#2 Trotoar dan JPO yang ramah pejalan kaki
Sejak 2022, sudah nggak terhitung angka kecelakaan yang terjadi di Jatinangor. Tak jarang, kecelakaan tersebut merenggut nyawa mahasiswa atau bahkan warga sekitar. Salah satu penyebab kecelakaan di Jatinangor adalah karena banyaknya kendaraan berat seperti truk yang melintas dan membuat beberapa kendaraan kecil, terutama pejalan kaki sering menjadi korban.
Adanya tol Cisumdawu, nggak membuat truk-truk ini akhirnya pindah haluan ke tol. Hal ini diperparah dengan buruknya trotoar yang membuat pejalan kaki harus sedikit berjalan di sisi jalan dan nggak adanya jembatan penyeberangan orang (JPO).
Menyeberang jalan di Jatinangor hanya untuk pergi ke kampus atau membeli jajanan yang tak seberapa akhirnya harus mempertaruhkan nyawa. Inilah yang membuat Jatinangor memerlukan jembatan pejalan orang atau minimal memperbaiki trotoar agar bisa meminimalisasi kecelakaan terhadap pejalan kaki.
Selain itu, untuk mengurangi kecepatan pengendara juga perlu dibangun semacam traffic calming seperti rambu-rambu, polisi tidur, dan semacamnya.
#3 Semacam co-working atau creative space yang nggak perlu bayar
Sebagai mahasiswa kere yang perlu diskusi entah soal tugas atau ikut organisasi, tentu kami mendambakan ruangan dengan sarana prasarana yang memadai. Memang sih di masa pandemi akhirnya ruang jadi nggak terbatas karena bisa dilakukan secara online, tapi sebagai mahasiswa yang sudah kuliah offline, pertemuan tatap muka tentu dibutuhkan. Meskipun sudah ada ruang sekre di kampus untuk mahasiswa, sekre cenderung eksklusif pada UKM atau organisasi tertentu. Makanya co-working atau creative space sangat dibutuhkan di Jatinangor.
Nggak perlu yang ada perosotannya kayak di Google atuh, co-working space yang dibutuhkan mahasiswa sebenarnya cuma tempat duduk dan WiFi kencang. Dan yang paling penting: gratis! Tapi, apakah ini memungkinkan untuk dibangun kalau fasilitas dasar seperti trotoar dan transportasi publik saja belum memadai?
Sebenarnya Rektor Unpad sendiri sudah punya niatan ingin membangun semacam co-working atau creative space untuk para mahasiswanya. Ya memang ruang seperti ini dibutuhkan mahasiswa yang butuh bercengkerama biar nggak perlu lagi memesan es air mineral untuk sekadar numpang WiFi-an.
Dibanding membangun hal-hal yang ada di kota dan memaksakan Jatinangor seperti kota dengan semakin melanggengkan gentrifikasi, saya pikir membangun hal-hal yang “menyejahterakan” mahasiswa dan mungkin warga sekitar lebih afdal dan esensial. Jadi, kalau keinginan hadirnya McD dari tahun-tahun sebelumnya akhirnya terealisasi oleh doa dan suara mahasiswa, kenapa hal-hal penting dan lebih sustainable kayak transportasi publik yang baik atau trotoar bagus nggak bisa terwujud? Toh, kami jadi mahasiswa hanya sementara, tapi jadi warga yang menderita adalah selamanya~
Penulis: Ananda Bintang
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Hal-hal Unik di Jatinangor yang Harus Diketahui Maba Unpad.