Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Jumbo, Sebaik-baiknya Film Animasi Anak Indonesia yang Pernah Saya Tonton

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
5 April 2025
A A
Jumbo, Sebaik-baiknya Film Animasi Anak Indonesia yang Pernah Saya Tonton

Jumbo, Sebaik-baiknya Film Animasi Anak Indonesia yang Pernah Saya Tonton (Visinema Pictures)

Share on FacebookShare on Twitter

Awalnya cuma berniat menemani anak saya nonton film animasi Jumbo, eh, saya malah jatuh cinta sama film ini.

Sebagai seorang ibu yang memiliki anak di bawah usia 13 tahun, memilih tontonan di bioskop menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, film dengan rating semua umur atau SU yang ditayangkan di Indonesia masih dapat dihitung dengan jari. Apalagi jika menanti film berbentuk animasi.

Bukan artinya saya anti dengan karya Pixar atau Disney, tetapi menikmati film kartun sambil membaca teks terjemahan cukup menyulitkan anak saya jika dialognya terlampau cepat. Makanya apabila sineas Indonesia meluncurkan film animasi anak, sudah tentu masuk dalam daftar menonton bersama anak. Sayangnya, sejumlah animasi lokal yang pernah saya lihat, kualitasnya masih jauh di bawah buatan studio animasi dari luar negeri.

Akan tetapi persepsi pesimis saya diluluhlantakkan ketika menonton film Jumbo (2025) yang tepat diluncurkan di hari pertama Lebaran kemarin. Awalnya, saya beranggapan film anak tersebut punya mutu setara dengan sederet pendahulunya. Pokoknya, niat saya cuma menemani anak di bangku sebelah dia duduk saja. Ironisnya, justru saya dibuat jatuh cinta seketika dengan film Jumbo sejak menit pertama.

Premis cerita Jumbo sebenarnya sederhana, tetapi nyaris nggak ada bolongnya

Memang benar, dalam promosinya, Jumbo mengisahkan tentang seorang anak bernama Don yang memiliki tubuh gempal sehingga sering dirundung temannya. Namun, ternyata masalah yang ingin digali jauh lebih dalam lagi. Bukan hanya tentang bullying, Jumbo menuturkan gambaran rasa kehilangan yang dipunyai setiap orang, dari anak kecil hingga orang dewasa.

Kompleksitas cerita dibangun perlahan tapi pasti. Benang merah antar tokoh mulai tampak di pertengahan film. Secuil adegan yang tampaknya tak terlalu penting, justru menjadi pengait yang membuat Jumbo jadi satu kisah utuh nan elok. Di mata awam, plot film animasi Indonesia ini dibuat nyaris sempurna tanpa cela meski sasarannya penonton usia belia.

Tone warna yang memanjakan mata dengan detail super gila

Mulanya, saya pikir animasi Jumbo dibuat asal-asalan, yang penting jadi tepat di hari Lebaran. Istilahnya, menang momen saja. Sialnya, dugaan saya dimentahkan bulat-bulat dengan tampilnya animasi lokal sekelas Pixar. Tak berlebihan rasanya jika menyebut teknik pembuatan film animasi satu ini dapat bersaing dengan Turning Red (2022).

Mulai dari bola tenis yang menggelinding, tekstur tumpukan kardus, hingga garis rambut dibuat begitu nyata dan presisi. Estetika pemilihan warnanya pun jempolan. Sepanjang film, penonton dimanjakan dengan perpaduan warna pastel yang ceria, jauh dari kata menyakitkan mata. Bahkan, saya berani bilang pengolahan visual Jumbo mengungguli animasi buatan Jepang, Totto-Chan (2023).

Baca Juga:

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia?

Konsisten menyisipkan budaya Nusantara tanpa berisik bersuara

Jumbo sungguh pantas diapresiasi sebagai karya anak bangsa yang membanggakan. Sebab, bukan cuma serius dari segi komersil semata, Jumbo turut mengangkat budaya Nusantara. Penokohan Meri sebagai hantu merepresentasikan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap supranatural.

Ditambah lagi, pemakaian rangkaian bunga melati turut mengingatkan kekayaan bangsa akan flora. Seperti yang diketahui, melati merupakan salah satu dari tiga bunga nasional Indonesia yang disebut Puspa Bangsa. Tak lupa pula selipan acara perayaan kemerdekaan lengkap dengan aneka lomba tradisional serta konflik penggusuran rumah warga ikut membuat penonton semakin larut.

Sejatinya, masih banyak deretan keunggulan lain dari film animasi satu ini. Misalnya saja terkait penggarapan lagu dengan lirik puitis dan melodi yang sopan di telinga walaupun Jumbo bukan animasi musikal. Selain itu, nilai moral yang disampaikan mampu menyentil penikmatnya, sekalipun adalah anak-anak. Jumbo menggambarkan bahwa tidak ada orang yang benar-benar baik ataupun murni jahat. Yang ada hanyalah perbedaan kepentingan sehingga menimbulkan benturan antarindividu.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bukan ‘Nussa’, Serial Animasi dalam Negeri Terbaik Adalah ‘Keluarga Somat’.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 April 2025 oleh

Tags: animasianimasi terbaikfilm animasifilm animasi IndonesiaFilm Indonesiafilm indonesia terbaikJumbo
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Ivanna Film Horor Terbaik dari Semesta Danur Terminal Mojok

Ivanna: Film Horor Terbaik dari Semesta Danur

15 Juli 2022
film bumi manusia

Tentang Film Bumi Manusia dan Perburuan yang Tayang di Hari yang Sama

24 Juli 2019
Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

29 September 2024
ada apa dengan cinta film indonesia 2000an maskulinitas gender nicholas saputra foto mojok, istri nicholas saputra

3 Film Indonesia Tahun 2000-an yang Menggugat Maskulinitas ala Generasi Baby Boomer

29 April 2020
Encanto: Tak Ada yang Salah dengan Jadi Biasa Saja terminal mojok.co

Encanto: Tak Ada yang Salah dengan Jadi Biasa Saja

5 Desember 2021
Aum! Film Berlatar Masa Reformasi yang Serius Sekaligus Lucu terminal mojok.co

Aum!: Film Berlatar Masa Reformasi yang Serius Sekaligus Lucu

5 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.