ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jurusan Sastra Rusia dan Stereotip Komunis yang Melekat di Dalamnya

Muhammad Fahrian Hafizh oleh Muhammad Fahrian Hafizh
9 Oktober 2020
A A
Jurusan Sastra Rusia dan Bagaimana Pakdhe Saya Mengaitkannya pada Komunis terminal mojok.co

Jurusan Sastra Rusia dan Bagaimana Pakdhe Saya Mengaitkannya pada Komunis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Kamu ini berani-beraninya masuk Sastra Rusia, Rusia itu kan komunis! Dulu Mbah Kakungmu itu ikut perang lawan PKI kok kamu malah masuk Sastra Rusia?”

Kira-kira begitu yang disampaikan pakdhe saya ketika saya bercerita bahwa saya melanjutkan studi saya di jurusan Sastra Rusia, Universitas Padjadjaran. Dalam acara kawinan saudara sepupu Ayah saya, pakdhe saya tiba-tiba menanyakan jurusan saya di Universitas Padjadjaran. Ketika saya jawab Sastra Rusia, beliau kaget dan mengatakan hal tersebut.

Beliau mencak-mencak juga bukan tanpa alasan, sebab apa yang beliau katakan itu ada benarnya. Mbah saya dulu ikut menumpas PKI di daerah Kedu, yang mana tentu saja tak akan saya bahas lebih detailnya karena saya bukan Tim Gabungan Pencari Fakta. Namun, beliau pun salah ketika menyebutkan “Rusia itu komunis” yang seakan-akan beliau menyuruh saya untuk ujian SBMPTN lagi tahun depan karena jurusan saya menyesatkan.

Stereotip orang terhadap jurusan Sastra Rusia memang tidak bisa dipisahkan dari Uni Soviet. Negara adidaya yang berideologi komunis yang punya sejarah yang cukup panjang dalam percaturan politik internasional. Yaaah, setidaknya cukup panjang untuk mencuci otak Pakdhe saya akan Rusia yang udah nggak komunis lagi, setidaknya sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Ketakutan masyarakat Indonesia terhadap komunisme tentunya tak lepas dari 2 peristiwa besar yaitu pemberontakkan PKI di Madiun pada 1948 dan G30S/PKI pada 1965. Kala itu, akhir pemerintahan Orde Lama memang sedikit condong ke Blok Timur yang dipegang Uni Soviet dan Cina, dua negara penganut komunisme terbesar di dunia. Agaknya sejarah akan komunisme tersebut berbekas kepada para sesepuh-sesepuh kita yang sedari kecil dididik oleh Departemen Penerangan untuk menyaksikan film Pengkhianatan G30S/PKI karya Arifin C. Noer.

Angkatan 70-an hingga 90-an awal mungkin merasakan hal tersebut. Sepengalaman ibu saya, tiap kali Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, TVRI selalu menayangkan film tersebut. Penanaman pemahaman bahwa “PKI itu komunis, komunis itu ateis” agaknya juga berasal dari sini. Brainwash terselubung itulah yang membuat masyarakat di era tersebut mengamini klaim akan jahatnya komunisme di Indonesia. Nah, Pakdhe saya mungkin tidak tahu (atau menolak untuk tahu) bahwa Rusia sudah tidak lagi menerapkan komunisme. Pasca runtuhnya Uni Soviet, Rusia bertransformasi menjadi negara yang menganut ideologi liberal dan kapitalis, meskipun Rusia kala itu layak disebut “poser” alias mencoba agak lebih kapitalis meskipun nuansa komunisnya masih sangat terasa.

Usaha saya menjelaskan kepada pakdhe saya bahwa Sastra Rusia tidak mempelajari apalagi mengagendakan bangkitnya komunisme juga cukup berat. Beliau berujar, “Kamu ini nggak ngerasa aja bahwa kamu selama kuliah disusupi paham yang bertujuan untuk merongrong NKRI!”

Sebuah tuduhan yang cukup serius yang sebenarnya bisa saya tanggapi, “Lho, sakjane Pakdhe iki sing uwis di-brainwash karo Orba!!1!” tapi tidak saya katakan karena saya takut kualat.

Saya pun akhirnya menjawab “Pakdhe, saya ini belajar sastra dan linguistik Rusia. Bukan belajar tentang bagaimana melakukan kudeta terhadap NKRI”. Namun, jawaban tersebut sepertinya tidak memuaskan beliau karena beliau malah memasang raut muka yang seakan ingin menerkam saya. Karena situasi tatap-tatapan tanpa suara seperti di lagu Jamrud itu sangat tidak menyenangkan, saya kembali menambahkan “Kan Pakdhe tahu, saya dari kecil memang suka belajar bahasa”. 

Namun, beliau bukannya mengiyakan, malah menimpali saya dengan “Kan bahasa yang bagus banyak, kenapa nggak bahasa Arab aja?”

Saya yang lulusan Madrasah selama 12 tahun dan dalam-tanda-kutip mampu berbahasa Arab dengan baik pun ingin sekali membalas dengan “BAHASA YANG NGGAK BAGUS TUH GIMANA SIH PAKDHE”.

Untungnya, sebelum saya emosi karena harga diri jurusan kuliah saya dihina-hina oleh seseorang yang bahkan (setelah saya telusuri) tidak kuliah, ibu saya datang dan menyelamatkan saya dari mulut toksik saudara yang ternyata benar adanya. Ibu saya kemudian membahas hal lain seperti bagaimana kans juara MU di tangan Ole Gunnar Solksjaer  kabar keluarga di kampung dan pertanyaan basa-basi template lainnya.

Saat kami pulang, ibu saya bilang bahwa Pakdhe  merupakan orang yang sering membagikan berita-berita provokatif seperti propaganda anti-Cina di grup WhatsApp keluarga. Saat itu pula saya merasa kasihan terhadap pakdhe saya ini karena beliau dicuci otaknya dua kali. Satu oleh rezim Orde Baru, yang kedua oleh broadcast grup WhatsApp bapak-bapak.

BACA JUGA Mewakili Kesalnya Vanuatu kepada Negara Saya Sendiri

Baca Juga:  Ketika Prof. Mahfud MD Membual Soal Pelanggaran HAM

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2020 oleh

Tags: konflik keluargaMahasiswa Sastra
Muhammad Fahrian Hafizh

Muhammad Fahrian Hafizh

Mahasiswa yang kadang nulis, kadang nangis

ArtikelTerkait

Mahasiswa Jurusan Sastra Adalah Sengenes-ngenesnya Mahasiswa, Kerap Direndahkan hingga Disuruh Pindah Jurusan

Mahasiswa Jurusan Sastra Adalah Sengenes-ngenesnya Mahasiswa, Kerap Direndahkan hingga Disuruh Pindah Jurusan

6 Agustus 2024
konflik keluarga Apa yang Harus Kita Lakukan jika Orang Tua Nikah Lagi Setelah Bercerai? terminal mojok.co

Kiat Mengatasi Konflik Keluarga Tanpa Diketahui Orang se-Indonesia

13 Juni 2020
kakak

Mahasiswa dan Polisi: Renggangnya Hubungan Baik Saya dengan Kakak Akibat RUU Ngawur dan Elite Politik

30 September 2019
Tidak Semua Orang Tua Ideal, Banyak yang Justru Menuntut Pamrih dari Anak terminal mojok.co

Tidak Semua Orang Tua Ideal, Banyak yang Justru Menuntut Pamrih dari Anak

2 Desember 2020
sastra dan sastrawan

Ternyata Fakultas Sastra Tidak Mencetak Sastrawan

13 Juni 2019
Alasan Cowok Rambut Gondrong Males Banget Cukur terminal mojok.co

Gondrong itu Identitas, Bukan Sekedar Gaya-Gayaan

11 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tips Melayangkan Kritik Pemerintah tanpa Ditangkap Polisi terminal mojok.co

Kalimat 'Siap, Bang Jago!' dan Tanda bahwa Kita Sukar Menerima Kritik  

situs lowongan kerja recruiter lowongan kerja hrd personalia wawancara kerja menunggu jawaban lamaran kerja lowongan kerja cara membuat cv kartu prakerja mojok.co

3 Hal Tak Terduga yang Pernah Saya Alami Selama Menjadi Seorang Recruiter

Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderta di Film Martin Scorsese terminal mojok.co

Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderita di Film Martin Scorsese

Terpopuler Sepekan

Surat Terbuka untuk Pak Eri Cahyadi: Anak Muda Surabaya Butuh Perpustakaan 24 Jam, Pak!

Ironi Surabaya: (Mengaku) Kota Pendidikan tapi Perpustakaan Umum Tutup Awal

19 Mei 2025
4 Derita yang Saya Rasakan Saat Tinggal di Dekat Jalan Raya Jogja-Solo

4 Derita yang Saya Rasakan Saat Tinggal di Dekat Jalan Raya Jogja-Solo

19 Mei 2025
Jatinangor Tanpa Kampus = Daerah Tersepi di Jawa Barat (Unsplash)

Bahaya bagi Jatinangor Jika Kampus Menghilang, Bakal Menjadi Daerah Paling Sepi di Jawa Barat

22 Mei 2025
Derita Kuliah Jurusan Pendidikan Olahraga yang Sering Dikira Main-main Aja, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal Memilihnya Mojok.co

Kuliah Jurusan Pendidikan Olahraga Sering Dikira Main-main Aja, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal Memilihnya

19 Mei 2025
Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah Mojok.co

Quora Media Sosial Paling Nggak Toxic yang Pernah Saya Coba, Bikin Betah

21 Mei 2025
Banyak Tugu di Bangkalan Madura Jadi Tak Bermakna karena Pemerintahnya Tak Bisa Kerja Mojok.co

Bangkalan Madura, Gambaran Nyata Kawasan Metropolitan Paling Gagal, Bukannya Berkembang Malah Makin Timpang

18 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK di Jakarta Barat karena Ijazah S1 Tak Guna, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga
  • Setelah Lulus Kuliah Buka Grup WA Jurusan Terasa Menyebalkan, Isinya Info Loker Nggak Jelas dan Orang Pamer Pencapaian
  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK
  • Butuh Gaji Rp15 Juta untuk Hidup Nyaman di Jakarta, Perantau yang Miskin Kudu Rela Tinggal Bersama Kecoa-Tikus dan Melahap Makanan Sisa

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.