah. Mulai dari hamparan sawah hijau, pegunungan yang indah, perbukitan yang asri, sungai-sungai besar yang kelihatan jernih, sampai rumah-rumah penduduk yang seolah diam menyaksikan kereta ini lewat.
Ketika melintasi daerah Wonosobo, Banjar, Tasikmalaya, hingga Garut, pemandangannya semakin cantik. Itu bikin banyak orang mengatakan kalau rute Bandung-Surabaya via Argo Wilis jadi jalur favorit bagi yang suka dengan fotografi. Bayangkan kamu melihat indahnya ciptaan Tuhan sambil duduk nyaman di kursi empuk kemudian makan Pop Mie.
Selain itu, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, durasi tempuh dari kereta api ini relatif lebih cepat daripada kereta lainnya. Surabaya-Bandung hanya butuh waktu 9 jam perjalanan! Hal itu dikarenakan KA Argo Wilis memang nggak banyak berhenti, terutama di stasiun-stasiun kecil. Durasi berhenti tiap stasiunnya pun nggak lama.
Semua kenikmatan di atas KA Argo Wilis disempurnakan dengan pelayanan para petugas kereta yang ramah dan sigap. Yah, bare minimum pelayanan dari petugas kereta api memang jempolan, sih. Tapi rasanya berbeda saja menerima pelayanan ramah dalam kondisi menikmati perjalanan dengan rute yang indah dan durasi waktu yang nggak terlalu lama.
Bukan perjalanan biasa
Sebagai penutup saya ingin menegaskan satu hal. Mungkin ini sedikit personal, tapi bagi saya pribadi, KA Argo Wilis bisa dibilang tak hanya menyambungkan kota satu dengan lainnya.
Di tiap pemandangan yang terlihat dari balik jendela, saya merasa Argo Wilis seakan mengajarkan bahwa hidup ini memang tentang perjalanan yang panjang. Cukup jalani, pastikan kecepatanmu stabil dan konsisten. Nggak perlu buru-buru karena yang indah sering kali justru hadir bukan di ujung jalan, tapi di tengah-tengah perjalanan. Di saat kamu diam, memandang ke luar jendela, lalu tanpa sadar bibirmu tersenyum, dan butiran air mata jatuh tanpa sebab.
Jadi, kalau kamu ingin merasakan perjalanan yang bukan sekadar perjalanan, mungkin sudah saatnya mencoba naik KA Argo Wilis. Melihat indahnya pemandangan dari sawah, gunung, perbukitan, dan sungai yang mengalir tenang sambil duduk nyaman di kursi empuk. Tinggal siapkan tabungan dan waktu luang. Biar nanti, di atas kereta itu, kamu bisa mencicipi Pop Mie, menyeruput kopi, lalu membiarkan hidup berjalan seirama laju roda besi yang berpacu di jalur selatan Pulau Jawa.
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Argo Wilis: Raja Selatan Penghubung Kota Pahlawan dan Bumi Parahyangan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















