Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jangan Silau Dulu dengan Romantisme Kehidupan Dusun, Begini Kenyataan Sebenarnya

Dani Ismantoko oleh Dani Ismantoko
2 November 2020
A A
dusun orang desa kaya materialistis sederhana mojok.co

dusun orang desa kaya materialistis sederhana mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak yang mengatakan bahwa hidup di dusun itu enak. Nyaman, damai, tentram karena jauh dari kebisingan, orang-orangnya ramah, dan tidak berat hati untuk saling membantu satu sama lain. Sebuah romantisme yang membuat siapapun saja tertarik untuk menikmatinya.

Tidak sepenuhnya romantisme itu benar. Bagi saya, yang orang dusun merasakan bahwa di satu sisi, romantisme tentang kenyamanan, kedamaian, dan ketentraman itu memang benar adanya. Tetapi, ada sisi lain yang mengerikan, yang bahkan bisa menghapus romantisme tersebut begitu saja.

Tidak bisa dimungkiri bahwa dusun adalah lumbung kemiskinan. Ada juga orang-orang yang terbebas dari kemiskinan, namun persentasenya tentu saja lebih banyak yang miskin dari yang tidak.

Kehidupan dusun yang terkenal akur, saling membantu, gotong royong yang secara sekilas seperti menimbulkan rasa nyaman, damai, dan tentram adalah buah dari mengakali kemiskinan. Ketika ada salah seorang yang tidak punya cukup modal untuk hajatan, warga dusun akan saling membantu. Bukan tanpa prasyarat. Syaratnya adalah ketika ada orang lain yang menyelenggarakan hajatan, harus balik membantu.

Sampai pada titik itu masih normal-normal saja. Hubungan timbal balik yang wajar.

Namun, diam-diam orang-orang dusun muak dengan pola-pola seperti itu karena kadar yang seringkali berlebihan. Misalnya, hajatan yang diselenggarakan dalam waktu yang lama dan membuat para tetangga harus meluangkan banyak sekali waktu hanya untuk duduk-duduk di tempat hajatan, ngobrol ngalor ngidul tanpa jelas juntrungnya.

Dalam situasi dan kondisi lain, kebutuhan akan infrastruktur yang seringkali tertinggal membuat warga harus gotong royong dalam waktu-waktu yang tidak lazim. Malam-malam habis Isya’ ngecor jalan. Padahal keesokan harinya banyak warga yang harus bekerja mencari nafkah. Ada solusi lain sebenarnya. Gotong royong diselenggarakan di hari-hari libur. Tetapi, suara dominan yang memicu ketergesa-gesaan seringkali menutupi solusi yang sebenarnya lebih arif.

Sebenarnya permasalahan umumnya adalah seringkali warga tidak memedulikan efektivitas dan efisiensi. Alih-alih bergotong royong sesuai keperluan saja, supaya warga bisa istirahat sehingga tenaganya tidak terkuras habis karena keesokan harinya harus mencari nafkah, waktu selalu saja habis dengan nongkrong, ngobrol ngalor ngidul. Hal-hal semacam itu biasanya akan membuat warga sungkan untuk membubarkan diri, kalau belum ada mayoritas warga yang merasa harus membubarkan diri.

Baca Juga:

Realitas Pahit di Balik Hajatan: Meriah di Depan, Menumpuk Utang dan Derita di Belakang

Derita 3 Tahun Bertetangga dengan Pemilik Sound Horeg, Rasanya seperti Ada Hajatan Tiap Hari

Yang menjadi berbahaya adalah jika warga tidak kelihatan dalam arus yang tidak efektif dan efisien, dalam kasus tersebut, ngobrol ngalor ngidul pasca gotong royong ada ancaman yang cukup mengerikan, yaitu boikot. Biasanya yang dipikirkan di benak banyak orang adalah, “wah dia jarang kelihatan, kalau ada perlu tidak usah dibantu saja.”

Hal-hal yang tidak sehat semacam itu membuat warga dusun menjadi pandai melakukan tindakan-tindakan politis. Misalnya seperti ini, dalam gotong royong minim bekerja yang penting muka kelihatan atau setor muka dan ikut nimbrung ketika sesi ngobrol ngalor ngidul tiba. Dan akhirnya, dalam kegiatan apa pun prinsip yang penting muka kelihatan atau setor muka menjadi diikuti banyak orang. Padahal sebenarnya, lebih penting bergeraknya, atau kerjanya ketika ada kegiatan seperti gotong royong, alih-alih ngobrol tanpa juntrung.

Nyatanya, prinsip-prinsip semacam itu berhasil. Bahkan terkadang lebih menyelamatkannya di lingkup pergaulan dusun. Daripada orang yang rajin ketika bergotong royong tetapi tidak pernah ikut nimbrung ketika sesi ngobrol-ngobrol tiba justru kena boikot. Di sinilah muncul ketidakadilan-ketidakadilan yang banyak orang tidak sadar kemunculannya.

Salah seorang tetangga saya pernah mengatakan bahwa hidup di dusun itu berat. Tanpa banyak berpikir saya mengiyakan apa yang dikatakan tetangga saya tersebut dalam hati.

Harus siap gotong royong kapan saja, dalam hal apa saja, bahkan jika itu dilakukan di waktu-waktu yang tidak lazim. Dan terkadang kegiatan kita untuk mencari nafkah harus dikalahkan demi gotong royong itu. Kalau kita rajin dalam kegiatan dusun, menginisiasi banyak kebaikan bagi warga dusun jangan pernah berharap apa-apa, termasuk jangan berharap orang-orang yang terkena dampak dari kebaikan kita itu mengingat kebaikan yang pernah kita lakukan. Jangan mudah sakit hati, kalau warga dusun berbuat tidak mengenakkan pada diri kita, padahal kita sudah banyak berbuat baik kepadanya.

Saya kira, jika diperjelas, hal-hal semacam itulah yang membuat tetangga saya berpendapat bahwa hidup di dusun itu berat, yang juga saya iyakan dalam hati. Jika Anda belum pernah hidup di dusun dalam waktu yang lama jangan silau dulu deh dengan pendapat tentang romantisme kehidupan dusun yang dikatakan oleh orang-orang yang saya kira belum pernah mengalami hidup di dusun dalam waktu lama itu.

BACA JUGA Sulitnya Hidup Bertangga dengan Orang yang Tidak Paham Adab dan tulisan Dani Ismantoko lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2020 oleh

Tags: dusunHajatanKehidupanKemiskinanromantisasitetangga
Dani Ismantoko

Dani Ismantoko

Penulis yang kadang-kadang jadi guru MI

ArtikelTerkait

Program Wisata Unggulan: Investor Makin Kaya, Warga Lokal (Dibikin) Makin Miskin

Program Wisata Unggulan: Investor Makin Kaya, Warga Lokal (Dibikin) Makin Miskin

12 November 2022
Motor Honda ADV 160 Paling Cocok untuk Membungkam Mulut Tetangga yang Suka Nyinyir

Motor Honda ADV 160 Paling Cocok untuk Membungkam Mulut Tetangga yang Suka Nyinyir

20 April 2024
Lek-lekan Nganten, Kegiatan Bergadang Paling Berbahaya di Kampung Saya terminal mojok (1)

Lek-lekan Nganten, Kegiatan Bergadang Paling Berbahaya di Kampung Saya

8 Agustus 2021
Ungkapan Kekesalan untuk yang Menggelar Hajatan On the Road

Ungkapan Kekesalan untuk Mereka yang Gelar Hajatan On the Road

23 Februari 2020
Bandung Kota Romantis di Titik Tertentu Saja, Lainnya ya Suram Mojok.co kota bandung

Kota Bandung Itu Indah Cuma di Konten “Kenapa Bandung?”, Aslinya sih Penuh Masalah dan Nggak Terurus!

21 Maret 2024
nadin amizah orang miskin empati kemiskinan orang miskin mojok

Alasan Mengapa Orang Bisa Tidak Memiliki Empati Sampai Meminta Orang Miskin Jangan Punya Anak

17 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.