Awal Juli 2024 yang lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data provinsi termiskin di Indonesia. Untuk region Pulau Jawa, Jogja (bac: Daerah Istimewa Yogyakarta) kembali menjadi juaranya. Artinya, daerah paling istimewa di dunia ini mencatatkan prestasi sudah 3 kali menjadi kampiun provinsi termiskin di Jawa!
Sebagai orang yang lahir dan besar di Jogja, tentu saya bangga sekali. Maklum, beberapa bulan ini, saya sudah terlalu sumpek sama tema-tema sampah. Iya, di sini, sampah tidak untuk diolah, tapi dioper ke sini dan ke sana kayak main bola. Makanya, munculnya tema baru rasa lama soal kemiskinan ini membuat saya bahagia.
Saya sudah menunggu apakah di 2024 ini akan ada perubahan dari puncak klasemen provinsi paling miskin di Jawa. Maklum, di bawah Jogja, Provinsi Jawa Tengah masih menguntit secara ketat. Sungguh sayang, usaha keras untuk menjaga prestasi ini terbuang sia-sia karena Jawa Tengah menikung di tikungan.
Hattrick kampiun provinsi termiskin di Jawa
Kalau di ranah sepak bola, seorang penyerang yang berhasil bikin 3 gol atau hattrick, sudah pasti sangat gacor. Dia akan jadi andalan dan kesayangan banyak orang. Persis seperti Jogja yang berhasil mencetak hattrick kampiun provinsi termiskin di Jawa. Lagian, siapa sih yang nggak sayang sama provinsi yang nggak bisa mengatasi masalah klitih dan sampah ini? Semua sayang Jogja.
Pada 2022, menurut data Kontan, Jogja menjadi provinsi termiskin. Tingkat kemiskinan provinsi ini jadi yang tertinggi dengan persentase penduduk 11,49% atau sebanyak 463.630 penduduk.
Sementara itu, Jawa Tengah menjadi provinsi termiskin kedua di Jawa. Persentasenya 10,98% dan memiliki 3.858.230 penduduk miskin.
Lanjut pada 2023, kali ini menurut pemberitan Detik, persentase penduduk miskin di Jogja per Maret 2023 adalah 11,04% atau sebanyak 448.470 jiwa. Angka ini menurun dibandingkan pada September 2022, yaitu 11,49% atau 463.630 jiwa.
Lalu, pada 2024 kali ini, melansir Kompas, per Maret 2024, persentase kemiskinan Jogja adalah 10,83% dengan 445.550 orang. Ini terjadi penurunan 448.470 orang dibandingkan Maret 2023.
Duh, jangan sampai terjadi penurunan angka kemiskinan, dong. Jogja harus konsisten mempertahankan posisi kampiun ini.
Baca halaman selanjutnya: Sebuah prestasi, namanya kemiskinan, yang wajib dipertahankan. Istimewa!