Kok bisa nggak ada yang ngasih tahu Pak Prabowo kalau beliau nonton Timnas pake link haram? Pada nggak sayang sama beliau?
Euforia kesuksesan Timnas Indonesia di ronde 3 kualifikasi Piala Dunia 2026 rasanya agak susah untuk berlalu. Para garuda fans masih belum move on sama dwigol Marselino Ferdinand pada kemenangan 2-0 atas Arab Saudi yang jadi kemenangan pertama terhadap Arab Saudi setelah sekian puluh tahun, sekaligus kemenangan pertama di ronde 3 kualifikasi Pildun 2026. Ini menjaga asa Indonesia untuk setidaknya lolos ke ronde 4. Oh, gini ya rasanya punya timnas jago.
Kebanggaan dan euforia timnas ini nggak hanya dirasakan oleh seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke, tapi juga oleh presiden kebanggaan kita bersama, yaitu Pak Prabowo Subiyanto. Di tengah lawatannya ke sejumlah negara, beliau masih menyempatkan diri untuk menyaksikan Timnas berlaga. Senang rasanya punya pemimpin yang selalu mendukung dan peduli sama putra-putri terbaiknya di kancah internasional begini.
Berdasarkan postingan di akun Instagram Pak Prabowo, di sela kegiatannya pada KTT APEC di Lima, Peru, beliau menyempatkan menonton pertandingan timnas vs Jepang lewat handphone. Begitupun saat Pak Prabowo sedang di Brazil di sela kegiatan G20 Summit 2024, di dalam kendaraan beliau juga menyempatkan nonton timnas vs Arab Saudi.
Bukannya menarik simpati, malah kena ulti
Tapi ini malah bikin heboh dan kesel netizen. Bukan karena Pak Prabowo mendukung timnas tapi karena beliau nonton pakai link bajakan. Kenapa netizen bisa tahu? Karena sebagian besar masyarakat Indonesia juga mengaksesnya, makanya sangat paham kalau tayangan tersebut adalah siaran bajakan dari link ilegal atau bahasanya netizen adalah link haram. “mana ada siaran legal tapi ada link Sawerianya?”, ujar salah satu netizen.
Sekelas presiden masih nonton siaran bola dari link haram? Ya begitulah. Ada statement bahwa perilaku pemimpin adalah cerminan dari perilaku rakyatnya. Dalam hal pakai link haram untuk nonton bola, statement ini benar adanya. Wong kebanyakan masyarakat juga begitu, sebelum pertandingan berselancar dulu di aplikasi sosmed yang satu huruf itu untuk mencari link.
Bukan salah Pak Prabowo lah
Lantas, apakah ini salah Pak Prabowo dan kita boleh memarahinya? Kalau dilihat di kedua postingan Pak Prabowo tersebut, ada lebih dari 12 ribu dan 21 ribu netizen yang ikut berkomentar dan sebagian besarnya menyalahkan Pak Prabowo. Menurut saya ini agak kurang tepat. Netizen nggak bisa juga menyalahkan sepenuhnya sama Pak Prabowo. Hal ini karena, beliau hanyalah bapak-bapak yang saya tebak nggak ngeh kalau siaran tersebut dari link bajakan.
Generasinya Pak Prabowo adalah tipikal bapak-bapak yang jangankan bedain link legal sama link haram, bedain mana tayangan sepak bola beneran sama video game seperti FIFA atau PES juga agak sulit. Bapak-bapak seperti itu kalau ada yang baru main game FIFA mungkin akan ikut nonton dan nimbrung dikira tayangan tersebut pertandingan bola beneran. Soalnya, bapak saya juga begitu.
Lalu siapa yang patut disalahkan? Menurut saya yang mungkin paling bisa disalahin adalah milenial atau gen z yang ada di sekitar Pak Prabowo. Entah itu orang yang memfoto Pak Prabowo, aspri, ajudan, atau siapalah yang saat itu ada di sekitar beliau. Seharusnya kan mereka lebih ngerti masalah begituan dan harusnya juga menunjukkan kepada Pak Prabowo link yang benar.
Kan bisa pake RCTI+
Nonton laga Timnas yang legal selain nonton di TV bisa lewat aplikasi RCTI+ walaupun kata banyak pelanggannya aplikasi tersebut sering trouble. Tapi karena pemilik RCTI dan MNC Group adalah ketua umum salah satu partai koalisinya Pak Prabowo, bisa jadi siaran RCTI+ khusus untuk Pak Prabowo jadi lancar. Atau bisa juga nonton live streaming di Youtube-nya AFC tapi harus pakai VPN dulu.
Masalahnya nggak hanya sekali, tapi dua kali Pak Prabowo tertangkap basah pakai link haram buat nonton timnas. Yang mestinya kita marahin adalah orang di sekitaran Pak Prabowo yang membiarkan hal tersebut terjadi. Bisa jadi orang-orang tersebut memang nggak sayang sama Pak Prabowo atau mereka nggak aware tentang pembajakan.
Jadi dari satu kasus sederhana ini, dapat ditarik kesimpulan kasar bahwa kalau Pak Prabowo dapat citra jelek itu bukan karena Pak Prabowonya sendiri tapi lebih karena orang-orang di sekelilingnya. Pak Prabowo mah terbaik. Makanya perlu ditegur Pak itu fotografer, ajudan, dan orang yang megang medsosnya Bapak. Kalau perlu diberi pembekalan di Akmil Magelang juga.
Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Erick Thohir Nggak Perlu Bikin Pernyataan Mundur, Bangun Pondasi Baru Setengah Masak Mau Cabut?