Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja dan Solo di Mata Orang Jambi: Tetap Menarik dan Layak Disambangi

M. Guntur Rahardjo oleh M. Guntur Rahardjo
7 Agustus 2022
A A
Jogja dan Solo di Mata Orang Jambi (Unsplash.com)

Jogja dan Solo di Mata Orang Jambi (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari ini saya menekuni dua artikel di Terminal Mojok terkait Solo di mata orang Jogja dan Jogja di mata orang Solo. Sebagai orang yang bukan kedua-duanya, saya hanya bisa merespons kayak, ”Wah, dua kota itu terlihat asik kalau dikunjungi!”

Omong-omong, saya orang Jambi. Jadi itulah alasan saya netral saja terhadap dua pandangan ini. Oleh karena itu, saya tertarik pula untuk menjabarkan pandangan saya dari dua daerah yang terkenal akan kekentalan budaya dan orang-orangnya yang ramah untuk pendatang. Oleh karenanya, marilah kita sama-sama merasuki tulisan imajiner dan rada tidak ilmiah ini karena sifatnya subjektif.

Pertama-tama, sekali lagi saya tegaskan, saya bukan orang Solo maupun Jogja. Tulisan ini jelas tentu saja tidak mewakili seluruh masyarakat Jambi dalam memandang dua tempat tersebut. Kedua, setiap orang pasti punya pandangan berbeda dan apa yang tertulis di sini murni pengalaman serta perspektif saya saja.

Jogja di mata saya

Mari masuk ke kota impian para pelajar terlebih dulu, yaitu Jogja. Ketika saya sekolah di MAN, teman-teman saya mayoritas adalah anak yang sangat mengejar masuk ke perguruan tinggi terbaik di negeri ini. Tentu saja Kota Jogja menjadi urutan tiga besar yang tidak ketinggalan. Alasannya ya sudah jelas karena universitas terbaik ada di sana, apalagi kalau bukan UGM.

Saya juga mau masuk UGM. Tapi sayang, saya ditolak mentah-mentah. Hiks.

Belum lagi dengan narasi-narasi di media sosial tentang Jogja. Mulai dari keistimewaan, selalu ada kangen di tanah Jogja, ketemu pujaan hati di media sosial, dan lain sebagainya. Rasa-rasanya, romantisme Jogja sudah mengalahkan Bandung yang dingin seperti dosen pembimbingmu. 

Muncul pula stigma di kepala saya bahwa kisah cinta pasti berjalan manis dan indah jika berada di Kota Gudeg. Tambah lagi lagu-lagu tentang Jogja yang indah dan enak didengarkan.

Kemudian ada pula narasi yang mengatakan bahwa Jogja adalah “kota termurah” di seluruh negeri. ada video vlog orang bisa makan mi ayam segunung seharga dua belas ribu rupiah atau semangkuk soto serta es teh di harga lima ribu rupiah. Bagaimana saya tidak tertarik coba?!

Baca Juga:

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

Solo di mata saya

Nah sekarang kita pindah ke kota tempat kuliah saya, yaitu Solo. Anda mau menyebut Kota Surakarta juga nggak apa-apa, yang penting jangan sebut Bekasi atau Depok. Kalau berkaca dari pengalaman di MAN, jujur saya tidak terlalu paham tentang kota ini. 

Hal itu bermula dari kakak tingkat saya yang diterima kuliah di Universitas Sebelas Maret. Setelah mencari-cari, oh ternyata itu berada di Jawa Tengah, di sebuah tempat bernama Solo. Mungkin karena karma atau apa, akhirnya saya keterima juga di universitas tersebut.

Karena di tempat saya Solo itu jarang dibicarakan, saya harus berselancar di media sosial tentang kota ini. Jadi, kota ini dipimpin oleh Gibran Rakabuming. Beberapa mengklaim bahwa biaya hidup di Solo jauh lebih murah dibandingkan Jogja. Ada yang bilang enam ribu rupiah sudah dapat makan plus minum. Wah tidak salah saya memilih tempat.

Selama dua semester kuliah, hal lain yang saya dapatkan dari Solo adalah pada tutur bahasa masyarakatnya. Kebetulan, di jurusan saya, mayoritas mahasiswa dan dosennya dari Solo Raya (Sukoharjo, Sragen, Boyolali, Solo, Klaten, Karanganyar). Dan tutur bahasa mereka, aduh, halus banget. Suwer, saya nggak bohong. Belum pernah saya mendengar mereka teriak atau berbicara keras.

Yang terdengar adalah kehalusan, nada lembut, dan tentu saja aksen medok yang kental. Bahkan ada satu atau dua dosen saya ketika marah atau kasih nasihat itu masih lembut dan pelan. Beda banget dengan aksen Sumatera saya yang kencang dan kadang agak kasar.

Terus kalau saya buka-buka di Google, banyak yang mengatakan Solo itu bertajuk Spirit of Java karena budaya-budaya di sana masih kental dan terjaga dengan baik sama seperti Jogja. Kalau ini kayaknya memang benar sih. Beberapa kali saya iseng ketik kata kunci “budaya Solo” di YouTube maka hasilnya ada banyak banget. Saya jadi tidak sabar untuk menonton budaya ini besok di Solo.

Uniknya negeri kita

Jadi, Solo dan Jogja di mata saya sebagai orang Jambi adalah tempat yang menarik dan layak untuk disambangi. Perbedaan pasti ada, tapi itulah yang membuat negeri kita unik, termasuk Solo dan Jogja. Bismillah duta wisata Solo dan Jogja.

Penulis: M. Guntur Rahardjo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2022 oleh

Tags: Jambijawa tengahJogjasolosumatera
M. Guntur Rahardjo

M. Guntur Rahardjo

Mahasiswa pendidikan yang ingin kaya.

ArtikelTerkait

4 Dosa Penonton Bioskop Jogja yang Mengganggu dan Sulit Dimaafkan Mojok.co

4 Dosa Penonton Bioskop Jogja yang Mengganggu dan Sulit Dimaafkan 

18 September 2025
4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

4 Hal yang Perlu Diketahui sebelum Menyekolahkan Anak di Sanggar Anak Alam (SALAM) Jogja

22 Desember 2023
4 Perbedaan Mencolok Angkringan di Pekalongan, Jogja, dan Solo

4 Perbedaan Mencolok Angkringan di Pekalongan, Jogja, dan Solo

26 Agustus 2022
Prembun Kebumen, Kecamatan yang Nggak Istimewa, tapi Nyaman Dijadikan Tempat Tinggal Mojok.co

Prembun Kebumen, Kecamatan yang Nggak Istimewa, tapi Nyaman Dijadikan Tempat Tinggal

24 Juli 2024
Jalan Yos Sudarso Nonongan Sangat Menyebalkan, Sudah Macet, Masih Ditambah Keruwetan dari Kendaraan yang Parkir!

Jalan Yos Sudarso Nonongan Sangat Menyebalkan, Sudah Macet, Masih Ditambah Keruwetan dari Kendaraan yang Parkir!

13 Agustus 2024
Mahasiswa Semarang KKL ke Jogja Buat Apa? Banyak Tempat yang Lebih Baik dari Jogja

Mahasiswa Semarang KKL ke Jogja Buat Apa? Banyak Tempat yang Lebih Baik dari Jogja

15 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.