Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jika Dilan Lahir di Sleman, Mending Suporteran ketimbang Yang-yangan!

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
14 Juni 2020
A A
Jika Dilan Lahir di Sleman, Mending Suporteran ketimbang Yang-yangan! Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul

Jika Dilan Lahir di Sleman, Mending Suporteran ketimbang Yang-yangan! Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul

Share on FacebookShare on Twitter

Harus diakui bahwa film Milea: Suara dari Dilan (2019) adalah puncak kesedihan dari dua seri sebelumnya. Walau diselipkan beberapa flashback yang membosankan, tetap saja perpisahan dua pasangan ikonik bagi remaja masa kini menghadirkan sisi sendu. “Kok mereka beneran putus, sih?” atau “Harusnya Dilan peka!” bergentayangan dari mulut para penikmatnya selepas keluar dari bioskop.

Banyak yang mengatakan bahwa kisah cinta mereka adalah hal yang unik. Ada pula yang mengatakan bahwa hubungan mereka tak lebih dari sekadar toxic. Namun, terlepas dari dua hal tersebut, hadirnya visualisasi dari novel karya Pidi Baiq, seakan mengurangi beban berat Rangga yang ia tanggung sejak milenium awal. Bukan saling sikut, menurut saya Rangga dan Dilan adalah ikon pada masing-masing zamannya.

Walau berseting waktu tahun 1990-an, tapi kisah cinta Dilan dan Milea seakan menjadi panutan muda-mudi masa kini. Kita paham betul bagaimana lakunya jaket jeans dengan kerah berwarna coklat di awul-awul Sekaten. Ditambah dengan bendera Amerika kebalik agar terlihat semakin Dilan. Juga, dalih memberikan kado sekarang berubah menjadi sesuatu yang sederhana namun bermakna. Embuh yang diincar itu bermaknanya atau malah irit. Yang jelas, Dilan membuka sebuah babak baru, mau tidak mau, suka tidak suka.

Setelah kita berkenalan dengan Duloh, Dilan-nya mBantul, yang menggambarkan hiruk pikuk adaptasi muda-mudi Bantul dengan kisah cinta ala Dilan. Kini, saya akan menggambarkan bagaimana jadinya jika Dilan lahir di Sleman. Haqqul yakin, tempat nongkrong Dilan bukan di warung Bi Eem, tapi di Burjo Sami Asih. Dan, bukannya sering muter-muter Buah Batu, tapi Dilan yang satu ini sering muter-muter Pogung Raya dengan segala sisi njlimetnya. Singkat kata, beginilah ceritanya.

Namaku Dilan. Dilandino Maldini. Asal Kabupaten Itali, masih doyan makan nasi. Aku telah membaca cerita Milea. Aku terharu karena ia hafal luar dalam masa lalu kami. Dan dalam tulisan ini, aku hanya ingin meluruskan apa yang belum lurus dan membengkokan apa yang sudah bengkok.

Cerita dimulai ketika Piyan, sahabatku yang lebih baik dari kuman, mulutnya wadulan puol dan memberitahu Milea apa pun yang akan aku lakukan. Ia bercerita, ia memberitahu informasi kepada Lia. “Dilan mau berangkat, Lia,” kata Piyan. “Dilan mau olahraga!”

Piyan pun kembali bercerita kepadaku tentang responsnya Lia. Katanya, Lia langsung sesenggukan. Bukan karena nangis, tapi karena kesloloden. Ya, wajar, Piyan bikin Lia kaget karena ia lagi makan jadah tempe. Dengan mulut yang kelet-kelet sangit, Lia bertanya kepada Piyan, “Hah, olahraga? Berantem maksudnya? Kaya Boim Preman Pensiun aja.”

“Bukan, Lia. Dilan mau suporteran. PS. Sleman mau tanding lawan Mitra Kukar!” kata Piyan yang aku yakin dia lagi mampir ke Indomaret Point cuma buat numpang wifi. Padahal, info Piyan itu salah. Sore itu, PS. Sleman akan bertanding melawan Semen Padang. Dasar informan kurang wawasan.

Baca Juga:

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

Orang Bantul Kalau ke Sleman Rasanya Dekat, tapi Orang Sleman ke Bantul Rasanya Jauh Banget: Penderitaan Mahasiswa Nglaju PP

Aku di sini bukan aku yang kalian lihat di bioskop. Bagiku, gelut itu tidak berguna. Tenaga, pikiran, dan kreatifitasku, mending aku tumpahkan ke dalam wadah yang lebih bermanfaat. Aku ikut ekskul berkuda dan tata busana. Di luar akademik, aku ikut Campus Boys untuk mendukung PS. Sleman. Gimana? Lebih mbois ketimbang Dilan versi Iqbaaal a-nya tiga, kan?

Ayolah, gelut antar suporter atau dunia per-klitih-an itu norak, Dap. Ada hal yang lebih indah dan bermanfaat, yakni berteriak sekuat mungkin, demi Super Elja yang sedang mengepakkan sayapnya setinggi mungkin.

Jika Dilan versi film dilabrak Lia di depan mini market, Dilan versiku dilabrak oleh Lia di depan pertigaan Babarsari. Bayangkan saja, ramainya seperti apa. Ngang-ngung ngang-ngung suara bus Jogja-Solo dan suara rem truk gandeng asal Klaten. Hoooalah opo nggak ada tempat lain?

Jika di film Lia datang bersama Hugo, di sini Lia datang bersama mas-mas ojol. Baru turun dari ojol, Lia langsung muntab kepadaku. Ia berniat mengeluarkan quotes andalan yang sering dikutip oleh seleb tweet itu. Begini, “Aku itu pacarmu, Dilan. Aku yang seharusnya….” tiba-tiba, kata-kata yang quoteable itu berhenti.

“Mbak…” kata abang ojol memotong perkataan Lia.

“Nggak usah ikut campur, Mas!” kata Lia kepada mas-mas ojol. Marahnya Milea lebih serem dari debtcollector yang sedang menagih motor tunggakan.

“Aku itu pacarmu, Dilan. Aku yang seharusnya….”

“Mbak…”kata mas-mas ojol lagi, kini dengan pekewuh.

“Opo to, Mas?”

“Kalau mau marah sama pacaranya boleh, tapi mbok ya bayar ongkosnya dulu, Mbak.”

“Oiya,” Lia pun membayar jasa abang ojol tersebut melalui dompet online. Aku yang sudah cepak pakai slayer, bendera, dan semangat penuh untuk suporteran di Maguwoharjo, hanya melihat tingkah yang-ku yang satu ini.

“Jangan lupa bintang lima ya, Mbak…”

Lia bagiku adalah pusat dari segala aktivitas pikiranku. Namun, aku ingin Lia yang dulu, aku harus lebih sabar.

“Aku itu pacarmu, Dilan. Aku yang seharusnya kamu dengar! Bukan teman-teman kamu yang nakal itu!” katanya sambil nunjuk-nunjuk. Berbarengan dengan klakson membahana bus Mira Patas. Nggak tahu nih kenapa Sumber Waras jam segini belum liwat, mungkin masih ngetem di depan JEC.

Lia kembali berkata kepadaku, “Kalau kamu ikutan suporteran, tahu nggak apa yang akan terjadi? Aku akan menghilang dari Sleman!”

Pengin aku bilang ke Lia saat itu. Begini, “Lia, aku pernah berkata kepadamu bahwa kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Nggak tahu kalau sore. Tunggu aja. Namun, sejak kamu melarang-larang aku nyetadion nonton PS. Sleman, jawabanku hanya satu, aku berharap bahwa sore tidak pernah ada untuk kita. Tapi aku takut bilang itu, aku belum bayar utang waktu kita makan di Mas Kobis.”

Namun, aku hanya bilang seperti ini, “Cinta itu pada dasarnya indah, Lia. Jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan. Dan… entah kenapa aku merasa mencintai PS. Sleman lebih indah.”

Mak mbribit Lia membuka ponselnya. Ia langsung membuat video TikTok sambil nangis-nangis. Video awalnya menampilan masa-masa uwu kami dahulu. Dimulai dengan meramal kami bakal bertemu di angkringan, hingga aku memberi kado Lia satu kol pasir Merapi.

Lia kasih caption di video TikTok-nya seperti ini, “Kamu pernah bilang sama aku jika ada yang menyakitiku maka orang itu harus hilang. Jika orang itu adalah kamu, maka kamu pun harus hilang…”

Aku hanya bisa nimpali, “Aku pernah bilang kepadamu, aku tidak ingin mengekangmu. Terserah kamu, Lia! Bebas ke mana engkau pergi! Asal aku ikut. Nah, jika di posisi seperti ini, jika kamu khawatir seperti ini, mbok ya ikut saja nyetadion sama aku.”

“Gas, Mz~” kata Lia membuatku kaget.

“Lho tenan?”

“Tenan. Because football has no gender, Mz. Forza Sleman Ale!”

Kami pun tidak jadi putus. Dan Maguwoharjo, bagiku, tidak hanya sekadar teritori belaka. Lebih dari itu melibatkan chants yang tak bisa diungkapkan dengan perasaan yang bersamaku ketika matchday.

BACA JUGA Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Juni 2020 oleh

Tags: DilanMileaPS SlemanSleman
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

dilan dan milea, Lanjutan Dilan Versi Bantul: Ketika Duloh Nggak Lolos SNMPTN dan Mirjah Masuk UGM

Skenario yang Terjadi kalo Dilan dan Milea Tidak Putus Asmara

24 Juni 2020
Mancing Waderan, Alternatif Healing Murah Meriah ala Anak Sleman Barat

Mancing Waderan, Alternatif Healing Murah Meriah ala Anak Sleman Barat

8 April 2025
Jalan Godean Tembus Kulon Progo- Rute Anak Tiri (Unsplash.com)

Jalan Godean Tembus Kulon Progo: Rute Anak Tiri

25 Agustus 2022
Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

Ngaglik Sleman Surga Dunia, Bikin Kecamatan Lain Merasa Miskin

10 Juli 2025
109 Tahun Kabupaten Sleman: Merayakan Tulang Punggung Jogja yang Penuh Potensi (dan Kadang Ironi)

109 Tahun Kabupaten Sleman: Merayakan Tulang Punggung Jogja yang Penuh Potensi (dan Kadang Ironi)

15 Mei 2025
3 Menu Red Flag dari Kopi Klotok yang Termasyhur Itu (Unsplash)

3 Menu Red Flag dari Kopi Klotok. Jangan Ambil Menu Ini kalau Kamu Nggak Mau Kehilangan Kenikmatan

4 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.