Jersey Klub Lokal Indonesia Itu Murah kok, asal Kerja di London

Jersey Klub Lokal Indonesia Itu Murah kok, asal Kerja di London

Jersey Klub Lokal Indonesia Itu Murah kok, asal Kerja di London (Pixabay.com)

Jersey klub lokal Indonesia ternyata tergolong mahal dan nggak ramah kantong. Tapi, ini bukan salah klub bola tersebut.

Setelah menulis artikel tentang harga minuman Starbucks yang membuktikan upah di Indonesia rendah, saya mulai memiliki kebiasaan baru sebelum membeli barang, termasuk jersey klub bola. Saya sebenarnya tidak mengikuti perkembangan sepak bola setiap harinya, sekadar tahu saja. Namun, saya memiliki pasangan yang sangat menggemari sepak bola, terutama liga Inggris.

Saking cintanya, meskipun klub favoritnya MU, dia mengoleksi hampir semua jersey klub liga Inggris yang menurutnya memiliki desain menarik.

Kebetulan saya yang kebagian memesan dan membeli jersey-jersey tersebut. Untuk jersey yang retro collection dan special edition, biasanya kami membelinya via website resmi klub di Inggris sana, tapi kalau yang biasa ya dibeli di sini.

Berbekal pengalaman membeli jersey tersebut, saya cukup familiar dengan harga jersey authentic di Inggris dan di Indonesia. Khusus liga Inggris, untuk jersey home dan away, jersey klub dari Kota London biasanya memiliki harga yang cukup mahal ketimbang klub di kota lain. Meskipun tentu saja nggak semua klub di luar London harga jersey-nya murah.

Harga jersey klub London yang “murah”

Akan tetapi, semahal-mahalnya jersey Arsenal, bagi pendapatan rata-rata pekerja di London, harga yang dibandrol The Gunners masih ramah sekali dengan kantong suporter. Harga jersey Arsenal home Rp1.4 juta, untuk player edition Rp1.9juta, sementara pendapatan rata-rata atau UMK warga London adalah 3.662 dollar AS (Rp56.1 juta).

Jika kita hitung (1900000/56100000) x 100% = 3.3 persen. Harga jersey home seri tertinggi (baca: player edition) tidak sampai 4 persen dari gaji bulanan warga London, ini artinya sangat ramah di kantong. Meskipun kabarnya biaya hidup di London adalah salah satu yang termahal di Inggris. Nyatanya, Arsenal masih memberikan harga jersey yang murah untuk suporternya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Tottenham, West Ham, Brentford, hingga Chelsea yang rata-rata membandrol jersey-nya 54-79 poundsterling atau sekitar Rp1-1.5 jutaan. Dengan pendapatan rata-rata penduduk Rp56 juta, harga jersey Rp1.5 juta tentu saja tak sampai menguras kantong penduduk London. Jika mau, mereka bahkan bisa membeli jersey setiap bulannya tanpa perlu menggunakan cicilan kartu kredit.

Nah, masalah berbeda dihadapi oleh suporter sepak bola dalam negeri. Harga jersey klub sepak bola di Indonesia sangat mahal jika dibandingkan dengan pendapatan rata-rata penduduknya. Nggak percaya? Mari kita buktikan bersama.

Persebaya Surabaya

Kita mulai dari jersey klub kesayangan kita, eh, maksudnya klub kecintaan saya yaitu Persebaya. Harga jersey Persebaya authentic player alternate adalah Rp850 ribu dan Rp450 ribu untuk jersey biasa. Sementara UMK Surabaya adalah Rp4.5juta. Kalau dihitung (850000/4500000)x100%=18 persen, mahal banget ini, Rek, jika dibandingkan dengan harga jersey Arsenal yang tidak sampai 4 persen dari pendapatan bulanannya.

Menariknya, jika melihat data BPS tahun 2021-2022, rata-rata pengeluaran untuk konsumsi makanan warga Surabaya setiap bulannya adalah Rp810 ribu. Artinya, satu jersey Persebaya kurang lebih setara dengan biaya makan satu bulan orang Surabaya. Jadi, kalau sobat UMK Surabaya ingin memiliki jersey Persebaya harus puasa dulu selama sebulan. Semangat ya, Rek.

Bali United FC

Perusahaan tempat saya bekerja beberapa waktu lalu memasang tower di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Saya pun sempat melihat-lihat harga jersey di store Bali United. Harga jersey-nya sekitar Rp450 ribu dan Rp570 ribu jika membeli dengan nama tag-nya. Sementara UMP Bali adalah Rp2.7juta. Jika dihitung (450000/2700000)x100=16.7%. Artinya, harga jersey Bali United setara 16.7 persen pendapatan rata-rata penduduk Bali.

Persib Bandung

Harga jersey home Persib Bandung 2022 adalah Rp550 ribu dan UMK Bandung adalah Rp3.5 juta. Jika kita hitung (550000/3500000) x 100=15.7%. Angka tersebut cukup tinggi bila dibandingkan rata-rata harga jersey team Liga Inggris.

PSS Sleman

UMK Sleman, kita pakai saja UMP Jogja, ygy, sebesar Rp2 juta. Harga jersey authentic-nya Rp300 ribu, sehingga jika dihitung dalam persen menjadi (300000/2000000) x 100=15 persen.

RANS Nusantara FC

Kita gunakan UMK DKI Jakarta untuk klub milik Raffi Ahmad ini yaitu Rp4.9 juta. Mari kita lihat, apakah dengan UMK warga yang tinggi, harga jersey klub lokal bisa ramah di kantong seperti jersey klub Premier League. Harga jersey Rans Rp519 ribu, berarti (519000/4900000)x100=10.6 persen. Masih mahal dan tidak seramah jersey Arsenal bagi suporternya.

Beberapa contoh di atas menunjukkan jika rata-rata harga jersey klub lokal cukup mahal, hampir semuanya di atas 10 persen, bahkan ada yang mahal banget sampai menyentuh 18% dari pendapatan bulanan penduduk setempat. Angka 10% dari rata-rata pendapatan warganya itu mahal sekali, apalagi jika dibandingkan jersey klub di London yang tidak sampai menyentuh angka 4 persen. Apakah ini bedanya hidup di negara maju dengan negara berkembang kempis?

Meskipun mayoritas apparel klub sepak bola Indonesia sudah kerja sama dengan brand lokal dan tidak lagi menggunakan jenama Internasional seperti Nike, Adidas dan kawan-kawannya. Nyatanya, hal tersebut tidak lantas membuat harga jersey klub lokal murah meriah.

Jersey murah karena tiket mahal? Nanti dulu

Mungkin, ada di antara kalian yang berpikir, jersey liga Inggris memang ramah kantong suporter tapi tiket pertandingannya mahal sekali. Saya kira, asumsi tersebut tak sepenuhnya benar juga, jika kita melihat harga terendah ticket di Emirates Stadium kandang Arsenal yang terkenal mahal itu, harga tiket yang paling murah adalah 50 poundsterling atau sekitar Rp1 jutaan.

Kalau pendapatan orang London per bulan Rp56 juta, angka Rp1 juta hanya setara 1.7 persen dari total pendapatan bulanan. Harga ini bisa lebih murah kalau fans Arsenal membeli tiket kandang dalam satu musim sekaligus.

Mari kita bandingkan dengan tiket paling murah klub lokal, misalnya PSS Sleman vs Rans Nusantara awal tahun ini menjual tiket pertandingan paling murah Rp50 ribu. Jika kita hitung dengan pendapatan rata-rata (UMP) penduduk DIY (50000/2000000)x100=2.5 persen. Malah tetap lebih murah tiket Arsenal untuk fansnya dibandingan PSS Sleman, kan?

Tulisan ini tidak bermaksud untuk meminta Anda protes terhadap klub kesayangan, apalagi meminta Anda berhenti membeli jersey-nya dan menonton pertandingan. Tentu tidak, amat jauh dari itu malah. Pemasukan ini justru penting untuk klub. Yang ingin saya katakan adalah tentu saja upah pekerja Indonesia benar-benar murah. Tidak sebanding dengan harga barang di pasaran yang cukup tinggi. Kenaikan upah tahunan Indonesia selalu tidak sebanding dengan inflasi.

Itulah sebabnya gaji pekerja Indonesia (yang UMR) selalu terasa “tidak cukup” untuk membeli kebutuhan sekunder. Bisanya ya untuk membeli yang pokok-pokok saja. Itu pun ngos-ngosan, napas tersengal, kesusahan untuk bangkit. Sekarang, sudah tahu siapa yang patut dipelototin kan?

Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kebanggaan Semu Jersey Inggris Buatan Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version