Apa, sih istilah jomblo itu? Jomblo adalah sebutan bagi orang yang tidak mempunyai ikatan hubungan dengan lawan jenis. Menurut beberapa sumber yang saya baca, istilah anak muda jaman sekarang menyebutnya jomblo bermanfaat. Jomblo bermanfaat adalah apabila kamu jomblo dan kamu bermanfaat bagi hajat hidup orang banyak. Hehe… bercanda. Bukan orang banyak juga, sih. Lebih tepatnya kamu bermanfaat sebagai tempat keluh kesah soal masalah percintaan orang lain.
Mungkin, bagi kalian yang jomblo pasti bertanya-tanya, mengapa selama ini teman kalian yang punya pacar selalu meminta nasehat ke kalian? Emang nasib. Udah lajang, dicurhatin tentang pacaran. Niatnya single biar ngurang-ngurangin masalah, malah disodori dengan masalah percintaan orang lain. Namun, ada juga jomblo yang sok jago, seakan-akan tahu tentang segala macam masalah orang pacaran. Dan pada akhirnya membuka jasa curhat atau bisa sekalian jasa mak comblang. Inget, kalian sendiri saja jomblo, masa iya mau nasehatin orang yang pacaran? Hehe.
Bagi orang yang punya pacar mungkin juga tidak sadar, bahwa mereka sebenarnya tahu jawaban atas masalah mereka sendiri. Sebenarnya ada ruginya juga curhat ke teman yang sedang single. Bisa jadi semisal kalian putus, pacar kalian malah bersanding sama temen kalian yang jomblo itu. Huhuhu… Jadi, apa, sih alasan orang pacaran selalu atau lebih nyaman curhat masalah hubungan mereka ke kaum jomblo?
Pertama, jomblo sudah merasakan asam garamnya kehidupan perpacaran
Kalian tahu tidak alasan menjomblo itu apa? Ya kalo bukan karena tidak laku, memang memilih sendiri atau karena mereka sudah sering disakiti. Jadi, mereka tentu paham soal jalan terjal dunia pacaran. Sebuah hubungan memang selalu memiliki masalah. Namun, bukankah pemecah masalah itu harusnya dari pihak yang memiliki hubungan tersebut itu sendiri? Mendatangkan pihak ketiga tidak selalu membantu, jika yang memiliki hubungan enggan untuk menyelesaikan masalahnya.
Kedua, mereka adalah pihak netral
Kebanyakan jomblo yang benar-benar bermanfaat akan memberi saran secara objektif. Mereka lebih melihat ke akar permasalahannya. Bahkan mereka tidak segan untuk menegur teman mereka sendiri jika memang teman mereka salah. Hal ini yang membuat jomblo semakin bermanfaat. Namun, senetral-netralnya jomblo, mereka juga punya perasaan, ya. Jangan curhat seenaknya sampai membuat mereka kewalahan menghadapi curhatan kalian. Toh kalian yang membuat masalah hidup sendiri dengan kalian berpacaran.
Ketiga, curhat ke orang pacaran jadinya malah adu masalah
Pernah nggak kalian lagi curhat, terus malah ditimpali dengan masalah lain yang menurut mereka lebih berat? Ya, banyak. Nah, itulah alasan orang pacaran lebih senang curhat ke kaum jomblo. Nggak mungkin, kan, orang lajang menimpali kalian dengan masalah tentang hubungannya? Hubungan dengan siapa? Hahaha. Ya, itu intinya mengapa jomblo sangat fleksibel untuk dijadikan tempat curhat. Kasihan, udahlah tunaasmara, jadi tempat curhat orang pacaran pula. Untung sudah kebal menghadapi berbagai macam keuwuan duniawi.
Alasan keempat, bagi teman lawan jenis berpeluang untuk mendapatkan cadangan ketika putus dengan pacarnya nanti
Saya punya teman. Dia baru seminggu pacaran, tapi masalahnya sudah seperti orang yang pacaran bertahun-tahun. Dia selalu curhat ke saya. Sudah saya kasih nasehat, tapi tidak semuanya dijalankan. Akhirnya, masalah datang lagi dan semakin sakit hati. Ujung-ujungnya nyalahin keadaan. Sampai akhirnya saya kesal dan bertanya kepada teman saya yang lain. Tentu teman saya ini sudah punya pacar.
Saya tanya begini, “Kenapa, sih jomblo selalu jadi tempat curhat masalah pacaran? Mana mereka percaya aja, lagi sama nasehat kita.” Kemudian teman saya itu menjawab, “Itu namanya tebar benih”. “Iya, tebar benih. Kalau semisal teman curhat kamu itu lawan jenis. Nah, besok kalau dia putus bakal lari ke kamu. Kan gampang tuh kalian udah deket, tinggal dipepet dikit aja jadi”. Hmmm, kurang lebih seperti itu mungkin alasan terselubung orang yang pacaran lebih memilih meminta saran ke orang yang lagi nggak pacaran.
Jadi, kalian lebih memilih jomblo atau pacaran, kawan? Apa pun pilihannya, jangan menyusahkan orang lain dengan curhatan kalian yang aneh-aneh, ya! Saya sebagai kaum tunapacar bukannya merasa dirugikan. Sebagai teman yang baik, saya juga akan mendengarkan curhatan teman saya, kok. Tapi biar saya tanya lagi, tujuan kalian pacaran apa, sih? Pasti bukan sekadar mengisi waktu luang, kan? Kalian pasti ingin jadi lebih dewasa setelah merasakan sebuah hubungan. Lantas, mengapa tidak mencoba untuk jadi dewasa dengan menyelesaikan masalah kalian sendiri?
BACA JUGA Menjadi Pribadi Jomblo yang Merdeka
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.