Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pandangan Saya Terhadap Jogja Berubah Setelah Merantau, Ternyata Kota Ini Nggak Istimewa Amat

Muhammad Iqbal Habiburrohim oleh Muhammad Iqbal Habiburrohim
22 Mei 2024
A A
Jogja Nggak se-Istimewa Itu Setelah Saya Merantau (Unsplash)

Jogja Nggak se-Istimewa Itu Setelah Saya Merantau (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Nggak mungkin langsung nrimo ing pandum

Mungkin banyak pembaca ber-KTP Jogja yang mulai mendidih dan berargumen bahwa saya kurang bersyukur. Justru apa yang saya rasakan setelah ke tanah rantauan membuat saya mengimplementasikan langsung “nrimo ing pandum” sesuai versi saya sendiri. 

Keluar dari kota ini membuat saya punya pemikiran baru. Menurut saya, bagaimana kita bisa “nrimo” sesuatu, jika hasilnya nggak sesuai dengan apa yang seharusnya kita dapatkan.

Saya justru setuju dengan konsep “nrimo ing pandum”. Tapi mbok ya jangan sepolos itu dalam meyakininya. Jangan juga serta-merta kita langsung menerima ketika hasil kerja keras kita dihargai murah oleh pemangku kebijakan. 

Kemudian, fasilitas umum Jogja yang kurang diperhatikan juga kita normalisasi dan percayakan pada pemerintah. Kalau ada yang kurang sesuai, mbok ayo kita suarakan.

Mari kita tetap tanamkan unggah-ungguh dan falsafah “nrimo ing pandum” tapi dengan cara yang lebih tepat. Jangan mau pasrah dan menerima kalau apa yang kita dapatkan nggak sesuai dengan hak. Bagaimana bisa kita tetap “nrimo ing pandum” ketika perut keroncongan, jalan berlubang-lubang, atau harga tanah yang semakin tak terjangkau?

Warga Jogja sendiri semakin terpinggirkan

Romantisasi Jogja justru semakin melenggangkan para investor luar untuk masuk dan mengeksploitasi kekayaan. Bagaimana nggak, mereka bisa invest dalam skala yang besar dan mempekerjakan warga asli dengan biaya sekecil-kecilnya. Belum lagi, para warganya juga menerima dengan keadaan tersebut. Sungguh surga bagi para investor.

Kalau sudah begitu, warga asli yang akhirnya kena dampaknya. Orang yang punya kantong lebih tebal bisa dengan bebas memanfaatkan hal tersebut. Lambat laun, keistimewaan Jogja bakal luntur karena orang aslinya saja punya kesempatan yang kecil untuk terlihat di permukaan. 

Kota kebudayaan semakin bergeser. Tata kota nggak diperhatikan. Warganya sendiri semakin terpinggirkan.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Apa yang saya rasakan selama merantau mungkin nggak 100% valid. Tapi ya membuka mata saya bahwa sebenarnya Jogja nggak begitu istimewa. Justru karena rasa cinta tanah kelahiran sendiri, saya merasa perlu mengajak untuk tetap bersuara ketika terdapat sesuatu yang nggak sesuai. Kalau setiap mengkritik masih ada suara “KTP ngendi?”, ya siap-siap saja Jogja makin nggak beranjak kemana-mana.

Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Harus Punya Tabungan Rp20 Juta di Usia 25 Tahun, Fresh Graduate UMR Jogja Cuma Bisa Nangis Mendengarnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 25 Mei 2024 oleh

Tags: highlightinvestor jogjaJogjanrimo ing pandumumr jogjaumr jogja kecil
Muhammad Iqbal Habiburrohim

Muhammad Iqbal Habiburrohim

Mahasiswa biasa yang ingin mencurahkan keresahan

ArtikelTerkait

Dear Erina Gudono dan Pembelanya, Duit Rp400 Ribu Bukan Jumlah Sedikit, Bisa untuk Makan Puluhan Anak Kos Jogja Mojok.co

Dear Erina Gudono dan Pembelanya, Duit Rp400 Ribu Bukan Jumlah Sedikit, Bisa untuk Makan Puluhan Anak Kos Jogja

2 September 2024
Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

4 Februari 2024
Jogja Resah Ketika Parkir Liar Menggembosi Usaha Kopi Lokal (Unsplash)

5 Alasan Banyak Perantau Belum Mau Angkat Kaki dari Jogja, sekalipun UMR-nya Tidak Masuk Akal

15 Agustus 2025
Jogja City Mall, Tempat yang Cocok untuk Melepas Penat Tanpa Takut Terlihat Melarat  Mojok.co

Jogja City Mall, Tempat yang Cocok untuk Melepas Penat Tanpa Takut Melarat 

24 April 2025
4 Oleh-oleh Khas Solo yang Sebaiknya Jangan Dibeli revitalisasi Solo kaesang pangarep

3 Hal Baik di Solo yang Wajib Ditiru Jogja

25 Mei 2023
kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Stop Menganggap Hidup di Jogja Itu Lebih Murah

29 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.