Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja Kini Tak Lagi seperti Penggalan Sajak Joko Pinurbo

Faiz Al Ghiffary oleh Faiz Al Ghiffary
21 Mei 2023
A A
UMR Jogja Harus Naik Drastis, Tidak Bisa Tidak! upah minimum yogyakarta

UMR Jogja Harus Naik Drastis, Tidak Bisa Tidak! (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Yogya terbuat dari pulang, rindu, dan angkringan”

Penggalan sajak Joko Pinurbo yang melegenda tersebut, telah dipajang dengan tulisan besar. Lokasinya di dekat Teras Malioboro Satu, beberapa waktu lalu atau bahkan sampai sekarang tempat itu masih menjadi tujuan wisatawan untuk berfoto ria.

Sajaknya memang benar, untuk Jogja (kita pakai Jogja saja, yang familiar. Dan tentu saja, ini mencakup seluruh DIY). Tapi, itu dulu, kalau untuk sekarang, pikir-pikir dulu deh.

Bukan meromantisasi, tapi dulu, setidaknya 13 tahun yang lalu, kondisi Jogja memang persis seperti apa yang Joko Pinurbo tuturkan. Jogja membuat saya diselimuti rindu. Dua hari berpisah dengan Jogja, bikin saya segera ingin balik ke Jogja. Alasannya tentu saja begitu klise: Jogja itu tenang, dan angkringannya ramah untung kantong pendatang seperti saya.

Tapi sekarang, saya tak bisa bilang itu masih relevan. Tidak ada niat saya mengecilkan Joko Pinurbo. Tidak, sama sekali tidak. Tapi yang terjadi sekarang adalah jauh dari apa yang beliau tuliskan dalam sajaknya. Bahkan, kota ini berhenti nyaman. Tak lagi nyaman, bahkan untuk saya yang sudah dibius hingga tulang.

Macet yang aduhai

Pikiran saya—dan mungkin orang lain, kata macet itu hanya milik Jakarta. Jogja jelas jauh dari kata macet, bahkan hampir tidak pernah macet, mentok-mentok palingan padat merayap. Daerah yang dulu kerap kita anggap macet itu paling Condongcatur dan Selokan Mataram, yag dulu mulai bersolek untuk jadi tempat nongkrong. Itu pun masih dalam taraf yang bisa dimaafkan, tidak seperti sekarang.

Kala pertama merantau di Jogja untuk waktu yang lama, saya tinggal di daerah Gamping, Sleman. Saat itu, saya menempuh pendidikan menengah ke atas di daerah Giwangan. Bayangkan sendiri, berapa jarak dari Gamping ke Giwangan, itu saja saya tidak pernah terjebak macet saat berangkat ke sekolah.

Biasanya, saya membagi tiga jalur utama menuju ke sekolah. Pertama Ringroad, itu bagi saya dulu jalur patas. Saking hapalnya, saya bisa mengira-ngira jika dengan kecepatan motor 60 km/jam, saya bisa sampai ke sekolah berapa menit. Jika lewat ringroad kuncinya harus dapat lampu hijau di pertigaan gamping, maka lampu merah Kasihan, Madukismo, Dongkelan, dan seterusnya akan dapat hijau terus. Baru akan dapat lampu merah di perempatan Imogiri Timur. Tentu ini riset yang hanya berdasarkan kebiasan selama hampir tiga tahun.

Kedua jalur utara, jalur utara ini saya gunakan ketika berangkatnya terlalu pagi. Mengapa? Jalur utara saya, itu lewat 0 KM. Baru saat saya sampai di perempatan Gondomanan, belok kanan dan seterusnya sampai ke sekolah. Jalur ini jalur santai, sambil melihat kanan kiri pemandangan Jogja di pagi hari.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Lalu jalur ke tiga adalah jalur tengah. Start dari gamping saya blusukan lewat jalan tikus, tembus perempatan Bugisan, lalu lurus lewat Jokteng (pojok beteng) kulon dan wetan dan seterusnya sampai ke sekolah. Jalur ketiga ini, jalur yang biasa saya lalui jika berangkat dalam keadaan jam nanggung, tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang.

Sebetulnya masih banyak, jalur-jalur tikus. Tapi ndak usah saya sebutkan, intinya kala itu mau lewat manapun saya tidak pernah merasakan macet. Ini tidak bohong. Kalau sekarang? Rasakan sendiri sensasi macet di daerah Istimewa.

Sepertinya, tak lengkap jika “mengkritik” Jogja tanpa menyenggol “kreativitas remaja”.

Baca halaman selanjutnya

Klitih yang makin menggila

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2023 oleh

Tags: angkringanJogjaJoko PinurboklitihRindu
Faiz Al Ghiffary

Faiz Al Ghiffary

Juru tulis perusahaan swasta.

ArtikelTerkait

Stasiun Lempuyangan Lebih Pantas Dikenal karena 3 Hal Ini, Bukan karena Meme Roti'O

Stasiun Lempuyangan Lebih Pantas Dikenal karena 3 Hal Ini, Bukan karena Meme Roti’O

23 September 2024
Taman Pelangi Jogja: Destinasi Wisata yang Dulu Memesona, Kini Biasa Saja

Taman Pelangi Jogja: Destinasi Wisata yang Dulu Memesona, Kini Biasa Saja

29 Juli 2024
Pantai Papuma Jember Pantas Dinobatkan sebagai Objek Wisata Alam Termahal di Jawa Timur

Orang Jember Iri sama Jogja Itu Nggak Masuk Akal, Nggak Usah Mengada-ada deh!

20 Juli 2023
Catatan Pemakluman Masalah di Jogja oleh Sultan Jogja Selama 10 Tahun Terakhir

Catatan Pemakluman Masalah di Jogja oleh Sultan Jogja Selama 10 Tahun Terakhir

24 Januari 2023
Pakuwon Mall Jogja Paling Bisa Menyiksa Pengendara Amatir (Pexels)

Dear Pengguna Mobil di Pakuwon Mall Jogja: Kalau Tidak Bisa Parkir, Tidak Usah Membawa Mobil ke Mall, Mending Naik Ojol Saja

9 Maret 2025
Menanti Jogja Tanpa Knalpot Brong, Sampah yang Bikin Telinga Tersiksa bukit bintang jogja

Kenyamanan Bukit Bintang Jogja Mulai Terganggu Knalpot Brong, Meresahkan!

3 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.