Bagi saya yang gampang mual-mual karena mabuk perjalanan, berkendara menggunakan mobil atau angkutan umum seperti angkot dan bus adalah tantangan. Jangankan naik sampai beberapa menit, mencium aroma mesin atau merasakan AC di dalam kendaraan sebentar saja sudah membuat perut saya bergejolak. Hal ini sudah saya rasakan bahkan sejak masih kecil. Ndeso, kata orang-orang.
Lantaran jarak kampus yang lumayan jauh dari rumah dan harus merantau, mau tak mau saya harus berhadapan dengan angkutan-angkutan umum tersebut. Setidaknya lima bulan sekali saya mesti menjadi pengguna angkutan umum untuk pulang atau pergi, biasanya menggunakan bus. Sebenarnya bisa saja sih naik motor, tapi kebetulan saya masih belum punya SIM. Alternatifnya ya pakai jasa transportasi umum.
Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, sebagai orang yang mudah mengalami mabuk perjalanan, saya juga selektif memilih angkutan yang benar-benar memihak pada nasib saya. Setidaknya saya harus mencari angkutan yang membuat saya tidak terlalu merasa pusing dan mual. Saya telah menjajal menaiki banyak bus yang ada di Madura-Jawa (kebetulan saya orang Madura). Sejauh ini, bus-bus yang ada tidak terlalu bermasalah. Saya merasa sedikit nyaman dan aman. Kadang terasa mual, tapi tak terlalu sering. Apalagi sejak merantau, saya jadi mulai terbiasa bepergian naik bus.
Ceritanya menjadi berbeda ketika saya mulai masuk ke salah satu armada bus milik PO AKAS, yakni NR. Beuh, bus AKAS NR bukan cuma bikin kepala pusing, tapi juga hidung dan sekujur tubuh saya lemas. Buat orang-orang yang tidak punya masalah dengan mabuk perjalanan, mungkin saya terlihat aneh dan lebay. Namun percayalah, bagi kami yang mengalaminya, kejadian ini lumayan menyiksa.
AKAS NR merupakan salah satu deretan bus di golongan Armada AKAS 2 dengan saudara-saudaranya, yakni Mila Sejahtera, Harapan Kita, Indonesia Abadi, dan Estu Jaya. Sekadar info, PO AKAS sendiri sudah merajai popularitas bus di Jawa Timur, termasuk di Madura. Saat ini, pengelolaan PO AKAS terbagi 4, yakni PO AKAS 1, PO AKAS 2, PO AKAS 3, dan PO AKAS 4. Dan bus AKAS NR tergolong armada AKAS 2.
Beberapa bus AKAS yang pernah saya coba, yakni dari PO AKAS 1, bagi saya masih terbilang ramah untuk penumpang dengan keluhan mabuk perjalanan. Sekalipun tanpa AC, penumpang lumayan bisa mendapatkan angin segar dari sela-sela jendelanya yang berlubang. Armadanya barangkali bisa dibilang sepuh, namun sangat ikonik.
AKAS sebenarnya memperbarui beberapa armadanya, termasuk bus AKAS NR yang sekarang diulas dalam tulisan ini. Namun, terlepas dari pelayanannya, bus AKAS NR memberi pengalaman buruk bagi saya sebagai penumpang dengan riwayat mabuk perjalanan.
Pertama, jarak antarkursi bus AKAS NR terlalu mepet. Ini adalah salah satu kekurangan bus AKAS NR yang cukup mengganggu penumpang seperti saya. Salah seorang teman kampus saya yang juga mengalami mabuk perjalanan mengeluhkan hal yang sama ketika memakai armada ini untuk pulang kampung. Jarak yang sempit ini membuat pandangan penumpang jadi kurang sehingga penumpang yang rawan mengalami mabuk perjalanan seolah disugesti untuk mual lebih cepat.
Beda dengan pengalaman saya naik bus AKAS 1. Space yang diberikan cukup luas, meski tak sampai bikin kaki selonjoran, setidaknya penumpang merasa sedikit lega. Selain itu, pencahayaan di dalam bus AKAS NR juga menambah kesumpekan yang dirasakan penumpang.
Kedua, AC bus AKAS NR agak berlebihan. Awalnya saya berpikir, mungkin saya agak fobia pada AC mobil atau AC dalam bus. Namun, saat menggunakan jasa PATAS atau bus Damri, keluhan soal AC tidak saya rasakan. Embusan angin dari AC kedua bus tersebut cukup dan normal, hal ini berbeda dengan AC bus AKAS NR yang saya pikir terkesan berlebihan.
Iya, saking dinginnya, embusan angin yang keluar dari AC bus AKAS NR seperti menyengat hidung. Apalagi aroma pengharum ruangan dan jarak antarkursi penumpang yang sempit tadi memperparah mabuk perjalanan saya. Rasa mual bahkan bisa terjadi sebelum bus berangkat.
Maka, buat kalian yang punya keluhan mudah mabuk perjalanan, jangan coba-coba naik armada bus AKAS NR. Meski tarif ekonomi dan (katanya) fasilitas sekelas PATAS, bus ini kurang cocok buat kalian yang gampang mabuk perjalanan. Yakin, deh!
Penulis: Aqil Husein Almanuri
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sleeper Bus Handoyo: Obat Tidur Berkedok Bus Antarkota.