Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Joker Kali Ini Humanis dan Kita Banget

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
3 Oktober 2019
A A
joker

joker

Share on FacebookShare on Twitter

Tawa Arthur selalu terngiang-ngiang di telinga saya.  Tawa dengan bermacam makna. Bahagia, sedih atau kecewa. Pada akhirnya Arthur Fleck tetap tertawa melihat dunia ini.

Satu kalimat buat Joaquin Phoenix, “you’re insane, Bro!” Lewat Joaquin Phoenix, Joker versi manusia hadir secara utuh. Lewat berbagai fase penderitaan yang terus memuncak dalam tiap adegan. Tidak salah memang banyak yang memuji film Joker karya Todd Phillips ini bahkan sebelum edar tayang di bioskop-bioskop. Dan pasti yang jadi pertanyaan kamu, apakah Joker versi Joaquin Phoenix sama dengan Joker versi Heath Ledger? Saya jawab: tidak! Tapi saya berani mengatakan bahwa Joker versi Joaquin Phoenix adalah apa yang kita butuhkan.

Humanisme yang terlupakan dari sebuah sistem yang menyakitkan. Dunia kita inilah yang melahirkan banyak Joker. Sedangkan  jika dibandingkan dengan Joker versi Heath Ledger, dia adalah Joker yang kita inginkan. Jahat, bengis dan cerdas. Kita melihat sebuah versi Joker dengan humanis lewat Phoenix dan versi keren Joker lewat Ledger. Lantas siapa yang terbaik? Walau tidak mengecilkan peran Jared Letto, saya mengakui Joaquin Phoenix telah berhasil mengambil hati banyak orang dan mungkin telah berhasil  membuat Heath Ledger tersenyum gembira. Phoenix boleh dibilang bisa menyamai level Ledger dengan gayanya sendiri. Yang terbaik? Entahlah~

Film Joker hadir dengan plot yang sebenarnya cukup mudah ditebak walau nantinya kamu akan menemui twist-twist yang menarik terkait alasan mengapa Joker dan Batman menjadi musuh abadi yang tak pernah damai. Jika kamu mencari adegan layaknya film-film Avengers, mohon maaf, film ini tidak seperti itu.  Film Joker lebih layak disebut sebuah drama dengan alur yang terbilang lambat. Namun bukan sembarang drama yang menyajikan unsur romansa nan lebay. Justru kamu akan menonton adegan drama berdarah dengan berbagai letupan-letupan tipis pistol yang akan membuatmu menarik dan menghembuskan napas secara perlahan.

Tone filmnya juga punya ciri khasnya tersendiri. DC yang dikenal memang suka menghasilkan film dengan tone-tone yang dark tentunya mengimplementasikan kebiasaannya tersebut di film ini. Namun tidak segelap Batman v Superman. Joker punya tone dark kebiru-biruan yang bikin adem mata setiap orang yang menonton. Gaya sinematografi yang ciamik inilah yang membuat Joker terlihat semakin spesial.

Seperti yang saya singgung sebelumnya. Joker versi Joaquin Phoenix ini adalah Joker-nya kita banget. Manusiawi banget. Kenapa begitu? Karena dari awal film hingga akhir film kita disuguhkan dengan banyak pesan moral yang tersirat secara langsung ataupun tidak langsung yang sangat relevan dengan dunia dan kehidupan kita saat ini. Tentang bagaimana seorang Arthur yang pada awalnya adalah individu dengan mental illness yang baik-baik. Lantas ia terus-terusan ditampar dengan kenyataan hidupnya yang ternyata tidak semenyenangkan panggilan ibunya kepadanya: Happy.

Arthur yang mencoba menjadi orang baik ternyata selalu membentur tembok yang bernama lingkungan dan ketidakadilan yang menjerumuskannya kepada kubangan kejahatan. Mulai dari teman, tetangga bahkan yang paling menyakitkan, ibunya sendiri nyatanya telah membuat Arthur sadar bahwa dunia yang ditinggalinya sedang tidak baik-baik saja. Ditambah dengan mental illness-nya yang  tidak terkontrol. Arthur akhirnya menjelma menjadi iblis pembunuh penuntut keadilan bagi para penguasa yang lalim. Arthur tidak terima dengan cara mereka yang kaya menggunakan kekuasaannya untuk menghancurkan si miskin. Ia juga tidak terima dengan mereka yang punya kedudukan, kekuatan dan kepopuleran yang hanya digunakan untuk mempermalukan orang lain. Arthur yang sudah mencapai titik terendah dari berbagai kegagalannya akhirnya bertransformasi menjadi seorang yang tak pernah percaya lagi dengan berbagai kebusukan di dunia ini.  Bagi Arthur dunia ini penuh tragedi.

Selain itu, ada satu ciri khas Joker yang ditampilkan dengan porsi yang lumayan mantap di film ini. Tawanya. Sebuah tawa ciri khas yang Joker abis dengan raut senyum bahagia tapi dengan makna yang sangat berbahaya.

Baca Juga:

Hollywood Kulon Progo “Versi Sachet” Hollywood Amerika Serikat yang Sangat Merakyat

The Flash: Ketika Multiverse Sudah Mencapai Titik Jenuhnya

Pada akhirnya yang menjadi pokok pertanyaan banyak orang, sekali lagi, antara Heath Ledger dengan Joaquin Phoenix, Joker versi mana yang terbaik? Jawabannya adalah mereka berdua lebih baik dari Jared Letto. Tendensius memang. Namun itulah dunia kita, selalu membandingkan apapun berdasarkan persepsi diri sendiri. Selalu mau menang sendiri dengan cara berpikir egois. Tidak mau tahu dengan banyaknya penderitaan yang dialami oleh orang lain. Hingga yang paling menyakitkan adalah, bahkan keluarga sendiri pun kadang tidak bisa terlalu dipercaya.

Banyaknya tragedi di dunia ini sudah seperti komedi yang sangat menghibur. Saking menghiburnya, kita sampai lupa bahwa banyak hal tak beres yang terjadi di sekitar kita. Seperti yang Arthur alias Joker bilang, “I used to think that my life was a tragedy. But now I realize, it’s a comedy.” (*)

BACA JUGA Baru Nonton Trailer Film-nya, Udah Ngegas Aja atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 7 Oktober 2019 oleh

Tags: Arthur FleckbatmanhollywoodhumanismeJoaquin PheonixjokerReview Filmsuperhero
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

Menghitung Kekayaan Aquaman, Superhero yang Lebih Kaya dari Batman

Menghitung Kekayaan Aquaman, Superhero yang Lebih Kaya dari Batman

6 Juni 2020
‘The White Tiger’ Menelanjangi Kemiskinan Struktural India dengan Cara non-Bollywood terminal mojok.co

The White Tiger: Menelanjangi Kemiskinan Struktural India dengan Cara Non-Bollywood

5 Februari 2021
paterson

Paterson: Berpuisi dan Menjadi Biasa-biasa Saja Bukanlah Masalah

4 Juni 2019
thomas wayne

Joker: Apakah Benar Arthur Fleck Adalah Anak Thomas Wayne?

14 Oktober 2019
bruce wayne batman mojok

Seandainya Bruce Wayne Jadi Coach Bisnis, Pasti Nggak Komentar Tentang Main Laptop di Coffee Shop

19 Juni 2021
Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderta di Film Martin Scorsese terminal mojok.co

Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderita di Film Martin Scorsese

9 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.